Pembelajaran HOTS B’Limbing Manis: Jurus Jitu Pembelajaran di Masa Pandemi

by Redaksi
1 Komentar 939 Pembaca

Penulis : Reni Faridah, S. Pd. M.M (Guru Kelas 5 SDN Mekarjaya 12)

Menjadi guru di masa pandemi dengan pembelajaran jarak jauh, menuntut guru untuk dapat terus mempertahankan pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang mampu meletakan tugas dan fungsi guru dengan tepat sehingga guru mampu memainkan perannya dengan tepat sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Jika dikaitkan dengan karanteristik Pembelajaran Kurikulum 2013, pembelajaran berkualitas dapat diaplikasikan melalui kegiatan kegiatan memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat aktif melakukan aktivitas-aktivitas seperti Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasi, serta Mengkomunikasikan (5M), sehingga tercapai pula pembelajaran Abad 21 yang menuntut siswa untuk dapat menerapkan 4C yaitu Creativity, Collaboration, Critical thinking and Communication ( Kreatifitas, Kolaborasi, Berfikir kritis dan berkomunikasi).

Untuk menerapkan pembelajaran tersebut, penulis menerapkan Pembelajaran dengan sebutan B’Limbing yang berbuah Manis. Penulis mendapatkan inspirasi tersebut dari berbagai sudut pandang. Seperti kita ketahui bahwa Blimbing merupakan buah khas Kota Depok yang manis dan berkhasiat menurunkan tekanan darah atau hipertensi. Konon, Pembelajaran daring saat ini santer membuat darting para ibu yang menemani putra putrinya di rumah. Untuk itu penulis menentukan B’limbing sebagai sebuah solusi untuk mengatasi darting para ibu di rumah. Seperti apakah pembelajaran B’Limbing yang dimaksudkan penulis ? Mari kita simak paparan selanjutnya

Kalimat Blimbing Manis merupakan sebuah akronim dengan “Be” berasal dari kata “Berikan (kesempatan), “Lim” berasal dari kata Latih Melakukan, dan “Bing” berasal dari kata Bimbing (hingga tuntas). Adapun kata “Manis” merupakan akronim dari kata ‘Ma” yaitu Meningkatkan dan “Nis” yaitu Nilai siswa. Nilai siswa yang tentu tak hanya dalam sisi pengetahuan saja, melainkan secara lengkap mulai sikap yang meliputi sikap relijius dan sikap sosial, nilai pengetahuan, dan keterampilan. Satu hal yang jarang dilirik yaitu pencapaian Students Wellbeing, yaitu pencapaian kebahagiaan siswa selama belajar bersama guru. Hal ini dapat diketahui melalui refleksi belajar setiap hari yang tentu saja menggunakan moda atau alat interaksi baik lisan maupun tertulis.

                                                Gambar 1. Skema Pembelajaran B’Limbing Manis

Pembelajaran Blimbing  didesain untuk mengurangi hilangnya interaksi  (lost interaction) dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran yang hanya satu arah saja. Siswa disuguhi dengan pengiriman video pembelajaran lalu kemudian pemberian tugas, tanpa ada interaksi di dalam pembelajaran tersebut dari awal hingga akhir.

Pada ranah kompetensi pedagogik, salah satunya guru dituntut untuk dapat mengenal karakteristik siswa,. Hal ini menjadi sebuah tantangan besar di masa pandemi karena guru dan siswa tidak lagi secara langsung bertemu di sekolah. Untuk itulah pentingnya menemukan strategi melalui moda yang mampu dilakukan oleh seluruh atau sebagian besar siswa. Kondisi di lapangan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah melalui moda daring group Whatsapp . Meskipun sesekali dapat dilakukan pembelajaran melalui Zoom meeting atau Google Meet, namun tidak semua siswa dapat mengikuti dikarenakan berbagai keterbatasan perangkat yang dimiliki.

Meskipun hanya melalui perangkat whatsapp melalui handphone, namun guru tetap dapat memaksimalkan proses pembelajaran dengan menerapkan Pembelajaran “B’Limbing”

Konsep Konsep Pembelajaran B’limbing beserta penjelasannya dapat dipaparkan sebagai berikut :

Beri Kesempatan

Memberi kesempatan kepada siswa dalam proses pembelajaran seringkali terlupakan, terlebih di masa pembelajaran daring. Guru seringkali lupa bahwa tidak semua siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan hanya membaca sendiri, atau menyimak sendiri tanpa membutuhkan penjelasan penjelasan dari guru. Kesempatan yang tak boleh dilupakan untuk diberikan kepada siswa diantaranya kesempatan untuk bertanya dan  berpendapat. Keterampilan tersebut merupakan ketrampilan dasar agar kelak siswa memiliki jiwa berani mengemukakan pendapat dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga dapat berani mengaktualisasikan apa yang ada dalam benaknya, sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 28. Tentu dibarengi dengan penanaman karakter diantaranya bagaimana cara bertanya dan menyampaikan pendapat yang baik.

