Saturday, March 15, 2025
Home Blog Page 3

SMK Ekonomika Gelar Pembiasaan Pagi Bermakna di Bulan Ramadhan

0

Swara Pendidikan (Limo, Depok)  – Dewan guru dan peserta didik SMK Ekonomika dari kelas 10 hingga 12 mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan pembiasaan pagi yang penuh makna. Kegiatan ini mencakup pembacaan shalawat bersama, shalat dhuha berjamaah, membaca Asmaul Husna, dan membaca Al-Qur’an secara bersama.

“Walaupun dalam suasana Ramadhan dan pelaksanaan Sumatif Tengah Semester (STS), kami tetap mengadakan kegiatan rutin pembiasaan pagi sebelum masuk kelas,” ujar Kepala SMK Ekonomika, Hj. Aliyah, S.Ag., M.Pd., saat ditemui jurnalis Swara Pendidikan di ruang kerjanya, Selasa (11/3/2025).

Menurutnya, di bulan Ramadhan tahun ini, selain mengadakan pesantren kilat, buka bersama, dan kegiatan berbagi, SMK Ekonomika secara konsisten melaksanakan kegiatan pembiasaan pagi. Dalam sehari, guru dan siswa bersama-sama membaca shalawat, melaksanakan shalat dhuha berjamaah, membaca Asmaul Husna, serta tadarus Al-Qur’an dengan target satu hari satu juz.

“Tentunya semua kegiatan ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa agar menjadi muslim yang cerdas, sholeh, dan sholeha serta selalu mencintai dan melaksanakan perintah agamanya,” ungkap Hj. Aliyah.

Lebih lanjut, Hj. Aliyah menekankan bahwa di era digitalisasi saat ini, sekolah harus mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan zaman dengan mengembangkan keterampilan serta memperkuat aqidah dan pemahaman spiritual mereka.

“Selain itu, sekolah juga harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, namun tetap menjaga keseimbangan dengan mengimplementasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari,” paparnya.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan peserta didik SMK Ekonomika tidak hanya unggul dalam akademik dan keterampilan, tetapi juga memiliki kepribadian yang berlandaskan nilai-nilai keislaman yang kuat. (Amr)

 

DKP3 Kota Depok Penuhi Kebutuhan Pokok Warga Depok Selama Ramadhan

0
DKP3 Kota Depok Penuhi Kebutuhan Pokok Warga Depok Selama Ramadhan

Swara Pendidikan (Bojongsari, Depok) – Gerakan  pangan murah yang diadakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) kota Depok bekerjasama dengan Bank Indonesia Jawa Barat, di gelar di halaman kantor kecamatan Bojongsari. Selasa (11/3/25).

“Kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat kota Depok selama bulan Ramadhan tentunya dengan harga di bawah harga pasar,”ungkap Kasi ketersedian dan distribusi pangan DKP3 kota Depok Puspa Mega saat di temui jurnalis Swara Pendidikan.

Lebih lanjut Mega mengatakan bersyukur di hari kedua ini kami bisa menggelar gerakan pangan murah untuk warga kecamatan Bojongsari yang sebelumnya kegiatan ini secara resmi dibuka oleh wakil walikota di lapangan Bola Cipayung.

“Gerakan pangan murah akan diadakan di 11 titik yang berbeda per kecamatan yang ada di kota Depok. Hal ini memang sudah menjadi komitmen program 100 hari pertama bagi pemerintah kota Depok,”ujarnya.

Menurutnya kegiatan ini selain untuk memenuhi kebutuhan pokok warga Depok tetapi untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan diantaranya harga pangan strategis diantaranya minyak, beras, gula pasir, sayuran, aneka daging dan lain sebagainya.

“Semoga dengan adanya Gerakan Pangan Murah (GPM), kebutuhan pokok masyarakat menengah kebawah kota Depok bisa terpenuhi dengan harga yang terjangkau dan kualitas barang yang baik,”harapnya. (Amr)

Aksari Sukma Bestari Juara 1 Duta Qur’an Tingkat Kota Depok

0
Aksari Sukma Bestari Siswa SDN Pondok Petir 03 foto bersama Kepala SDN Pondok Petir 03 Trias Mira (Kanan) dan Ela Nurlela, guru pembimbing.

Swara Pendidikan (Bojongsari, Depok) Siswi SDN Pondok Petir 03, Aksari Sukma Bestari, berhasil meraih Juara 1 dalam kompetisi Duta Qur’an tingkat SD se-Kota Depok di kategori putri, yang digelar pada Jumat-Sabtu, 7-8 Maret 2025 di aula lantai 10, gedung Baleka 2.

 Aksari, kelas 3 B, berhasil menunjukkan kemampuannya dalam menghafal Al-Qur’an setelah belajar tahfidz sejak tahun 2024 di Masjid Al Muhajirin di lingkungan rumahnya.

Kepala SDN Pondok Petir 03, Trias Mira menyampaikan rasa bangganya atas prestasi Aksari. “Kami sangat bangga atas prestasi Aksari yang telah meraih juara 1 Duta Qur’an tingkat Kota Depok. Semoga ini dapat memotivasi siswa lainnya untuk terus bersemangat menghafal Qur’an dan berprestasi,” kata Trias di ruang guru, Selasa (11/3/2025).

Guru pembimbing Aksari, Ela Nurlela mengungkapkan bahwa Aksari memiliki kemampuan hafalan Qur’an yang luar biasa.

“Aksari sudah menguasai hafalan yang cukup banyak. Di sekolah, ketika kami belajar sambung ayat, Aksari selalu bisa menguasai dengan baik,” ujarnya. Ela menambahkan, setiap pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), semua siswa diwajibkan untuk membaca Qur’an, khususnya Juz 30, di kelas.

Aksari, yang akrab dipanggil Aksa, berkompetisi di tingkat kecamatan setelah didaftarkan melalui formulir online. Ia berhasil lolos sebagai salah satu dari tiga besar peserta putri di tingkat kecamatan. Dari 22 peserta yang berasal dari seluruh kecamatan di Kota Depok, Aksari berhasil meraih posisi pertama.

“Jumlah peserta dari tingkat SD ada 22 orang, terdiri dari 11 putra dan 11 putri. Aksari berhasil meraih juara pertama setelah melalui proses penilaian dari tim juri,” jelas Ela.

Sebagai pendamping dan guru pembimbing, Ela mengungkapkan kebanggaannya terhadap prestasi Aksari. “Saya sangat bangga dengan prestasi Aksari. Namun, saya berharap Aksari tidak cepat merasa puas. Masih banyak ilmu dalam Qur’an yang harus dipelajari, dan yang terpenting adalah terus belajar,” pesan Ela kepada Aksari.

