Swara Pendidikan (Cipayung, Depok) – Menjadi seorang guru bukan hanya tentang menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga tentang menjadi sumber inspirasi bagi siswa, sesama rekan guru, dan lingkungan sekitar. Hal ini yang diterapkan oleh Anita Hasan S.Pd, seorang guru kelas 5 di SDN Cipayung 2, yang dikenal dengan metode pembelajaran SI SEBLAK.
Sebagai guru yang sudah mengajar selama 18 tahun, Anita selalu berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan efektif bagi siswa-siswanya. Metode SI SEBLAK (Suasana Interaktif Selamat Bahagia) yang ia terapkan menggabungkan berbagai pendekatan kreatif agar siswa merasa senang dan bahagia saat belajar, khususnya dalam pelajaran yang cenderung menguras pikiran, seperti matematika.
“Guru yang baik adalah guru yang selalu merindukan para siswanya. Artinya, kita datang ke sekolah dengan tujuan untuk bisa mendampingi mereka dalam proses belajar,” ungkap Anita Hasan saat ditemui oleh jurnalis Swara Pendidikan di sekolah tempat ia mengajar, Selasa (31/12/24).
Metode SI SEBLAK: Membuat Pembelajaran Menyenangkan
Menurut Anita, tidak ada satu metode yang sempurna untuk mengajar. Semua metode memiliki kelebihan jika diterapkan dengan bijak. “Yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai guru bisa membuat sesuatu yang kreatif di dalam kelas. Saya menggunakan metode yang saya sebut SI SEBLAK, yang mengkombinasikan suasana interaktif dan kebahagiaan dalam pembelajaran,” jelasnya.
SI SEBLAK adalah konsep yang ia kembangkan dengan memadukan pendekatan differentiated learning—di mana setiap siswa diberikan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar mereka. Misalnya, untuk siswa yang cenderung visual, ia mengarahkan mereka untuk menggambar. Bagi yang lebih suka belajar dengan audio, Anita mengajak mereka bernyanyi tentang materi yang sedang diajarkan. Sedangkan bagi siswa kinestetik, ia memberikan kesempatan untuk berpraktik langsung.
Selain itu, Anita juga mengintegrasikan game dan aktivitas menyenangkan seperti “Atta Halilintar” (Amati, Temukan, Ambil, Lalu Halilintar). Salah satu contoh permainannya adalah permainan menggunakan botol air mineral yang berisi pasir, dengan gambar perubahan wujud zat ditempel di luar botol. Siswa yang berhasil menemukan jawaban dengan benar akan berteriak “Bingo!” dan memenangkan permainan. “Metode ini menggabungkan pembelajaran dengan bermain, karena saya yakin bermain adalah proses pembelajaran yang efektif dan bermanfaat,” tuturnya.
Teknologi Sebagai Pendukung Pembelajaran
Di era digital seperti sekarang, Anita juga mengajak siswa untuk memanfaatkan aplikasi pembelajaran yang bisa mendukung proses belajar. Aplikasi seperti Canva, Quizizz, dan Wordwall menjadi alat yang sangat berguna dalam membantu tugas-tugas serta menciptakan suasana pembelajaran yang lebih berwarna dan menarik.
“Guru harus melek teknologi dan mengikuti perkembangan zaman. Kita harus mencari referensi dan terus berinovasi agar bisa memotivasi diri sendiri dan menjadi lebih kreatif,” kata Anita.

Kepemimpinan dalam Literasi
Selain mengajar, Anita juga menjabat sebagai penanggung jawab literasi di SDN Cipayung 2 sejak tahun 2022. Di bawah kepemimpinannya, sekolah ini meraih berbagai penghargaan dalam perlombaan literasi, seperti puisi, mendongeng, dan cerita anak tingkat kecamatan.
Meski SDN Cipayung 2 belum memiliki perpustakaan yang lengkap, Anita bersama rekan-rekannya berupaya menyediakan berbagai buku bacaan untuk siswa. Mereka memanfaatkan ruang-ruang yang ada, termasuk area di atas tangga yang disulap menjadi pojok baca. “Kami membuat program literasi mingguan dan bulanan, seperti pojok literasi dan SI GURITA (Siswa dan Guru Bercerita), yang mendukung para siswa untuk mengekspresikan diri melalui membaca, bermain peran, atau membaca puisi,” jelas Anita.
Rencana dan Harapan ke Depan
Di tahun 2025, Anita berharap agar setiap guru di sekolah memiliki buku karya sendiri. “Kami berencana untuk menjalankan program satu guru, satu buku agar setiap guru dapat menghasilkan karya yang bisa dibukukan,” tuturnya. Selain itu, Anita juga berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 untuk meningkatkan pengetahuan dan karirnya, serta memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat.
“Harapan saya di tahun 2025 adalah agar kebijakan dari Kementerian Pendidikan dapat lebih mengarah pada peserta didik, sehingga guru bisa fokus mendampingi mereka dengan metode yang inovatif dan kreatif,” pungkasnya.
Dengan dedikasi yang tinggi, metode yang kreatif, dan kepemimpinan yang inspiratif, Anita Hasan membuktikan bahwa menjadi guru yang inovatif bukan hanya soal mengajar, tetapi juga tentang memberikan ruang bagi siswa untuk belajar dengan bahagia dan efektif. (Amr)