Dalam praktiknya pada pembelajaran daring melalui aplikasi group Whatsapp, pemberian kesempatan kepada siswa dapat diawali  melalui stimulus stimulus dari guru seperti , Siapa yang masih ingat pembelajaran minggu yang lalu ? Siapa yang hari ini sudah melakukan pembiasaan membantu ibu ? dan lain lain sebagainya. Mulailah dengan pertanyaan pertanyaan kebiasaan sehari-hari (daily activity), sehingga semua siswa dapat menjawabnya. Hal ini merupakan awal untuk membangkitkan semangat berpendapat pada saat kegiatan pembelajaran.

Tentu saja , setelah siswa memberikan pendapatnya jangan pernah lupa untuk memberikan tanggapan positif terhadap pendapat siswa. Jangan sesekali memberikan tanggapan negatif yang akan memberikan efek jera kepada siswa dalam berpendapat.

Pemberian kesempatan dalam pembelajaran dari aplikasi whatsapp, dapat dilakukan dengan tertulis, audio, ataupun audio visual. Jika dirasa melalui audio visual terlalu menghabiskan memory makan lebih baik dilakukan melalui pesan suara atau voice note.

Siswa akan merasa senang dan bersemangat serta merasa berada dalam ruang kelas meskipun hanya mendengar suara gurunya melalui voice note . Dengan demikian dipastikan tercapai hak siswa yaitu Student Wellbeing ( kebahagiaan siswa). Tercapai tidaknya student wellbeing, dapat kita lihat dari hasil refleksi pembelajaran pada akhir kegiatan pembelajaran.  Bagaimana perasaan kalian setelah belajar hari ini ? Dapat juga diberikan kesempatan kepada siswa untuk mengirim gambar  emoticon yang menggambarkan perasaan mereka melalui group whatsapp. Simple bukan ?

Latih Melakukan

Biasakan kepada siswa untuk terbiasa melakukan aktivitas aktivitas belajar sesuai kecakapan abad 21 yaitu 4C yaitu Creativity (kreativitas), Collaboration (kolaborasi), Critical Thinking (berpikir kritis), dan  Communication (komunikasi). Pada praktiknya pembelajaran yang didalamnya terhimpun kegiatan kegiatan tersebut, dipastikan pembelajaran yang berlangsung akan berkualitas.

Aspek aspek kecakapan abad 21 tersebut dapat diterapkan dalam penerapan model model pembelajaran pada kurikulum 2013 seperti  Project based Learning ( Pembelajaran berbasis proyek), Problem Based Learning ( Pembelajaran berbasis masalah), atau Discovery Learning ( Penemuan)  yang tertuang dalam perangkat pembelajaran yaitu RPP dengan sintaks-sintaksnya masing-masing.

Unsur unsur 4C dalam praktiknya pada pembelajaran daring, dapat dilakukan melalui kegiatan yang tertuang dalam LKPD ( Lembar Kerja Siswa) yang di di dalamnya terdapat aktivitas pembelajaran yang menggunakan kata kerja operasional yang HOTS ( Higher Order Thinking Skill) yang tentu tertuang dalam Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK), serta diturunkan ke dalam tujuan pembelajaran yang meliputi empat unsur yaitu ABCD ( Audience, Behaviour, Condition, and Dagree). Perlu diingat Kembali bahwa kata kata operasional yang dikatakan HOTS adalah y ang ada pada level kognitif C4 hingga C6.

Bimbing hingga tuntas

Dalam Undang Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa. Seperti itulah tugas dan fungsi utama guru terhadap siswanya. Hal tersebut hendaknya dilakukan dalam jadwalnya bersama siswa pada jam kerja guru bertatap muka maupun secara daring.

Kegiatan pembimbingan belajar siswa di masa pandemi sangat membutuhkan strategi yang jitu, di mana siswa tidak berada dekat atau berhadapan dengan guru. Untuk itu penulis berbagi beberapa Teknik pembimbingan belajar tuntas di masa pandemi. Kegiatan awal sama halnya seperti ketika berhadapan di dalam ruangan kelas yaitu menyapa siswa, namun bedanya saat ini kegiatan menyapa siswa dilakukan melalui tulisan, audio atau audio visual. Untuk moda paling sederhana group Whatsapp, guru dapat mengirimkan sapaan ucapan selamat pagi menanyakan kabar dan sebagainya melalui pesan suara atau voice note. Lalu dilanjutkan dengan pengiriman agenda kegiatan mulai dari kegiatan mengirim foto kehadiran dengan “gaya berbeda” yang ditentukan setiap harinya, hal ini dilakukan untuk menjaga keaslian foto kehadiran, sehingga guru betul betul yakin dan percaya bahwa siswa telah siap untuk belajar. Dan tentu pada saat terdapat siswa yang belum mengirimkan foto presensinya, segera dilakukan upaya yaitu  menghubungi secara pribadi untuk meminta konfirmasi. Dengan demikian orang tua maupun siswa merasa bahwa guru betul betul ada dan hadir meskipun pembelajaran tidak bertatap muka.