Aksari Sukma Bestari sendiri mengungkapkan bahwa ia telah menghafal Juz 1, 29, dan 30.

“Saya sudah hafal tiga juz: Juz 1, 29, dan 30. Saya belajar tahfidz Qur’an di Masjid Al Muhajirin sejak tahun 2024, di sekitar rumah saya di Kelurahan Pondok Petir,” ucap Aksari. (Dib)

 

Puasa Ramadan sebagai Model Pendidikan Keluarga: Mengajarkan Nilai-Nilai Kehidupan Sejak Dini

0
Vector illustration of Cartoon happy Muslim family celebrating in Iftar party

Puasa Ramadan bukan hanya sekadar ibadah ritual yang dilaksanakan oleh umat Islam, tetapi juga dapat menjadi model pendidikan keluarga yang sangat efektif. Ibadah puasa menawarkan peluang luar biasa bagi orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dalam hal religiusitas, membentuk karakter, dan menanamkan nilai-nilai positif. Melalui puasa, orang tua dapat mengajarkan anak-anak tentang kedisiplinan, tanggung jawab, dan rasa syukur, dengan dukungan penuh dari keluarga dan masyarakat sekitar.

Puasa Sebagai Pendidikan Akidah dan Ibadah

Dalam kitab Tarbiyatul Awlad, Abdullah Nashih Ulwan menyebutkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan orang tua untuk melatih anak-anak mereka mendirikan salat sejak usia 7 tahun. Perintah ini bukan hanya berlaku untuk salat, tetapi juga untuk puasa. Orang tua diharapkan dapat melatih anak-anak mereka secara bertahap untuk menjalankan ibadah puasa, mengajarkan mereka untuk merasakan kedekatan dengan Allah, serta membiasakan mereka dalam menjalani ibadah dengan penuh kesadaran dan keteladanan.

Puasa di bulan Ramadan mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kedisiplinan, serta mengingatkan mereka bahwa Allah selalu mengawasi segala perbuatan. Walaupun anak bisa bersembunyi dari pandangan orang lain, mereka tidak akan berani makan atau minum selama berpuasa, karena mereka meyakini bahwa Allah mengetahui segala hal yang mereka lakukan. Inilah nilai pendidikan akidah yang sangat penting, yang tidak hanya berhenti pada pengakuan akan keberadaan Allah, tetapi juga terwujud dalam perilaku anak sehari-hari.

Selain itu, melalui puasa, keluarga dapat melibatkan anak-anak dalam ibadah lainnya seperti salat berjamaah, Tarawih, tadarus Al-Qur’an, zikir, dan berinfak. Kegiatan-kegiatan ini dapat mengajarkan mereka tentang kebersamaan dalam beribadah, serta mendidik mereka untuk menjadi hamba yang saleh.

Membangun Karakter melalui Puasa

Puasa Ramadan juga merupakan sarana pendidikan akhlak yang sangat baik. Melalui proses menahan diri dari makan, minum, dan nafsu duniawi lainnya, anak-anak dilatih untuk menjadi pribadi yang disiplin, sabar, dan jujur. Selain itu, puasa mengajarkan pentingnya empati kepada sesama, karena anak-anak akan merasakan bagaimana sulitnya berpuasa di tengah keterbatasan, dan ini dapat membangun rasa peduli terhadap orang yang kurang beruntung.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya menggunjing dan berdusta merusak puasa” (H.R. At-Tirmidzi), puasa mengajarkan anak-anak untuk menjaga ucapan dan perbuatan mereka agar tetap dalam batas-batas yang baik. Mereka dilatih untuk tidak hanya menjaga tubuh mereka dari makanan dan minuman, tetapi juga menjaga hati dan lisan mereka dari hal-hal yang merusak akhlak.

Mengelola Emosi dan Psikologi Anak

Puasa Ramadan juga memberikan peluang bagi orang tua untuk mendidik anak-anak dalam mengelola emosi. Selama bulan puasa, umat Islam dianjurkan untuk menghindari pertengkaran, kemarahan, dan perasaan negatif lainnya. Puasa mengajarkan pentingnya pengendalian diri dan bagaimana mengelola perasaan, sehingga anak-anak dapat belajar menjadi pribadi yang tenang dan bijaksana dalam menghadapi situasi yang menantang.

Pentingnya Pendidikan Komunikasi dalam Puasa

Puasa juga mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik. Orang yang berpuasa diajarkan untuk berbicara dengan kata-kata yang baik, sopan, dan bermanfaat. Hal ini tidak hanya mempererat hubungan antar individu, tetapi juga menguatkan silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah. Dalam konteks ini, puasa mengajarkan bahwa kata-kata yang keluar dari mulut seseorang harus mencerminkan kebaikan dan manfaat, serta menghindari percakapan yang sia-sia atau berbau negatif.

Pendidikan Amar Ma’ruf Nahi Munkar: Menanamkan Nilai Kebenaran

Salah satu aspek penting dari puasa adalah pendidikan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu mengajak orang untuk berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Puasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga diri dari perbuatan yang dilarang Allah. Anak-anak dilatih untuk mengenali mana yang benar dan mana yang salah, serta bagaimana berdakwah dan mengajak orang lain untuk hidup sesuai dengan ajaran Islam.

Kesimpulan: Puasa Sebagai Pondasi Pendidikan Karakter

Puasa Ramadan memiliki banyak hikmah yang bisa diambil, tidak hanya untuk meningkatkan kualitas ibadah, tetapi juga sebagai sarana pendidikan keluarga yang sangat efektif. Dengan puasa, orang tua dapat mendidik anak-anak mereka dalam berbagai aspek kehidupan, seperti akidah, ibadah, akhlak, psikologi, komunikasi, dan nilai-nilai moral. Melalui pendidikan yang berkesinambungan selama bulan Ramadan, anak-anak diharapkan dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, bertakwa, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan bijaksana.

Dengan demikian, puasa bukan hanya ritual ibadah, tetapi juga model pendidikan keluarga yang mendalam, yang mendidik anak-anak sejak dini agar mereka dapat menjadi generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan dekat dengan Allah.

Penulis : NJ Saputra (Redaktur Swara Pendidikan)

Siswa SDN Limo 2 Ukir Prestasi Nasional di Lomba Tari Kreasi Nusantara

0
Siswa SDN Limo 2 berhasil menyabet Juara 1 dengan Tarian Wak Wak Gung dan Juara 3 dengan Tarian Semut.

Swara Pendidikan (Limo, Depok) – Peserta didik SD Negeri Limo 2 berhasil mengharumkan nama sekolah dengan meraih prestasi gemilang dalam Lomba Tari Kreasi Daerah Nusantara tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Putri Nawangsari Indonesia di Points Mall Lebak Bulus, Jakarta. SDN Limo 2 berhasil menyabet Juara 1 dengan Tarian Wak Wak Gung dan Juara 3 dengan Tarian Semut.

