Swara pendidikan (Bojongsari, Depok)— Literasi bukan sekadar aktivitas membaca, tetapi juga kemampuan menghasilkan karya tulis yang bermanfaat. Hal ini menjadi semangat yang diusung oleh Muhammad Fajri, M.Pd, seorang guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kecamatan Bojongsari, Kota Depok.
Fajri aktif menulis buku-buku bertema pendidikan sejak tahun 2018. Hingga April 2025, dia telah menerbitkan 38 judul buku. Dia juga menargetkan jumlah tersebut akan bertambah menjadi 42 judul pada Mei 2025 mendatang.
“Alhamdulillah, sejak 2018 saya konsisten menulis. Sampai sekarang sudah 38 buku saya terbitkan. Insya Allah bulan Mei ini bertambah jadi 42 judul,” kata Fajri saat ditemui di salah satu SDN di Kecamatan Bojongsari, Senin (22/4).
Fajri menjelaskan, dirinya biasa menulis di malam hari atau di luar jam mengajar agar tidak mengganggu aktivitas di sekolah. Ia menargetkan satu buku selesai dalam dua bulan, karena proses menulis memerlukan ketekunan, fokus, dan riset yang matang.
“Biasanya malam hari saya manfaatkan untuk menulis, supaya tidak mengganggu waktu mengajar. Dalam dua bulan saya bisa selesaikan satu judul buku,” jelasnya.
Fajri mengatakan, motivasi menulis datang dari keinginannya untuk berbagi ilmu, mengasah kemampuan, dan menjawab tantangan intelektual. Dia juga kerap mendapatkan ide dari isu-isu aktual yang berkembang di masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
“Menulis itu ibarat berbagi. Selain itu, saya merasa tertantang dan semakin terasah dalam berpikir kritis. Saya juga sering menulis artikel pendidikan yang relevan dengan isu-isu kekinian,” ujar pria yang akrab disapa Fajri di lingkungan sekolahnya.
Dia berharap semakin banyak guru dan masyarakat yang sadar akan pentingnya literasi. Tak hanya sebagai pembaca, tetapi juga sebagai pencipta produk literasi. Dengan begitu, karya-karya tulis dapat menjadi warisan intelektual yang bermanfaat bagi generasi mendatang.
“Literasi itu penting, dan menghasilkan karya dari literasi tidak kalah pentingnya. Lewat menulis buku, kita bisa meninggalkan jejak sejarah untuk anak cucu,” pungkasnya. (Dib)