Swara Pendidikan (Cibinong, Bogor)- Membangun kemampuan anak perlu dilakukan secara bertahap dan dengan cara yang menyenangkan supaya manfaat pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Sekolah Dasar Kabupaten Bogor, Susilawati, dalam acara Sosialisasi Penguatan Implementasi Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.
Acara yang beberapa waktu lalu ditayangkan melalui YouTube Direktorat Sekolah Dasar. Susi mengatakan saat ini di Bogor masih terdapat miskonsepsi praktik pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini dan SD/MI.
“Sejumlah miskonsepsi tersebut antara lain praktik baca, tulis, hitung (calistung) yang masih dianggap sebagai satu-satunya alat untuk mengukur kemampuan peserta didik,” katanya.
Menurut Susilawati, Kemampuan calistung dipahami dengan sempit, dan dianggap dapat dibangun secara instan. Tes calistung masih diterapkan sebagai syarat masuk SD maupun ketika masa transisi pembelajaran antara PAUD dan SD.
Ditambahkannya, akibat miskonsepsi ini, anak merasakan ketidaknyamanan dalam proses pembelajaran dan anak yang belum memahami calistung merasa tidak percaya diri.
“Hal ini menimbulkan gejolak emosi dalam diri anak. Praktik drilling juga berakibat pada keterbatasan anak dalam memahami isi bacaan di mana mereka bisa membaca namun tidak memahami maknanya. Selain itu, anak cenderung hafal, bukan paham,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kata Susilawati, masa transisi PAUD ke SD yang berlangsung dengan baik dapat terjadi apabila anak berada dalam situasi belajar yang menyenangkan sehingga rasa percaya diri anak ikut terbangun. “Situasi belajar yang menyengkan sangat berpengaruh pada emosi anak. Mereka akan bertindak lebih teratur, bertanggung jawab, dan dapat menghargai orang lain, ”imbuhnya.
Keterlibatan Semua Pemangku Kepentingan Sukseskan Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan
Lebih jauh, Susilawati mengatakan bahwa Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan gerakan bersama yang mendasari transisi peserta didik PAUD ke SD/MI/sederajat yang dimulai sejak tahun ajaran baru.
“Dengan keterlibatan semua pihak, setiap anak mendapat kemudahan dalam menghadapi masa transisi dari PAUD ke SD. Dengan begitu, para peserta didik PAUD dapat melanjutkan proses pembelajaran untuk mengasah kemampuan yang menyangkut enam fondasi saat di SD/MI,” paparnya
Sementara, untuk peserta didik SD/MI yang belum mengenyam pendidikan pada jenjang PAUD, berhak untuk mendapatkan pembinaan sehingga siap untuk menghadapi pembelajaran di jenjang SD. (NJ)