“Bersyukur dalam beberapa waktu terakhir, SDN Limo 2 telah banyak meraih prestasi bergengsi di tingkat nasional,” ujar Kepala UPTD SDN Limo 2, Dr. Triningsih, S.Pd SD, M.Pd, kepada jurnalis Swara Pendidikan pada Senin (10/3/2025).

Menurutnya, pencapaian ini merupakan hasil kerja sama yang baik antara kepala sekolah, dewan guru, pihak sanggar Yayasan Putri Nawangsari Indonesia, serta dukungan penuh dari orang tua siswa.

“Saya di sekolah akan selalu memberikan dukungan dan ruang kepada seluruh peserta didik agar kompetensi serta bakat mereka dapat berkembang dan mampu mengharumkan nama baik sekolah, keluarga, serta tentunya Kota Depok yang kita cintai,” ungkap Triningsih.

Berikut nama peserta didik SDN Limo 2 yang berhasil membawa piala:

Juara 1 Lomba Tari Kreasi Daerah Nusantara (Tari Wak Wak Gung)

  1. Syahira Khalilofa (3B)
  2. Sylfa Aqila Nadin (3B)
  3. Nafiza Azalea Sukma (3B)
  4. Delisha Kirana Azahra
  5. Fatimah Athaya Bassamah (3C)
  6. Chayra Fayyola Nadifa (3C)
  7. Intan Shakila Adhristi (3B)
  8. Niken Shabiya Prihamulyo (1C)
  9. Eveline Tamariska Sinaga (1A)

Juara 3 Lomba Tari Kreasi Daerah Nusantara (Tari Semut)

  1. Nesia Athaillah (2C)
  2. Alma Adiba Khansa S. (2A)
  3. Nasyha Qurroya Ayun (2B)
  4. Alysia Hanifatu Rohani (1A)
  5. Alyfia Hanifatu Sa’diyah (1A)
  6. Riskana (1C)
  7. Zalfa Shakilla Akhmad (1C)
  8. Mikhayla Azzalea Aruvie (1A)
  9. Fayra Khairina Azzahra (1B)
  10. Qiandra Elda Ramadhanti (1C)

Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa SDN Limo 2 terus berkomitmen dalam mendukung pengembangan bakat dan prestasi siswa di bidang seni budaya. Diharapkan, prestasi ini semakin memotivasi peserta didik lainnya untuk terus berkreasi dan berkompetisi di berbagai ajang nasional maupun internasional. (Amr)

Pemerintah Kota Depok dan Badan Pangan Nasional Selenggarakan Gerakan Pangan Murah

0
Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah, S.Kom, yang didampingi oleh Ketua Tim Pokja Stabilisasi Pasokan Pangan Badan Pangan Nasional, Yudhi Harsatriadi Sandyatma, Camat Cipayung, serta seluruh kepala kelurahan di Kecamatan Cipayung.

Swara Pendidikan (Cipayung, Depok) – Pemerintah Kota Depok bersama Badan Pangan Nasional mengadakan Gerakan Pangan Murah yang diselenggarakan di Lapangan Sepak Bola Cipayung pada Senin, 10 Maret 2025. Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah, S.Kom, yang didampingi oleh Ketua Tim Pokja Stabilisasi Pasokan Pangan Badan Pangan Nasional, Yudhi Harsatriadi Sandyatma, Camat Cipayung, serta seluruh kepala kelurahan di Kecamatan Cipayung. Senen (10/3/25).

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah, S.Kom, mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya gerakan ini.

“Alhamdulillah, hari ini saya dapat membuka Gerakan Pangan Murah yang merupakan program keberhasilan kami bersama Wali Kota Depok. Gerakan ini akan kami adakan di seluruh Kota Depok dengan tujuan stabilisasi harga untuk menekan laju inflasi agar harga kebutuhan pokok tetap terjangkau bagi seluruh masyarakat, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pokja Stabilisasi Pasokan Pangan Badan Pangan Nasional, Yudhi Harsatriadi Sandyatma, menjelaskan bahwa gerakan ini diinisiasi secara terpusat oleh Badan Pangan Nasional dan implementasinya dilakukan oleh pemerintah provinsi serta kota.

“Kota Depok menjadi salah satu kota di Indonesia yang berhasil berkolaborasi dalam mengimplementasikan Gerakan Pangan Murah bagi masyarakatnya. Adapun barang sembako yang tersedia dalam gerakan ini antara lain beras, minyak goreng, gula pasir, daging sapi/kerbau, bawang merah/putih, cabai, daging ayam, dan telur,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yudhi menekankan bahwa harga bahan pokok yang dijual dalam gerakan ini berada di bawah harga pasar.

“Harga lebih murah karena kami bekerja sama dengan BUMN, yaitu Bulog, ID Food, serta distributor petani dan peternak,” tambahnya.

Selain itu, Yudhi mengapresiasi responsivitas Pemerintah Kota Depok dalam mendukung program pangan murah ini.

“Saya berterima kasih dan mengapresiasi Kota Depok sebagai kota yang paling responsif. Tidak hanya mengadakan Gerakan Pangan Murah, tetapi juga berkomitmen untuk membuka kios pangan murah minimal satu di setiap kelurahan guna membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau secara permanen,” tandasnya.

Gerakan Pangan Murah ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan menjadi langkah nyata dalam menjaga stabilitas harga serta ketersediaan bahan pangan di Kota Depok. (Amr)

Siswa SDN Cipayung 1 Ikuti Ujian Tengah Semester dalam Keadaan Puasa

0
Seluruh siswa SD Negeri Cipayung 1 mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) pada Senin, 10 Maret 2025.

Swara Pendidikan (Cipayung, Depok)– Seluruh siswa SD Negeri Cipayung 1 mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) pada Senin, 10 Maret 2025. Ujian dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama dimulai pada pukul 07.00 hingga 11.00 WIB, sedangkan sesi kedua berlangsung mulai pukul 11.00 hingga 14.00 WIB.

Kepala SDN Cipayung 1, Muchtar, S.Pd mengungkapkan, meskipun ujian dilaksanakan di tengah suasana bulan puasa, para siswa tetap menunjukkan semangat yang tinggi.

 “Alhamdulillah, meskipun pelaksanaan UTS bertepatan dengan bulan puasa, para siswa tetap semangat mengikuti ujian. UTS ini, insya Allah, akan dilaksanakan selama lima hari, dari Senin hingga Jumat,” ucapnya.

