Swara Pendidikan (Jepara) — Sejumlah elemen masyarakat dan komunitas lintas sektor di Kabupaten Jepara bersatu dalam aksi bersih sungai yang difokuskan di Desa Langon, RT 6, Kecamatan Tahunan, pada Minggu (16/11/25). Aksi ini menyoroti kondisi sungai yang dipenuhi tumpukan sampah, yang dinilai sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan.
Kegiatan kepedulian lingkungan ini merupakan kolaborasi aktif antara berbagai pihak, termasuk: UNISNU (Universitas Islam Nahdlatul Ulama) Jepara, Mapala UNISNU, SMA/K Islam Jepara, Aji Cakra Indonesia, Sekber Wartawan Indonesia Kabupaten Jepara, serta pemuda setempat di Desa Langon, RT 6.
Ketua DPD Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Kabupaten Jepara Andrie Once menyampaikan urgensi kegiatan ini. Hendaknya masyarakat mempunyai tanggungjawab terhadap lingkungan, karena dampak dari kelalaian terhadap lingkungan terutama membuang sampah dilingkungan sungai akan mengakibatkan penumpukan sampah terutama dimusim penghujan.
“Hari ini kami bersama teman-teman membersihkan sungai yang terlihat sangat luar biasa sampah yang menumpuk. Ini perlu ada kepedulian dari masyarakat, dan dari aktivis lingkungan guna membersihkan sampah-sampah yang sudah menggunung ini, terutama di musim penghujan,” ujarnya di lokasi.
Once juga apresiasi terhadap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan BPBD Kabupaten Jepara yang cepat respon terhadap kegiatan yang dilakukan aktifis lingkungan.

“Terimakasih Kepala Dinas Lingkungan Hidup telah membantu mengirimkan tenaga bantuan dan satu buah truck pengangkut sampah dan BPBD Jepara mengirimkan tenaga dan alat potong kayu kelokasi kegiatan, ini adalah bentuk perhatian pemerintah jika ada komunikasi yang baik, akan ada solusi untuk dikerjakan secara gotong royong dalam mewujudkan Jepara Mulus,” ungkapnya.
Sementara itu, apresiasi tinggi datang dari Tri Hutomo Ketua Aji Cakra Indonesia, yang melihat aksi ini sebagai bentuk konkret kepedulian masyarakat. Namun, ia juga menekankan pentingnya perubahan perilaku jangka panjang.
“Sangat mengapresiasi kegiatan pagi ini. Ini adalah sebentuk dari suatu kepedulian masyarakat,” terangnya.
Ia menyoroti bahwa masalah sampah ini tidak hanya terjadi di satu titik, tetapi memiliki dampak luas dari hulu sampai hilir.
“Perlu diperhatikan terkait dengan pengelolaan sampah. Jangan sampai masyarakat lain atau di bawah ini menjadi terdampak karena kebiasaan-kebiasaan yang buruk, buruk dari membuang sampah tidak pada tempatnya dan pengelolaan sampah yang tidak berjalan dengan efektif,” tegasnya.
Kondisi sungai yang dipenuhi sampah kiriman, terutama di musim hujan, telah menimbulkan dampak serius pada lingkungan setempat, termasuk, gangguan pada lahan pertanian, kerusakan sistem irigasi, dan banjir.
“Dampak-dampak dari kebiasaan tadi yang buruk itu berdampak luas dari lahan pertanian, dari irigasi yang tidak jalan, dari banjir seperti ini, dari sampah kiriman seperti ini,” tambah Tri Hutomo.
Kegiatan ini diharapkan dapat memicu kesadaran kolektif. Komunitas menyerukan agar kebiasaan membuang sampah harus diubah.
“Kita harus melawan kebiasaan-kebiasaan yang buruk yang bisa berdampak pada masyarakat luas,” pungkasnya.**




