Perkembangan Zaman dan kemajuan tekhnologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Pendidikan adalah proses, maka ukurannya tidak semata dari nilai yang diperoleh. Tetapi justru dilihat dari bagaimana proses yang dilalui untuk memperoleh nilai tersebut dan juga korelasi antara nilai tersebut dengan implementasinya.
Khusus umat Islam (Muslim) dalam menjalankan segala sesuatu, tentunya harus berpedoman kepada Al- Qur’an dan Sunnah serta meneladani para Nabi, Sahabat dan Salafus sholih. Untuk itu setiap orang tua harus menyadari bahwa, setiap anak yang lahir dari rahim ibunya dalam kondisi fitrah. Karena dalam kondisi fitrah, setiap anak pada mulanya menyukai kebaikan (ma’ruf) dan membenci keburukan (mungkar). Sebagai contohnya yaitu anak-anak itu fitrahnya jujur, amanah, santun, dan tidak suka mencaci maki, tidak suka berbohong, tidak suka sifat-sifat yang tidak terpuji lainnya.
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Ar-Rum: 30,
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah”. (QS. Ar-Rum : 30 )
Dan sesuai dengan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah,
Dari Abi Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari Muslim)
Orang tua memiliki peran sangat penting dalam pembentukan karakter anak, bukan sekolah, guru mengaji, atau seperti yang sedang ramai kasus di tempat penitipan anak (daycare). Orang tua adalah uswah (Tauladan) untuk anak. Anak adalah peniru ulung yang akan menjadi mesin foto copy tercepat. Jika orang tua salah memainkan peran dan fungsinya akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Keteladanan merupakan salah satu faktor pembentukan karakter anak.
Hadist : setiap anak terlahir fitrah, setiap anak memiliki potensi Tauhid. Maka tanggungjawab orang tualah yang harus mengembangkan potensi fitrahnya itu. Fitrah manusia adalah menghamba secara totalitas kepada Robb-Nya, menjalankan aturan-aturanNya dimuka bumi, beramal maruf dan menjauhi yang munkar.
Jika menginginkan anak yang sholeh/sholehah, cinta tehadap Al Quran, ada beberapa faktor yang harus dilaksanakan orang tua, yaitu: harus memulai pendidikan dengan memberikan contoh, menasehati di waktu yang tepat , bersikap adil, dan mememenuhi hak anak, serta mendo’akannya.
Ada beberapa pendekatan terhadap anak sesuai dengan perkembangan zaman tanpa mengabaikan fitrahnya. Menghargai dan memahami sifat dasar serta kebutuhan alami anak sambil menyiapkan mereka untuk kehidupan modern. Berikut ini caranya:
- Pahami karakteristik dan potensi bawaan anak. Ini meliputi minat, bakat, dan cara belajar mereka. Menyesuaikan pendidikan dengan fitrah mereka akan membantu mereka berkembang secara optimal.
- Ajar anak menggunakan teknologi secara efektif dan aman, namun tetap berikan waktu untuk kegiatan yang mendukung perkembangan emosional dan sosial mereka, seperti bermain di luar dan berinteraksi langsung.
- Kembangkan Keterampilan Sosial dan Moral: Meskipun dunia terus berubah, keterampilan sosial, seperti empati dan komunikasi, serta nilai-nilai moral, tetap penting. Ajarkan anak untuk menghargai dan mempraktikkan nilai-nilai ini.
- Beri anak kebebasan untuk mengeksplorasi minat mereka dan membuat keputusan sendiri dalam batas yang aman. Ini akan membantu mereka menyesuaikan diri dengan perubahan zaman sambil tetap setia pada diri mereka sendiri.
- Ciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan fitrah anak. Ini termasuk lingkungan yang penuh kasih, aman, dan mendukung eksplorasi serta penumbuhan potensi mereka. **
Penulis : Haidar Maula Mujaddid, S.H (Pimpinan Ponpes Nurul Falah Sawangan)