Senin, Maret 10, 2025

Kebahagiaan Sejati dalam Perspektif Islam

swarapendidikan.co.id – Banyak orang menyangka bahwa kebahagiaan diperoleh dari harta. Oleh karena itu, mereka berupaya mencari sumber kekayaan dengan penuh kerja keras dan usaha yang berlebih. Ada pula yang menganggap bahwa kebahagiaan terletak pada kekuasaan dan kedudukan, melihat mereka yang berkuasa tampak bahagia secara lahiriah. Namun, ketika harta dan kekuasaan telah diraih, sering kali hati masih terasa gundah dan gelisah. Masalah datang dari berbagai sisi, baik dari keluarga, anak-anak, pasangan, maupun dari usaha yang dijalankan. Lantas, apakah sebenarnya kebahagiaan sejati yang seharusnya dicari oleh manusia? Siapakah yang benar-benar berbahagia?

Oleh: Siti Badriah, S.Ag*

Manusia diciptakan oleh Allah, bukan mereka yang menciptakan dirinya sendiri. Oleh karena itu, hanya Allah yang mengetahui hakikat manusia, termasuk sebab kebahagiaan dan kesengsaraan mereka. Sebagaimana sebuah produk, jika ingin mengetahui hakikatnya, tentu kita bertanya kepada pembuatnya, bukan kepada produk itu sendiri. Dalam Al-Qur’an, surat Al-Mulk ayat 14, Allah berfirman yang artinya: “Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui yang kamu lahirkan atau rahasiakan? Dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”

Ketika kita merenungkan Al-Qur’an dan mengkaji syariat Islam, dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan hakiki adalah ketika seseorang menghambakan dirinya kepada Allah. Orang yang bahagia adalah mereka yang telah berhasil menjadi hamba Allah, karena inilah tujuan diturunkannya kitab suci dan diutusnya Rasul. Sebagaimana firman Allah dalam surat Az-Zariyat ayat 56: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

 

Cara Mencapai Kebahagiaan dalam Islam

Dalam Islam, kebahagiaan dapat dicapai dengan beberapa cara berikut:

1. Mengenal dan Menghambakan Diri kepada Allah

Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 201, “Barang siapa yang menghendaki kebahagiaan di dunia dan di akhirat, maka hendaklah ia berbuat baik.”

 

2. Meningkatkan Kualitas Ibadah

Memperbanyak amal sholeh seperti salat, puasa, zakat, dan haji. Dalam Al-Qur’an, surat Al-A’la ayat 14 disebutkan: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri dengan beribadah.”

 

3. Mengembangkan Sifat-Sifat Mulia

Memiliki sifat sabar, syukur, dan qana’ah (merasa cukup dengan apa yang ada). Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat Az-Zumar ayat 10.

 

4. Membina Hubungan yang Baik dengan Orang Lain

Hubungan yang baik dengan sesama manusia dapat membantu mencapai kebahagiaan. Dalam surat An-Nisa ayat 69 disebutkan: “Dan orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, Kami akan memasukkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang sholeh.”

 

5. Mengelola Harta dan Waktu dengan Baik

Pengelolaan harta dan waktu yang baik dapat membawa keseimbangan dalam kehidupan dan menghindarkan dari kesia-siaan.

 

6. Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan

Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Mujadalah ayat 11, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Dengan menerapkan hal-hal di atas, seseorang dapat mencapai kebahagiaan sejati yang langgeng baik di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan dalam Islam tidak hanya bergantung pada faktor duniawi, tetapi juga pada faktor ukhrawi (akhirat). Oleh karena itu, manusia harus selalu berusaha mencapai kebahagiaan yang seimbang antara dunia dan akhirat.

 

Karya: Siti Badriah, S.Ag (Guru PAI SDN Depok 1)

 

 

RELATED ARTICLES

Most Popular