Swara Pendidikan (Jepara) – Upaya peningkatan kualitas pendidikan kejuruan di Kabupaten Jepara terus digencarkan melalui implementasi program Pembelajaran Mendalam (PM) atau Deep Learning. Program ini dipandang sebagai strategi utama Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Jawa Tengah untuk mencetak lulusan SMK yang kompeten, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Hal ini disampaikan oleh Suharto, S.Pd, M, Pd selaku Pengawas SMK Cabdin Jawa Tengah Wilayah II, saat diwawancarai Swara Pendidikan di SMKN 1 Jepara, Rabu (12/11/2025).
Suharto mengungkapkan bahwa implementasi Pembelajaran Mendalam di Jepara menunjukkan progres positif. Dari total 48 SMK, saat ini 26 SMK—meliputi 16 SMK dari dua gelombang pelatihan inisiasi, ditambah 10 SMK yang ditangani balai besar berbeda—telah aktif menerapkan PM.
Program ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, sejalan dengan Permendikbud Nomor 13 tentang Pembelajaran Mendalam, yang diimplementasikan oleh Kepala Dinas dan diturunkan ke Cabang Dinas.
“Implementasi ini mereka digodok melalui pelatihan in-on (IHT) selama satu minggu. Alhamdulillah, 50% lebih SMK di Jepara sudah PM, dan harapannya tahun depan bisa ditambah lagi,” jelas Suharto.
Suharto menegaskan bahwa kelanjutan dan meluasnya Pembelajaran Mendalam di Jepara sangat bergantung pada sinergi semua pihak (stakeholder), terutama kesiapan guru dan sarana prasarana.
“Intinya semua tergantung implementasi di satuan pendidikan masing-masing. Walaupun sarana prasarana minim, tapi kalau kreativitas Kepala Sekolah dan gurunya ada, itu bisa terlaksana,” ujarnya.
Ia menambahkan, guru yang menjadi garda terdepan dituntut memenuhi empat kompetensi yang menjadi syarat utama, yaitu pedagogik (merencanakan dan mengevaluasi pembelajaran), profesional, pribadi(kepribadian yang baik), dan sosial (aktif di masyarakat).
Pembelajaran Mendalam berfokus pada kerangka kerja 8-3-3-4-1 yang memastikan proses belajar menjadi utuh. Dalam proses ini, guru diwajibkan menciptakan suasana yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan bagi murid.
“Guru dituntut harus seperti itu. Kalau guru tidak sadar, tidak akan berhasil,” tegasnya.
Dampak jangka panjang PM ditargetkan pada peningkatan relevansi lulusan SMK. Program ini akan menjadikan mutu lulusan lebih merata dan meningkat. Kerangka PM menuntut guru untuk memperhatikan:
- 8 Kompetensi Lulusan: Mencakup aspek keimanan, kewarganegaraan, penalaran kritis, kolaboratif, kemandirian, kesehatan dan komunikasi.
- 3 Prinsip PM: Berkesadaran, Bermakna, dan Menggembirakan.
- Pengalaman Belajar: Melalui proses memahami, menerapkan, hingga refleksi.
- Kerangka Pembelajaran : peaktik pedagogik, lingkungan pembelajaran, pemanfaatan digital, dan kemitraan pembelajaran.
- memuliakan guru
Sebagai penutup, Suharto berharap guru yang telah mendapatkan pelatihan (IHT) dapat menularkan atau mensosialisasikan ilmu dan praktik baik PM kepada rekan sejawat di satuan pendidikan masing-masing, serta benar-benar mengimplementasikan perangkat pembelajaran yang telah mereka susun di dalam kelas.**




