Swara Pendidikan (Bojongsari, Depok) – Di usia yang baru menginjak 12 tahun, Kenzi Putra Fadilah telah membuktikan bahwa kreativitas bisa lahir dari barang bekas. Siswa kelas 6 SDN Duren Seribu 04 ini berhasil meraih Juara 2 Lomba Kriya anyaman Tingkat Provinsi Jawa Barat, berkat ketekunan dan imajinasinya dalam mengubah botol plastik menjadi karya seni bernilai tinggi.
Pengumuman kemenangan Kenzi disampaikan usai pelaksanaan upacara di Balai Kota Depok, pada Senin (20/10/2025). Kabar itu langsung disambut bangga oleh pihak sekolah dan guru pembimbingnya, Dian, yang sejak awal melihat potensi besar dalam diri Kenzi.
“Kenzi sudah terlihat berbakat sejak duduk di kelas 5. Ia senang bereksperimen dengan bahan bekas dan punya ketelitian tinggi,” kata Dian kepada Swara Pendidikan di SDN Duren Seribu 04.
Bakat itu tak muncul begitu saja. Pada tahun 2024, Kenzi pertama kali ikut lomba kriya tingkat Kecamatan Bojongsari dan meraih juara 1 dengan karya berbentuk tank. Kemenangan itu membawanya ke tingkat Kota Depok, di mana ia kembali menorehkan prestasi lewat karya pajangan naga dengan pencahayaan, yang juga meraih juara pertama.
Dari sana, langkah Kenzi berlanjut ke tingkat Provinsi Jawa Barat. Kali ini, ia menciptakan karya bertema elang dan ular naga dari empat dus botol air mineral ukuran 600 ml. Karya tersebut bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga multifungsi—dapat menjadi penerang ruangan, bergerak, dan mengeluarkan aroma terapi.
“Karyanya tidak hanya indah, tapi juga inovatif. Inilah yang membuatnya menonjol hingga meraih juara dua di tingkat provinsi,” terang Dian penuh kebanggaan.
Kenzi mengaku proses pembuatan karyanya memakan waktu sekitar sebulan. Ketelatenannya berasal dari lingkungan keluarga. Sang ayah, Fiki Fadilah, bekerja di bidang kerajinan tangan dan sering mengajaknya membuat berbagai benda unik sejak kecil.
“Saya belajar dari ayah. Waktu kecil saya sering lihat beliau membuat robot atau hiasan dari bahan bekas. Dari situ saya jadi suka membuat kriya,” tutur Kenzi sambil tersenyum malu.
Sang ibu, Eka Susanti, saat dikonfirmasi awak media, ia menceritakan bahwa sejak kecil Kenzi gemar memegang alat-alat kerja ayahnya.
“Bapaknya membiarkan dia ikut bereksperimen sejak kecil. Mungkin karena itu, Kenzi terbiasa berkreasi dan tidak takut mencoba hal baru,” kata Eka dengan bangga.
Bagi Dian, prestasi Kenzi adalah bukti nyata bahwa potensi anak bisa berkembang jika diberi ruang dan dukungan yang tepat.
“Sebagai guru, kita harus jeli melihat bakat siswa. Banyak anak punya kemampuan luar biasa, hanya belum percaya diri untuk menunjukkannya. Kenzi menjadi contoh bahwa bimbingan kecil bisa menghasilkan prestasi besar,” tutup Dian.
Editor : Nurjaya Saputra