Swara Pendidikan (Sawangan, Depok) – Puskesmas Pengasinan melakukan pembinaan dan pengawasan rutin terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 4 yang berlokasi di Kampung Prigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, pada Kamis (9/10/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari monitoring berkala bulanan sesuai arahan Kementerian Kesehatan untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang diproduksi bagi peserta didik penerima program makanan bergizi.
Petugas Puskesmas Pengasinan, Vivi, menjelaskan bahwa pengawasan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari bahan baku, proses pengolahan, pemorsian, hingga distribusi makanan.
“Kami melakukan pemeriksaan menyeluruh karena setiap tahapan memiliki titik kritis (critical control point) yang harus diawasi. Selain itu, kami juga memantau sanitasi, kebersihan ruangan, dan kondisi alat masak,” ujarnya.
Menurut Vivi, inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan sebelum SPPG beroperasi, kemudian dilanjutkan secara rutin setiap bulan. Jika ditemukan hal yang perlu ditindaklanjuti, tim dapat melakukan intervensi tambahan dengan kunjungan dua kali dalam sebulan.
“Alhamdulillah sejauh ini semua berjalan baik dan sesuai prosedur karena kami mengikuti SOP dan standar yang berlaku,” tambahnya.
Saat ini, Puskesmas Pengasinan membina empat SPPG, termasuk SPPG 4 yang merupakan unit terbaru. Vivi menegaskan seluruh SPPG wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebagai syarat operasional.
“SLHS menjamin standar kebersihan, kualitas tenaga kerja, dan keamanan makanan agar terhindar dari risiko kontaminasi maupun keracunan,” jelasnya.
3.000 Porsi Makanan Setiap Hari
Kepala SPPG 4, Linda, menyebut pihaknya memproduksi dan mendistribusikan sekitar 3.000 porsi makanan setiap hari ke tujuh sekolah dalam radius enam kilometer, mulai dari tingkat TK hingga SMA.
“Kami memiliki 50 karyawan, terdiri dari 47 staf dapur, satu ahli gizi, satu akuntan, dan satu kepala unit. Proses kerja dilakukan bergiliran agar semua tahapan berjalan lancar,” jelasnya.
Bahan baku diperoleh dari supplier khusus yang telah memenuhi standar gizi dan kebersihan, melalui dua kali proses quality control — pertama oleh supplier, dan kedua oleh tim internal SPPG.
Ahli gizi SPPG 4, Yuni, menambahkan bahwa proses memasak dilakukan bertahap untuk menjaga kesegaran makanan hingga diterima anak-anak.
“Masak dimulai sejak tengah malam. Sayur dimasak pukul 02.30 untuk distribusi pagi ke 2.392 anak. Untuk pengiriman pukul 10.00, masak dimulai pukul 08.00. Dengan begitu makanan tetap segar saat diterima,” ujarnya.
Cegah Keracunan Makanan Anak Sekolah
Menanggapi maraknya kasus keracunan makanan pada program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa daerah, pihak SPPG 4 menegaskan komitmennya memperkuat perencanaan dan evaluasi menu secara berkala bersama mitra dan yayasan penyelenggara.
“Kami akan terus melakukan evaluasi agar menu yang disajikan sesuai kebutuhan gizi anak dan aman dikonsumsi. Temuan di beberapa wilayah menjadi perhatian kami agar terus meningkatkan kualitas layanan,” tutup Yuni.**
(Amr)