Muchtar menjelaskan tujuan UTS ini untuk mengukur pencapaian akademik siswa setelah menjalani proses pembelajaran selama setengah semester. Selain itu, ujian ini juga digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan selama periode tersebut.

“Pelaksanaan UTS di SD ini bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian siswa setelah belajar setengah semester. Dengan begitu, kita dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan,” imbuhnya.

Muchtar juga berharap pelaksanaan UTS tidak mengganggu ibadah puasa para siswa. “Semoga pelaksanaan UTS serentak di Kecamatan Cipayung ini tidak menghambat ibadah puasa para peserta didik, dan mereka tetap bisa menjalani ujian dengan lancar tanpa mengurangi kekhusyukan beribadah,” harapnya. (Amr)

 

Siswa SDN Sawangan 02 Raih Peringkat 3 Duta Qur’an Kota Depok

0
Azka Faeza Asfar siswa kelas 5 SDN Sawangan 02 Juara 3 Duta Qur’an tingkat Kota Depok foto bersama Kepala SDN Sawangan 02 dan para guru.

Swara Pendidikan (Sawangan, Depok) – Azka Faeza Asfar, siswa kelas 5 SDN Sawangan 02, berhasil meraih peringkat ke-3 dalam lomba Duta Qur’an tingkat Kota Depok yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, pada Sabtu (8 Maret 2025) di aula Lt.10. gedung Baleka 2.

Kepala SDN Sawangan 02, Andi Wijaya, sangat mengapresiasi prestasi yang diraih oleh Azka. Andi mengatakan kemenangan Azka merupakan hasil dari kerja keras dalam berlatih tiga kali dalam seminggu di sekolahnya bersama guru Aulia Rahman dan Mansur.

“Kami sangat bangga dengan prestasi Azka yang berhasil meraih juara 3 kategori putra dari 22 finalis yang masuk grand final. Semoga keberhasilan ini dapat memotivasi siswa lainnya untuk lebih mencintai Al-Qur’an dan meraih prestasi yang membanggakan,” kata Andi.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para guru yang telah membimbing siswa dengan penuh dedikasi.

Salah satu guru pembimbing, Mansur mengatakan bahwa dirinya bersama rekannya, Aulia Rahman, memberikan bimbingan kepada Azka dalam mempersiapkan lomba ini.

“Kami sangat mendukung penuh Azka dalam mengikuti lomba Duta Qur’an. Selain Azka, ada juga Khanza Sarah Diva, peserta putri yang ikut berkompetisi, namun belum berhasil meraih juara. Meskipun begitu, Khanza memiliki prestasi yang membanggakan di tingkat Kecamatan Sawangan,” ujar Mansur.

Azka Faeza Asfar sendiri mengungkapkan rasa terkejut dan syukurnya atas pencapaian ini. Ia tidak menyangka bisa meraih juara 3.

“Awalnya, saya ikut Duta Qur’an karena disarankan oleh guru dan mendapat dukungan penuh di sekolah. Selain itu, saya juga belajar di TPQ di rumah setiap hari Senin dan Jumat selama dua bulan terakhir, yang tentu sangat membantu dalam persiapan saya,” kata Azka dengan semangat.

Dengan raihan ini, SDN Sawangan 02 semakin membuktikan komitmennya dalam memajukan pendidikan agama dan memperkenalkan Al-Qur’an kepada siswa. Kepala sekolah berharap prestasi ini menjadi inspirasi bagi seluruh siswa untuk terus mengembangkan potensi mereka di bidang agama dan akademik. (Dib)

Seni Memimpin di Satuan Pendidikan dan Kelas

0
Seni Memimpin di Satuan Pendidikan dan Kelas

Oleh : Arif Suryadi, M.Pd (Kepala Satuan Pendidikan SDN RRI Cisalak Depok)

 

Pendahuluan

Pemimpin di satuan pendidikan, baik itu Kepala Satuan Pendidikan maupun Guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan arah dan kualitas pendidikan. Sebagai penggerak utama dalam sistem pendidikan, mereka bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya potensi peserta didik dan pengembangan profesionalisme staf pengajar. Namun, kepemimpinan dalam dunia pendidikan tidak dapat hanya dilihat dari kemampuan memenuhi kewajiban administratif atau sekedar pencapaian target akademik semata. Kepemimpinan yang efektif seharusnya didasari oleh komitmen yang lebih dalam, yakni hati, empati, dan visi yang jelas. Seorang pemimpin yang baik bukan hanya sekedar mengarahkan atau mengelola kegiatan di sekolah, tetapi juga mampu menginspirasi, memberikan dukungan, dan membimbing setiap individu dalam satuan pendidikan untuk tumbuh, berkembang, serta mencapai potensi terbaik mereka. Sebab, pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, melainkan juga tentang bagaimana menciptakan sebuah komunitas belajar yang saling mendukung dan berorientasi pada perkembangan menyeluruh.

Latar Belakang

Kepemimpinan dalam dunia pendidikan, baik itu oleh Kepala Satuan Pendidikan maupun oleh seorang Guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, memegang peranan yang sangat vital dalam membentuk kualitas dan arah pendidikan. Pendidikan bukan hanya tentang proses transfer pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu. Sebagai pemimpin, baik Kepala Sekolah maupun Guru, memiliki tanggung jawab besar untuk tidak hanya memenuhi kewajiban administratif, tetapi juga untuk memastikan terciptanya pengalaman belajar yang bermakna bagi setiap siswa. Namun, kepemimpinan dalam dunia pendidikan tidak hanya dapat diukur melalui kemampuan administratif atau keberhasilan dalam mencapai tujuan akademik semata. Kepemimpinan yang efektif harus dilandasi oleh nilai-nilai yang lebih mendalam seperti hati, empati, dan visi yang jelas. Pemimpin pendidikan yang baik bukan hanya mengarahkan atau mengelola kegiatan, tetapi juga harus mampu menginspirasi, memberi motivasi, serta mendukung setiap individu dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri mereka. Pemimpin tersebut harus memiliki kemampuan untuk memahami kebutuhan, perasaan, dan potensi orang-orang di bawah kepemimpinannya, serta membantu mereka mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, membangun kepemimpinan yang penuh empati dan visi jelas menjadi suatu keharusan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang produktif, harmonis, dan berkelanjutan.

Permasalahan

Pemimpin pendidikan, baik Kepala Satuan Pendidikan maupun Guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, seringkali menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dalam menjalankan peran mereka. Tantangan-tantangan ini tidak hanya berkaitan dengan masalah administratif atau teknis, tetapi juga melibatkan aspek emosional dan sosial yang mempengaruhi lingkungan pendidikan secara keseluruhan. Pemimpin pendidikan menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, yang tidak hanya terkait dengan manajemen administrasi, tetapi juga dengan kemampuan untuk mengelola keberagaman, teknologi, sumber daya, serta hubungan dengan orang tua dan masyarakat. Untuk menjadi pemimpin yang efektif, penting bagi kepala sekolah dan guru untuk mengembangkan keterampilan dalam berbagai bidang ini, mengelola stres, dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Meskipun tantangan-tantangan ini besar, dengan kepemimpinan yang visioner dan penuh empati, masalah-masalah ini dapat diatasi dan diubah menjadi peluang untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik.