Kegiatan penanaman sikap religius dan nasionalis tetap dapat pula dilakukan meskipun belajar secara daring. Siswa dapat mengirimkan voice note pembacaan doa sebelum belajar dan tadarus surat pendek bagi yang beragama Islam serta dilanjutkan dengan pengiriman video lagu wajib Nasional di group Whatsapp. Dan… tak lupa menyampaikan tujuan pembelajaran setiap harinya, karena itu merupakan muara belajar harian. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti yaitu pembelajaran yang dapat dilakukan dengan berbagai model pembelajaran. Metoda yang paling laris dan tepat untuk digunakan oleh para guru saat ini adalah dengan menyimak video pembelajaran. Nah… bagaimana pembelajaran bermakna yang dilakukan pada pembelajaran yang menggunakan media audio visual ? yang pertama adalah berikan kepercayaan kepada siswa untuk dapat melakukan aktivitas pada LKPD atau Lembar Kerja Siswa yang di dalamnya terdapat Langkah Langkah yang jelas yang menuntun siswa melakukan pembelajaran bermakna. Tak lupa disela-sela siswa melakukan aktivitasnya berilah kesempatan kepada mereka untuk bertanya, berkolaborasi atau berdiskusi, bertanya jawab lalu kemudian pada saat konfirmasi hasil, berikan tanggapan, berikan reward meski hanya berupa kata kata atau kalimat memuji secara tertulis atau secara simbolis melalui emoticon whatsapp yang menarik.

Pada akhir kegiatan kegiatan pembelajaran menarik kesimpulan pembelajaran, lakukanlah bersama siswa. Awali dengan pertanyaan “apa saja yang sudah kita pelajari hari ini ? Kembali berikanlah kesempatan siswa untuk berbicara melalui voice note atau pesan tulisan. Lalu dilanjutkan dengan refleksi dan berdoa. Pada kegiatan refleksi pada pembelajaran daring, sangat mungkin dilakukan. Bahkan siswa dapat mengirimkan ekspresi dari apa yang dirasakannya melalui mengirim emoticon gambar pada aplikasi whatsapp. Menarik bukan ? Insha Allah tercapai students wellbeing atau kebahagiaan/kepuasan belajar siswa. Tak pernah ada kata sulit atau terhambat dalam pembelajaran di masa pandemi baik tatap muka terbatas maupun daring.

Banyak hikmah yang dapat dipetik dari setiap momentum seperti halnya saat ini tentu sudah sangat dapat dirasakan salah satunya yaitu semua menjadi melek teknologi, semua serba online semua serba daring. Meski kendala pastilah ada, namun tak ditampik banyak pula hikmah di balik kondisi ini. Pembuatan video mengajar dari guru menjadi trend belajar saat ini, kegiatan kegiatan seminar berubah menjadi webinar, termasuk kegiatan kolektif KKG dilakukan secara online. Melalui wadah KKG kemudian menjadi ajang berbagi ilmu dalam mengemas media pembelajaran di masa pandemi seperti membuat video pembelajaran, powerpoint interaktif, penggunaan pan tab dalam video pembelajaran, dan lain sebagainya. Semua itu tentu menambah kreatifitas guru yang bermanfaat bukan hanya di masa pandemi melainkan hingga ke masa yang akan datang karena merupakan karya teknologi yang menjadi salah satu bukti portofolio dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru. Bahkan tidak sedikit guru dari berbagai daerah yang telah menjadi sumber ilmu dengan menyediakan video video pembelajaran pada link youtube mereka sehingga dapat menebar manfaat bagi rekan sejawat di seluruh tanah air.

Menjadi guru adalah sebuah amanah yang harus dijalani dengan penuh dedikasi dalam segala kondisi. Lentur terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berjiwa futurisme dalam misi menggiring siswa menemukan potensi dalam dirinya sehingga dapat meraih masa depan gemilang dan pribadi yang berkarakter mulia. Semoga kita semua dapat senantiasa menjadi sebaik baiknya guru yang senantiasa menebar ilmu, menggali ilmu  dan menjadi suri tauladan bagi siapa saja khususnya para siswa. Man jadda wa jadda. ***

 

Baca juga

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel & foto di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi!!

1 Komentar

Anonymous 28/12/2021 - 1:52 pm

Keren

Reply