Swara Pendidikan (Depok) — Penerapan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMP Negeri Kota Depok Tahun 2025 menunjukkan dampak signifikan terhadap jumlah siswa di 34 SMP Negeri. Berdasarkan data Dapodik Dirjen PAUD Dikdasmen Semester Genap 2024/2025 dan Semester Ganjil 2025/2026, Tim Litbang Swara Pendidikan menghimpun dan menganalisis perubahan mencolok antara kondisi sebelum dan sesudah pelaksanaan SPMB, dengan fokus pada siswa aktif yang tercatat di sekolah induk.
Sebelum SPMB 2025 berlangsung, terdapat 38.250 siswa yang bersekolah di SMP Negeri. Setelah seluruh proses SPMB selesai dan data akhir diverifikasi, jumlah tersebut menurun menjadi 37.076 siswa. Artinya terjadi pengurangan 1.174 siswa.

Penurunan ini merupakan dampak dari kebijakan tegas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, Supian Suri – Chandra Rahmansyah terkait larangan “siswa titipan”, praktik jual-beli kursi, serta penerapan sanksi berat bagi sekolah yang terbukti melanggar ketentuan penerimaan peserta didik. Kebijakan tersebut dipandang sebagai langkah strategis untuk memastikan bahwa setiap siswa yang diterima sesuai aturan zonasi, kapasitas riil sekolah, dan ketersediaan sarana pembelajaran.
Dampak penyusutan jumlah siswa ini juga terlihat pada jumlah rombongan belajar (rombel). Sebelum SPMB, jumlah rombel tercatat 973 rombel. Setelah SPMB, jumlah tersebut berkurang menjadi 947 rombel, atau terjadi pengurangan 26 rombel. Pemerintah menilai langkah ini sebagai bagian dari rasionalisasi pemanfaatan ruang kelas, kapasitas guru, dan rasio ideal siswa per rombel, sehingga tidak ada lagi kelas yang dipaksakan melebihi daya tampung sekolah negeri.
Berkurangnya jumlah siswa di sekolah negeri turut membawa dampak positif bagi SMP/MTs swasta di Kota Depok. Dengan ditutupnya celah praktik titipan dan tidak adanya lagi pembengkakan jumlah siswa di sekolah negeri, lembaga pendidikan swasta kini memiliki kesempatan lebih besar untuk menerima peserta didik baru. Situasi ini semakin diperkuat dengan hadirnya program prioritas Pemkot Depok, yaitu Rintisan Sekolah Swasta Gratis (RSSG).
Program RSSG 2025 dirancang untuk memberikan pendidikan gratis di puluhan SMP/MTs swasta, dengan total 49 sekolah mitra dari akreditasi A, B, hingga C yang telah memenuhi syarat sebagai penerima pembiayaan pemerintah. Sekolah mitra RSSG memiliki kapasitas besar untuk menampung siswa kelas 7, sesuai tabel resmi yang dirilis pemkot Depok.

Dengan tersedianya kursi tambahan di sekolah swasta penerima RSSG, orang tua kini memiliki pilihan lebih luas untuk menyalurkan putra-putrinya ke sekolah gratis, sekaligus membantu menyeimbangkan distribusi siswa antara sekolah negeri dan swasta. Kebijakan ini terbukti memberikan manfaat langsung bagi sekolah swasta, terutama mitra RSSG, yang kini memiliki basis siswa lebih stabil dan mendapatkan dukungan pendanaan pemerintah.
Dengan berkurangnya 1.174 siswa dan penyusutan 26 rombel, Pemkot Depok menilai bahwa SPMB 2025 menjadi momentum penting dalam perbaikan kualitas layanan pendidikan, memperkuat transparansi, serta menata kembali daya tampung sekolah negeri agar lebih akuntabel dan sesuai kebutuhan masyarakat.
(Tim Litbang Swara Pendidikan)




