ADVERTISEMENT
  • BERITA UTAMA
    • NASIONAL
    • Klik Pendidikan
    • Info Guru
  • PUBLIKASI SEKOLAH
    • SMA
    • SMK
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • MI/DINIYAH
    • PAUD/TK
  • PROFIL SEKOLAH
    • SMK
    • SMA
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • TK/PAUD
    • MI/DINIYAH
  • GURU MENULIS
    • Artikel
  • TIPS N TRIK
  • RUANG SASTRA
    • Cerpen
    • Puisi
  • ULASAN BUKU
    • BAHAN AJAR
    • BUKU UMUM
  • KISAH / CERITA INSPIRATIF
  • PRESTASI SISWA/SEKOLAH
Swara Pendidikan
  • Login
Tuesday, August 12, 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Swara Pendidikan
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

KARMA POLITIK

Oleh: H. Bambang Sutopo, Anggota DPRD Kota Depok, Fraksi PKS

by SWARA PENDIDIKAN
10 August 2025
in Opini
0
KARMA POLITIK

Karma Politik (foto ilustrasi)

          

 

 

Menarik membaca dan melihat berita di media sosial tentang Bupati Pati, Sudewo, yang menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk desa dan perkotaan hingga 250%. Sang bupati bahkan menantang masyarakat untuk demo, dengan pernyataan, “Jangankan 5.000 orang, 50 ribu orang akan saya hadapi dan saya tidak akan mengubah keputusan saya.” Pernyataan ini tentu saja membuat masyarakat semakin marah, sekaligus memicu gelombang pembuktian terhadap tantangan tersebut.

Di era digital saat ini, langkah seorang pemimpin ibarat berjalan di atas pasir basah di tepi pantai—jejaknya akan selalu tertinggal, meskipun ombak waktu mencoba menghapusnya. Apalagi bagi seorang kepala daerah, setiap ucapan, keputusan, dan tindakan kini terekam, bukan hanya di arsip pemerintahan, tetapi juga di memori kolektif publik melalui jejak digital.

BACA JUGA

Rebutan Kursi Sekda Depok: Persaingan Ketat Tiga Birokrat Senior. Siapa Calon Kuat?

Hari Pertama Sekolah, Siapa yang Masih Menunggu?

SPMB Depok Bermasalah, FMP2 Desak Evaluasi Total Demi Kepentingan Masyarakat

KEBIJAKAN GUBERNUR: “Mungkin Kami Terpuruk, Tapi Tak Akan Tumbang”

Dulu, politisi bisa mengandalkan ingatan publik yang mudah pudar. Skandal kecil bisa dilupakan seiring pergantian musim. Janji yang tak terpenuhi dapat tertutup oleh proyek-proyek baru. Namun kini, sekali sebuah video, foto, atau pernyataan muncul di media sosial, ia bisa kembali viral kapan saja—bahkan bertahun-tahun kemudian—hanya dengan satu ketikan di mesin pencari.

Bagi seorang kepala daerah, jejak digital ibarat dua sisi mata pisau. Sisi pertama: menjadi bukti kinerja, keberhasilan, dan komitmen yang menguatkan citra. Sisi kedua: menjadi rekaman janji yang tak ditepati, sikap yang berubah-ubah, atau kebijakan yang menuai kritik.

Fenomena inilah yang saya sebut sebagai karma politik di era modern. Bukan karma dalam pengertian mistis, tetapi konsekuensi logis dari akumulasi rekam jejak yang dinilai publik. Jika sebuah janji kampanye pernah diucapkan di hadapan kamera, publik berhak menagihnya. Jika seorang kepala daerah pernah mengunggah pernyataan mendukung suatu proyek, publik akan membandingkannya ketika kebijakan berubah di tengah jalan.

Janji politik seorang kepala daerah identik dengan janji-janji kampanye yang telah ditulis dan diumumkan saat masa kampanye—yang seharusnya direalisasikan ketika terpilih. Jika janji-janji manis tersebut tidak terwujud, konsekuensinya adalah hukuman politik dari warga pada periode berikutnya. Inilah yang saya maksud sebagai “karma politik”.

Fenomena ini nyata di panggung politik, baik lokal maupun nasional. Janji, sikap, dan kebijakan yang terekam di ruang digital menjadi cermin masa depan karier politik. Jejak digital tidak hanya menyimpan prestasi, tetapi juga rekam konflik, kontroversi, dan kontradiksi yang sewaktu-waktu dapat menjadi boomerang: menurunkan kepercayaan publik, memicu kekalahan di pemilu, atau meruntuhkan reputasi.

Fenomena karma politik ini penting menjadi kajian kritis bagi politisi, akademisi, aktivis, dan masyarakat luas, agar memahami bagaimana interaksi antara memori publik dan dampak kebijakan dapat membentuk nasib politik seorang pemimpin.

Semoga fenomena seperti ini tidak terjadi di Kota Depok yang kita cintai.**

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Jumlah Pembaca: 8

BeritaTerkait

Rebutan Kursi Sekda Depok: Persaingan Ketat Tiga Birokrat Senior. Siapa Calon Kuat?
Depok

Rebutan Kursi Sekda Depok: Persaingan Ketat Tiga Birokrat Senior. Siapa Calon Kuat?

by SWARA PENDIDIKAN
1 August 2025
0
0

    Swara Pendidikan (Depok) – Proses seleksi jabatan Sekretaris...

Read more
Hari Pertama Sekolah, Siapa yang Masih Menunggu?

Hari Pertama Sekolah, Siapa yang Masih Menunggu?

14 July 2025
0
SPMB Depok Bermasalah, FMP2 Desak Evaluasi Total Demi Kepentingan Masyarakat

SPMB Depok Bermasalah, FMP2 Desak Evaluasi Total Demi Kepentingan Masyarakat

11 July 2025
0

KEBIJAKAN GUBERNUR: “Mungkin Kami Terpuruk, Tapi Tak Akan Tumbang”

5 July 2025
0

SEKOLAH SWASTA “TUNGGANGI” PEMERINTAH UNTUK REKRUT SISWA?

27 June 2025
0

Krisis SPMB di Depok: Akses Pendidikan Kian Memprihatinkan

23 June 2025
0
Next Post
IWPG Perluas Jaringan Perdamaian Perempuan di Filipina

IWPG Perluas Jaringan Perdamaian Perempuan di Filipina

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ADVERTISEMENT
Swara Pendidikan

2025 © swarapendidikan.co.id

TENTANG KAMI

  • Disclaimer
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • LOKER
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Disclaimer
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
    • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • LOKER
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

2025 © swarapendidikan.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In