Tujuan

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menggali dan memahami peran penting kepemimpinan dalam dunia pendidikan, baik oleh Kepala Satuan Pendidikan maupun oleh Guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, dalam membentuk kualitas dan arah pendidikan. Artikel ini bertujuan untuk menekankan bahwa kepemimpinan yang efektif dalam pendidikan tidak hanya terfokus pada aspek administratif atau pencapaian akademik, tetapi juga harus dilandasi oleh nilai-nilai hati, empati, dan visi yang jelas. Selain itu, artikel ini bertujuan untuk menunjukkan pentingnya pemimpin pendidikan yang dapat menginspirasi, mendukung, dan membimbing individu-individu di bawah kepemimpinannya, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa. Diharapkan melalui pemahaman ini, para pemimpin pendidikan dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan mereka dengan mengintegrasikan empati dan visi yang jelas dalam setiap langkah yang diambil, sehingga tercipta sebuah lingkungan pendidikan yang harmonis.

Pembahasan

Pentingnya Empati dan Visi yang Jelas dalam Kepemimpinan.

Kepemimpinan yang efektif dalam dunia pendidikan atau organisasi apapun tidak hanya ditentukan oleh keterampilan teknis atau kemampuan administratif. Dua elemen kunci yang sering kali menentukan keberhasilan seorang pemimpin adalah empati dan visi yang jelas. Kedua kualitas ini sangat penting, terutama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung, penuh inspirasi, dan memiliki tujuan bersama. Berikut adalah penjelasan mengenai pentingnya kedua aspek tersebut dalam kepemimpinan:

  1. Empati yang Kuat dan Memahami Kebutuhan Tim

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan serta perspektif orang lain. Dalam kepemimpinan, empati berperan penting karena seorang pemimpin yang empatik dapat:

Menciptakan Lingkungan yang Positif, Pemimpin yang empatik akan mampu menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung bagi timnya. Mereka peka terhadap kebutuhan, tantangan, dan kekhawatiran yang dihadapi oleh anggota tim, baik itu siswa, guru, atau staf lainnya. Dengan demikian, anggota tim merasa dihargai dan didukung, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi dan kinerja mereka.

Meningkatkan Komunikasi dan Kolaborasi, Empati memungkinkan pemimpin untuk berkomunikasi secara lebih terbuka dan penuh perhatian. Pemimpin yang mendengarkan dengan empati akan lebih mudah memahami masalah dan memberikan solusi yang sesuai. Hal ini sangat penting untuk mendorong kolaborasi yang produktif dan menciptakan kerja tim yang solid.

Mengelola Konflik dengan Bijak, Dalam setiap organisasi, terutama di dunia pendidikan, konflik dan perbedaan pendapat adalah hal yang tidak dapat dihindari. Pemimpin yang empatik mampu mengelola konflik dengan cara yang konstruktif, karena mereka memahami perasaan dan perspektif kedua belah pihak, serta mencari jalan tengah yang adil bagi semua.

Meningkatkan Kepuasan dan Kesejahteraan, Pemimpin yang menunjukkan empati terhadap kebutuhan emosional dan profesional timnya cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi di antara staf dan siswa. Mereka merasa lebih dihargai, yang berimbas pada produktivitas dan semangat kerja yang lebih baik.

  1. Memberikan Arah dan Visi yang Jelas

Visi yang jelas adalah pandangan jauh ke depan yang mencerminkan tujuan jangka panjang dan aspirasi pemimpin untuk tim atau organisasi yang dipimpinnya. Sebuah visi yang jelas sangat penting dalam kepemimpinan karena:

Memberikan Arah dan Fokus, Tanpa visi yang jelas, sebuah organisasi atau tim dapat kehilangan arah. Pemimpin yang memiliki visi yang terang dan terarah dapat memberikan tujuan yang jelas bagi semua pihak terkait. Visi ini menjadi pedoman dalam mengambil keputusan dan menetapkan prioritas, sehingga semua orang dalam tim tahu kemana arah yang harus dicapai.

Mendorong Inovasi dan Perubahan Positif, Visi yang kuat sering kali mencakup perubahan atau inovasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Pemimpin yang memiliki visi yang jelas dapat mendorong tim untuk berpikir kreatif, berinovasi, dan bekerja lebih keras untuk mewujudkan perubahan positif yang akan membawa organisasi menuju kemajuan.

Memberikan Motivasi dan Inspirasi, Visi yang jelas bukan hanya memberi arah, tetapi juga menginspirasi. Pemimpin yang mampu berbagi visi dengan cara yang menggugah dan menyentuh hati akan dapat menggerakkan anggota tim untuk bekerja dengan semangat dan antusiasme. Visi ini menjadi pendorong utama yang menumbuhkan rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap tujuan bersama.

Memperkuat Identitas dan Budaya Organisasi, Visi yang jelas juga membantu membangun identitas organisasi dan menguatkan budaya kerja. Setiap keputusan dan tindakan yang diambil akan selalu merujuk pada visi tersebut, sehingga anggota tim merasa memiliki tujuan yang sama dan bekerja dengan semangat kolektif.

Keterkaitan Empati dan Visi dalam Kepemimpinan

Meskipun empati dan visi adalah dua elemen yang berbeda, keduanya saling melengkapi dalam kepemimpinan yang efektif:

Empati Meningkatkan Pemahaman terhadap Visi, Pemimpin yang empatik tidak hanya mengerti perasaan anggota tim, tetapi juga mampu mengkomunikasikan visi dengan cara yang lebih personal dan mendalam. Mereka bisa menghubungkan visi organisasi dengan kebutuhan dan aspirasi individu, sehingga setiap orang merasa bahwa mereka memiliki peran dalam mencapai visi tersebut.

