Swara Pendidikan (Sawangan, Depok)- Doa orang tua ternyata memegang peranan penting dalam membentuk jalan hidup seorang anak untuk meraih cita-cita. Hal tersebut dirasakan betul oleh Otong Sugito, seorang guru yang kini menjadi pendiri yayasan pendidikan di Sawangan, Depok.
Perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan dimulai sejak tahun 1992, saat ia bekerja di salah satu yayasan pendidikan. Namun, setelah 15 tahun bekerja, ia memutuskan untuk mengambil langkah besar, mendirikan yayasan pendidikan sendiri.
Motivasi kuat untuk mendirikan lembaga pendidikan datang dari sosok ibu tercintanya, Hj. Samah. Pada tahun 2008, saat Otong keluar dari yayasan tempatnya bekerja, dia mendatangi orang tuanya untuk meminta nasihat. Orang tuanya memberi pesan singkat namun penuh makna: “Silakan ente ngeja lagi (buat lagi) lembaga pendidikan.” Meskipun tanpa menyebutkan rincian lebih lanjut, kalimat tersebut memberikan semangat dan dorongan yang sangat besar bagi Otong untuk memulai sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan.
“Dari kalimat orang tua saya itu, saya merasakan bahwa itu adalah doa yang sangat kuat dan memberikan motivasi besar. Itulah yang akhirnya mendorong saya untuk mendirikan Yayasan Bina Insan Madani pada tahun 2008. Sekaligus membuka MTs Madaniyah di depan rumah saya, Jalan Raya Pasir Putih, Sawangan,” kata Otong Sugito membuka cerita saat ditemui di kediamannya pada kamis, 2 Januari 2025.
Dengan modal semangat dan dukungan doa orang tua, Otong memanfaatkan halaman rumahnya untuk membuka MTs Madaniyah dengan hanya 18 orang siswa. Berkat prinsip utamanya yang mengutamakan kualitas pendidikan dengan biaya terjangkau, jumlah siswa pun terus meningkat.
“Saya ingin sekolah ini dapat membantu masyarakat sekitar yang kurang mampu, jadi biaya pendidikan yang saya tetapkan sangat terjangkau,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, jumlah siswa MTs Madaniyah semakin meningkat. Dengan kapasitas yang terbatas, pada tahun 2014, Otong akhirnya memutuskan untuk membebaskan lahan dan membangun gedung baru.
“Alhamdulillah, MTs Madaniyah kini memiliki gedung sendiri. Seiring dengan itu, pada 2015 saya mendirikan SMK Insan Madani, jumlah siswanya pun cukup banyak,” tutur Otong.
Saat ini, kedua sekolah tersebut telah berkembang pesat, dengan jumlah siswa mencapai sekitar 750 orang yang terdiri dari siswa MTs Madaniyah dan SMK Insan Madani.
Gedung sekolah yang terletak di atas lahan seluas 3000 m² tersebut terdiri dari tiga lantai, dengan 13 ruang kelas untuk MTs dan 11 ruang kelas untuk SMK. Selain itu, terdapat dua laboratorium, empat ruang kantor, serta fasilitas pendukung lainnya seperti toilet dan kantin.
Otong juga mengungkapkan bahwa terdapat program spesial bagi siswa yatim piatu, di mana mereka dapat bersekolah secara gratis. “Ada sekitar 65 siswa dari MTs dan SMK Insan Madani mendapat bantuan gratis karena mereka yatim atau piatu,” ungkapnya.
Keberhasilan yayasan ini tidak hanya terbatas pada MTs dan SMK, tetapi juga berkembang dengan hadirnya PAUD Arrahmah, PKBM Bina Insani, dan Pondok Pesantren Madani. Meskipun pesantren ini terpisah dari kedua sekolah tersebut, namun fasilitas yang disediakan sangat memadai, termasuk musala dan ruang belajar.
“Kami membeli lahan secara bertahap. Alhamdulillah, semuanya berkembang dengan baik. Yayasan Bina Insan Madani kini memiliki banyak lembaga pendidikan, dan dalam waktu dekat Pondok Pesantren Madani juga akan diluncurkan,” jelasnya.
Otong Sugito pun berharap agar yayasan yang telah dibangunnya ini dapat terus berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. (Dib)