Visi yang Jelas Mendorong Pemimpin untuk Mengarahkan Empati, Seorang pemimpin dengan visi yang jelas tahu apa yang perlu dicapai dan bagaimana hal itu akan memengaruhi tim secara keseluruhan. Dengan pemahaman itu, pemimpin akan lebih mampu menunjukkan empati dengan mengarahkan perhatian mereka pada kebutuhan dan tantangan yang dihadapi anggota tim dalam perjalanan menuju pencapaian visi, berikut adalah beberapa pembahasan antara empati, visi dan  kempemimpinan :

1. Empati

Sebagai pemimpin di dunia pendidikan, menunjukkan empati yang tulus kepada setiap Guru, sfaf dan siswa adalah hal yang utama. Seorang pemimpin harus mampu mendengarkan, memahami, dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Tidak cukup hanya sekadar memenuhi kewajiban atau menjalankan tugas atau lebih parah lagi hanya sekedar menggugurkan tugas tanpa kreativitas, tetapi pemimpin yang baik adalah yang mampu merasakan dan berbagi perjuangan dengan timnya. Pemimpin yang empatik bisa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, saling mendukung, dan penuh kasih sayang. Dengan empati, pemimpin bisa mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh guru, staf dan siswa serta memberikan solusi yang lebih manusiawi dan tepat.

2. Visi dan Misi yang Jelas

Pemimpin yang baik adalah yang memiliki visi dan misi yang jelas. Tanpa arah yang pasti, satuan pendidikan bisa kehilangan tujuan. Pemimpin harus mampu merumuskan dan mengkomunikasikan visi misi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan administrasi tetapi juga memotivasi dan menginspirasi seluruh anggota pendidikan untuk bergerak bersama ke arah yang lebih baik. Dengan visi yang jelas, setiap langkah yang diambil dalam perencanaan pendidikan akan lebih terarah dan fokus. Visi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, perubahan zaman, serta perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

3. Tidak Ada Hierarki yang Membatasi

Seringkali, ada anggapan bahwa seorang pemimpin yang lebih senior memiliki lebih banyak pengetahuan dan pengalaman daripada yang lebih muda. Namun, dalam dunia pendidikan, kita juga tidak boleh mengabaikan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin muda, khususnya yang terampil dalam teknologi informasi (IT). Kepemimpinan di dunia pendidikan tidak bisa disamakan hanya berdasarkan usia atau senioritas. Masing-masing pemimpin, baik yang senior maupun yang lebih muda, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Seorang pemimpin yang bijak adalah yang mampu memanfaatkan kelebihan timnya, tidak memandang usia atau latar belakang, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

4. Menciptakan Iklim Kerja yang Harmonis

Meskipun pemimpin muda sering kali memiliki keterampilan teknis yang sangat baik, terutama dalam menguasai teknologi, mereka terkadang masih kekurangan pengalaman dalam hal mengelola dan memanage aspek emosional dan hubungan antar pribadi. Tanpa kemampuan untuk mengelola perasaan, membangun kepercayaan, dan menciptakan iklim kerja yang harmonis, kondisi kerja di lapangan bisa menjadi kurang kondusif. Pemimpin muda yang hanya fokus pada keterampilan teknis sering kali gagal memahami pentingnya kepemimpinan yang berbasis empati, komunikasi yang efektif, dan pengelolaan hubungan yang baik antara tim. Oleh karena itu, selain keterampilan teknologi, mereka juga harus segera mengembangkan kemampuan untuk mengelola hati dan emosi agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang saling mendukung dan produktif.

5. Menumbuhkan Kecintaan terhadap Profesi

Menjadi seorang pemimpin pendidikan bukan hanya soal menjalankan tugas, tetapi juga tentang bagaimana menumbuhkan kecintaan terhadap profesi. Pemimpin yang baik dapat menginspirasi rekan-rekannya yaitu para Guru serta siswanya untuk merasa bangga dengan profesinya. Kepemimpinan yang berhasil menciptakan rasa cinta dan pengabdian terhadap pekerjaan akan memotivasi seluruh anggota tim untuk memberikan yang terbaik, bukan karena kewajiban, tetapi karena panggilan hati. Inilah yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan komitmen untuk terus maju dalam memperbaiki kualitas pendidikan.

6. Merencanakan dengan Baik

Pemimpin yang efektif tidak hanya bergerak dengan insting, tetapi juga dengan perencanaan yang matang. Semua hal, mulai dari pengelolaan sumber daya, pengaturan waktu, hingga pembagian tugas, harus direncanakan dengan baik. Perencanaan yang baik akan membuat setiap langkah yang diambil lebih terarah dan lebih efisien. Dengan demikian, setiap tujuan yang ditetapkan bisa tercapai dengan lebih efektif. Sebuah tim yang terorganisir dan terencana akan lebih mudah dalam menghadapi tantangan dan mencapai keberhasilan. Pemimpin yang baik juga harus bisa mengevaluasi hasil dari setiap perencanaan dan bersedia untuk melakukan perubahan jika diperlukan.

Empati dan visi yang jelas merupakan dua pilar utama dalam kepemimpinan yang efektif. Empati memungkinkan pemimpin untuk membangun hubungan yang kuat dan mendukung, sementara visi yang jelas memberikan arah dan tujuan yang membuat semua orang dalam organisasi bekerja bersama menuju sasaran yang sama. Kepemimpinan yang menggabungkan kedua elemen ini tidak hanya dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, tetapi juga mendorong pencapaian tujuan yang lebih besar dan berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap pemimpin, khususnya dalam dunia pendidikan, perlu untuk terus mengembangkan kedua kualitas ini demi menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam organisasi atau sekolah yang dipimpinnya.

Tantangan dan Peluang bagi Pemimpin Muda dalam Dunia Pendidikan

Pemimpin muda dalam dunia pendidikan, baik sebagai Kepala Satuan Pendidikan maupun sebagai guru yang memimpin pembelajaran di kelas, menghadapi tantangan dan peluang yang khas di era yang penuh dengan perubahan cepat ini. Pemimpin muda sering kali membawa semangat inovasi dan energi baru, namun mereka juga perlu menghadapi berbagai hambatan yang dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan mereka. Berikut adalah beberapa tantangan dan peluang yang dihadapi oleh pemimpin muda dalam dunia pendidikan :

1. Kurangnya Pengalaman dan Wibawa

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemimpin muda adalah kurangnya pengalaman dalam menghadapi berbagai dinamika yang ada di sekolah. Dalam beberapa situasi, mereka mungkin kesulitan untuk memperoleh kepercayaan dari staf, orang tua, dan siswa, terutama jika mereka lebih muda daripada anggota tim lainnya. Wibawa yang sering kali diperoleh dari pengalaman bertahun-tahun sulit didapatkan dengan cepat, sehingga mereka harus berusaha lebih keras untuk membuktikan kemampuan mereka.

2. Tekanan untuk Membuktikan Kemampuan

Pemimpin muda seringkali merasa perlu membuktikan diri mereka di hadapan orang-orang yang lebih senior. Tekanan ini dapat datang dalam bentuk harapan yang tinggi untuk menghasilkan perubahan yang cepat dan menyelesaikan tantangan besar, tanpa memperhitungkan keterbatasan sumber daya atau pengalaman. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kebingungan dalam mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks.

3. Mengelola Keberagaman Tim

Pemimpin muda yang memimpin tim yang lebih senior sering kali dihadapkan pada tantangan dalam mengelola keberagaman usia dan pengalaman dalam tim mereka. Sebagai pemimpin muda, mereka mungkin perlu menghadapi anggota tim yang lebih senior atau lebih berpengalaman yang mungkin tidak sepenuhnya mendukung ide atau pendekatan mereka. Mengelola perbedaan pandangan dan menciptakan kerja tim yang harmonis bisa menjadi tugas yang menantang.

4. Tantangan dalam Mengadaptasi Teknologi

Meskipun pemimpin muda cenderung lebih terampil dalam teknologi, mereka juga menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem pendidikan yang lebih tradisional. Seringkali, meskipun mereka memahami pentingnya teknologi, pengadaan perangkat yang tepat, pelatihan untuk staf, dan penerimaan dari pihak lain, terutama mereka yang lebih senior, bisa menjadi hambatan yang menghalangi implementasi yang efektif.

5. Keterbatasan Dukungan Sumber Daya

Pemimpin muda, terutama di sekolah-sekolah yang kekurangan dana atau sumber daya, harus mampu berinovasi untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif meskipun ada keterbatasan. Keterbatasan ini bisa berupa fasilitas yang tidak memadai, anggaran yang terbatas, atau kurangnya dukungan dari pemerintah atau masyarakat setempat, yang semuanya dapat membatasi kemampuan mereka dalam mewujudkan visi mereka untuk sekolah.

Peluang bagi Pemimpin Muda dalam Dunia Pendidikan

  1. Kemampuan untuk Menerapkan Inovasi dan Perubahan

Pemimpin muda memiliki peluang besar untuk membawa ide-ide baru dan menerapkan inovasi dalam sistem pendidikan. Mereka lebih terbuka terhadap teknologi baru, metode pembelajaran yang lebih fleksibel, dan pendekatan kreatif lainnya yang dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa. Keberanian mereka untuk bereksperimen dengan pendekatan baru memberikan kesempatan untuk menciptakan perubahan positif yang lebih cepat dan relevan dengan perkembangan zaman.

2. Kemampuan Beradaptasi dengan Teknologi

Salah satu kekuatan terbesar pemimpin muda adalah kemampuan mereka untuk memanfaatkan teknologi. Mereka dapat mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran dan administrasi, menciptakan pembelajaran digital yang lebih interaktif, serta menggunakan platform online untuk komunikasi dan kolaborasi. Pemimpin muda yang mahir teknologi dapat membawa transformasi digital yang signifikan dalam proses pendidikan, membuatnya lebih efisien dan menarik bagi siswa.

3. Mendorong Lingkungan Kerja yang Inklusif dan Kolaboratif

Pemimpin muda cenderung lebih terbuka terhadap pendekatan berbasis kolaborasi, bukan hanya otoritas. Mereka memiliki potensi untuk membangun budaya kerja yang lebih inklusif dan berbasis tim di antara guru, staf, dan siswa. Dengan pendekatan ini, mereka dapat menciptakan iklim yang lebih mendukung perkembangan profesional bagi semua anggota tim pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Meningkatkan Keterlibatan Siswa

Pemimpin muda sering kali lebih mudah berhubungan dengan siswa dan dapat menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan mereka. Mereka dapat mengembangkan metode pembelajaran yang lebih relevan dan menarik bagi siswa di era digital ini. Hal ini juga menciptakan peluang untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi akademik dan non-akademik.

5. Membangun Jaringan dan Kolaborasi dengan Pihak Eksternal

Pemimpin muda yang lebih terbiasa dengan teknologi dapat dengan mudah membangun jaringan dengan pihak luar, seperti lembaga pendidikan lainnya, organisasi non-pemerintah, atau perusahaan yang dapat memberikan sumber daya atau dukungan dalam mengembangkan pendidikan. Mereka juga lebih mudah berkolaborasi dengan masyarakat atau orang tua melalui platform digital, memperluas dukungan untuk sekolah.

6. Peluang untuk Menjadi Agen Perubahan

Sebagai pemimpin muda, mereka memiliki kebebasan untuk merancang ulang sistem pendidikan dengan pendekatan yang lebih relevan dengan perkembangan zaman. Mereka memiliki kesempatan untuk mengubah paradigma pendidikan yang sudah ketinggalan zaman, membuat pendidikan lebih berbasis keterampilan dan pengembangan karakter, serta meningkatkan keterlibatan komunitas dalam pendidikan.

Solusi untuk Meningkatkan Kepemimpinan yang Efektif di Sekolah

Kepemimpinan yang efektif di sekolah adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas dan produktif. Untuk meningkatkan kepemimpinan di sekolah, baik bagi Kepala Satuan Pendidikan maupun guru sebagai pemimpin pembelajaran, ada beberapa solusi yang dapat diterapkan. Solusi-solusi ini tidak hanya fokus pada aspek administratif, tetapi juga memperhatikan perkembangan personal dan profesional pemimpin dalam mendukung proses pendidikan secara menyeluruh.

  1. Peningkatan Keterampilan Manajerial dan Kepemimpinan

Pemimpin pendidikan perlu memiliki keterampilan manajerial yang kuat agar dapat mengelola berbagai aspek dalam pendidikan, termasuk pengelolaan anggaran, sumber daya manusia, dan fasilitas. Selain itu, kepemimpinan yang efektif juga melibatkan kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi staf serta siswa. Pelatihan dan pengembangan keterampilan kepemimpinan secara rutin sangat penting untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan, komunikasi, dan kolaborasi.

  1. Pengembangan Kompetensi dalam Teknologi Informasi (IT)

Di era digital, kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar mengajar sangat penting. Pemimpin pendidikan, baik kepala sekolah maupun guru, perlu memiliki keterampilan dalam teknologi informasi untuk dapat memanfaatkan alat-alat digital dalam pembelajaran dan manajemen sekolah. Pelatihan dalam penggunaan platform pembelajaran daring, aplikasi manajemen sekolah, dan media sosial untuk komunikasi dengan orang tua dan masyarakat dapat meningkatkan efektivitas kepemimpinan di sekolah.

  1. Meningkatkan Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat

Salah satu aspek penting dalam kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk membangun hubungan yang baik dengan orang tua dan masyarakat. Pemimpin pendidikan perlu aktif melibatkan orang tua dalam proses pendidikan, baik melalui pertemuan rutin, forum diskusi, maupun program-program yang melibatkan komunitas. Kolaborasi yang baik antara sekolah dan orang tua dapat memperkuat keberhasilan pendidikan siswa, menciptakan dukungan yang lebih besar, dan membantu mengatasi tantangan yang ada di lapangan.

  1. Mendorong Pembelajaran Berbasis Tim dan Kolaboratif

Kepemimpinan di sekolah sebaiknya bukan hanya berdasarkan kekuasaan atau keputusan sepihak, tetapi mendorong kolaborasi antara guru, staf, dan siswa. Pemimpin yang baik akan mengutamakan pendekatan berbasis tim dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program. Melibatkan guru

Pentingnya Empati dan Visi yang Jelas dalam Kepemimpinan

  1. Empati dalam Kepemimpinan:

Menciptakan lingkungan yang positif dengan memahami kebutuhan, tantangan, dan perasaan tim.

Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi, serta menciptakan hubungan yang kuat antara pemimpin dan anggota tim.

Mengelola konflik secara konstruktif dengan memahami perspektif berbagai pihak.

Meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan tim melalui perhatian terhadap kebutuhan emosional dan profesional mereka.

2. Visi yang Jelas dalam Kepemimpinan:

Memberikan arah dan fokus yang jelas bagi tim dan organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Mendorong inovasi dan perubahan positif untuk mencapai kemajuan.

Menginspirasi dan memotivasi tim untuk bekerja dengan semangat dan komitmen terhadap tujuan bersama.

Memperkuat identitas dan budaya organisasi, menciptakan rasa memiliki dan tujuan yang sama.

3. Keterkaitan Empati dan Visi:

Empati membantu pemimpin untuk memahami dan mengkomunikasikan visi dengan lebih personal dan mendalam.

Visi yang jelas membantu pemimpin mengarahkan empati untuk mendukung tim dalam mencapai tujuan bersama.

Kesimpulan

Memimpin dengan hati bukanlah sekadar slogan, melainkan sebuah panggilan untuk menjadi pemimpin yang mengutamakan kasih sayang, empati, dan dedikasi. Pemimpin yang baik dalam dunia pendidikan tidak hanya sekadar menuntut kewajiban, tetapi juga menginspirasi dan memberi arah dengan visi yang jelas. Kepemimpinan yang sukses juga melibatkan kemampuan untuk mengatasi perbedaan antara senior dan yang lebih muda, serta menumbuhkan kecintaan terhadap profesi sebagai seorang guru atau kepala sekolah. Dengan perencanaan yang matang dan komunikasi yang terbuka, seorang pemimpin dapat membawa satuan pendidikan menuju keberhasilan yang lebih besar, tidak hanya dalam segi akademik, tetapi juga dalam perkembangan karakter dan kualitas manusia di dalamnyaTop of Form

Kepemimpinan yang empatik dan visioner sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Pemimpin yang empatik mampu menciptakan lingkungan yang mendukung dan harmonis, serta memperhatikan kebutuhan emosional dan profesional anggota timnya. Di sisi lain, pemimpin dengan visi yang jelas dapat memberikan arah yang pasti, menginspirasi, dan mendorong perubahan positif yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Kedua kualitas ini empati dan visi merupakan fondasi untuk membangun kepemimpinan yang tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kesejahteraan semua pihak di dalamnya.

Pesan Penutup

Bagi pemimpin pendidikan, baik Kepala Satuan Pendidikan maupun Guru, penting untuk mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap langkah kepemimpinan. Kepemimpinan yang sukses tidak hanya mengandalkan kekuasaan atau otoritas, tetapi juga pada kemampuan untuk memahami, mendukung, dan menghargai setiap individu yang ada di bawah kepemimpinan. Dengan hati yang empatik dan visi yang jelas, pemimpin pendidikan dapat menciptakan perubahan yang tidak hanya berdampak pada kualitas pendidikan, tetapi juga membentuk generasi yang memiliki karakter, kepedulian, dan komitmen terhadap kebaikan bersama. Dalam setiap tindakan, mari kita senantiasa mengingat bahwa pendidikan adalah investasi terbesar untuk masa depan, dan setiap pemimpin memiliki peran penting dalam membentuk masa depan tersebut.

Oleh : Arif Suryadi, M.Pd (Kepala Satuan Pendidikan SDN RRI Cisalak Depok)

PAUD Mentari Muslim Kenalkan Ibadah Sejak Dini melalui Program Ramadan 1446 Hijriyah

0
Siswa PAUD Mentari Muslim sedang melakukan praktik salat dhuha .

Swara Pendidikan (Panmas, Depok)– PAUD Mentari Muslim di RT 03/RW 09 Kampung Pulo, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas (Panmas), Depok, turut berperan aktif dalam mengenalkan praktik ibadah, seperti puasa, sholat, dan kegiatan keagamaan lainnya kepada anak-anak usia dini.

Kepala PAUD Mentari Muslim, Andi Merlin Yuwinda menjelaskan bahwa program Ramadan 1446 Hijriyah di PAUD Mentari Muslim melibatkan berbagai kegiatan ibadah yang diajarkan secara langsung kepada siswa.

 “Program ini meliputi pengajaran tentang wudhu, adzan dan iqomah, sholat dhuha, tadarus surat pendek, membaca iqro, cerita nabi, serta doa harian,” kata Andi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (10/3/2025).

“Program ini bertujuan agar anak-anak dapat merasakan pengalaman langsung dalam beribadah, salah satunya dengan praktik salat dhuha. Kami juga ingin menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada mereka sejak dini,” imbuhnya.

Terkait jam belajar di PAUD Mentari Muslim selama Ramadan 1446 Hijriyah, Andi menyebutkan bahwa jam operasional di bulan Ramadan disesuaikan.

“Jam belajar pada bulan Ramadan dimulai pukul 07.30 hingga 09.30. Sedangkan pada hari biasa, anak-anak masuk pukul 08.00 dan pulang pukul 11.00. Meskipun program ini dirancang secara internal, namun tetap mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan bidang PAUD,” terangnya.

Selama bulan Ramadan ini, PAUD Mentari Muslim juga merencanakan berbagai kegiatan khusus, termasuk pesantren kilat dan lomba yang akan diselenggarakan pada 17-21 Maret 2025. Lomba yang akan diadakan antara lain lomba surat pendek, doa harian, adzan, iqomah, cerdas cermat, bacaan salat, dan baca iqro.

Profil PAUD Mentari Muslim

Berdiri tahun 2018.

Fasilitas : ruang kelas ber-AC dan berbagai permainan edukatif.

Jumlah siswa : 30 siswa yang berasal dari lingkungan sekitar.

Alamat :  di Komplek Perumahan Cluster D’Kamus Residence, Jalan Muhasim, Kampung Pulo, RT 03/RW 09, Rangkapan Jaya, Panmas, Depok.  (Dib)