ADVERTISEMENT
  • BERITA UTAMA
    • NASIONAL
    • Klik Pendidikan
    • Info Guru
  • PUBLIKASI SEKOLAH
    • SMA
    • SMK
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • MI/DINIYAH
    • PAUD/TK
  • PROFIL SEKOLAH
    • SMK
    • SMA
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • TK/PAUD
    • MI/DINIYAH
  • GURU MENULIS
    • Artikel
  • TIPS N TRIK
  • RUANG SASTRA
    • Cerpen
    • Puisi
  • ULASAN BUKU
    • BAHAN AJAR
    • BUKU UMUM
  • KISAH / CERITA INSPIRATIF
  • PRESTASI SISWA/SEKOLAH
Swara Pendidikan
  • Login
Friday, August 15, 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Swara Pendidikan
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

MENENGOK SPION DI TENGAH PERJALANAN

by SWARA PENDIDIKAN
11 February 2025
in KISAH / CERITA INSPIRATIF
0
MENENGOK SPION DI TENGAH PERJALANAN
          

Aku terbangun dari tidur dalam perjalanan menuju kampung halaman suamiku bersama keluarga besar. Perjalanan selama 12 jam lebih kami tempuh dengan gemuruh suara kegembiraan yang tersampaikan melalui intuisi yang menghubungkanku dengan ketiga anakku dan suamiku yang cukup menyebalkan. Aku sungguh mencintai mereka. Disaat bersamaan, aku menengok Spion mobil yang kutumpangi. Betapa terkejutnya aku ketika setumpukan catatan perjalanan dalam rumah perbendaharaan ingatan jatuh berceceran diatas lantai ruang memori berlapis emas yang kuhias sendiri.

 

Catatan pertama yang terlihat didepan mata hatiku adalah dokumen tahun 2018 yang tertulis di sana “Kelahiran sang buah hati”. Ketika ku baca, ia mengembalikan ku kepada proses kelahiran buah hati terakhir yang mengubah seluruh suasana hari ini menjadi lebih muda di usia yang hampir mencapai kepala lima.

BACA JUGA

Guru SDN Sukamaju 2 Ini Padukan Budaya Lokal dan Teknologi hingga Raih Juara 3 Guru Inspiratif Tingkat Kota Depok

Menyulam Mimpi, Menyemai Harapan: Catatan Perjalanan Mengikuti Lomba Guru Inspiratif

Ridha Amanatu Nisa, Guru Paling Inovatif Kecamatan Cipayung: Mewarnai Pendidikan Lewat Quick Draw

Mengabdi 37 Tahun, Kepala SDN Cinangka 02 Bersiap Pensiun: Fokus Tingkatkan Kenyamanan Belajar Siswa

 

Saat itu, ketika aroma pagi menyeruak penciumanku, seorang manusia yang sedang ku kandung telah siap menghadapi cahaya mentari di dunia yang liar ini. Sebuah perjalanan dilakukan demi menyelamatkanku dan kandungan dari proses yang dapat dirasakan oleh seluruh ibu di planet ini. Tepat pada pukul 7 malam, suasana yang diiringi dengan keheningan, dipecah dengan tangisan buah hati yang menciptakan sukacita di bawah tekanan hidup akan masa depan yang sudah tidak lagi merahasiakan dirinya.

 

Tetapi dengan kehadiran buah hati terakhir ini, sebuah pesan yang datang dari masa depan memberiku kabar bahwa aku akan mampu melaluinya. Seperti apa yang juga dirasakan oleh ibuku di masa lalu. Aku berhasil menghancurkan ilusi kekhawatiran akan masa dimana anak-anakku telah dewasa dan mereka melanjutkan perjalanannya menuju mimpi-mimpi yang telah mereka bangun.

Dan kami memberikan namanya Zabrina Widya Pramuji. Kini ia telah bertumbuh menjadi seorang anak yang menggemaskan juga menyebalkan. Mewarnai setiap langkah kami menghadapi hari-hari penuh hingar-bingar kota.

————

Meski perjalanan ini membutuhkan waktu 12 jam, faktanya jalan tol yang membelah pulau Jawa ini tidak disesaki dengan mesin-mesin bertenaga ratusan kuda. Perjalanan kami sangat lancar, dimana sebelumnya waktu perjalanan yang diambil ini menimbulkan pertanyaan banyak orang “mengapa hendak melakukan perjalanan di waktu tersebut?” Tetapi, tuhan mungkin memberkati perjalanan ini dengan kelancaran dan keamanannya sehingga aku mampu memiliki waktu lebih untuk membenahi perbendaharaan masa laluku dalam benak dengan tenang tanpa gerutu akibat kemacetan.

 

Ketika aku selesai membaca catatan kelahiran buah hati kemudian membereskan kembali tumpukan catatan-catatan masa laluku, aku kembali menemukan sebuah catatan emasku yang juga memberiku sebuah nasib dimana ia mengangkat setiap mili ketidakpercayaanku menjadi optimisme yang tidak dapat dibandingkan dengan orang lain. Di catatan tersebut, tertulis “pada tahun 2014, pintu yang terbuka menuju mimpi”. Itu adalah catatan berisi perjuanganku menuju samudera keajaiban tuhan yang hingga kini sedang kuarungi.

 

Sebuah pengumuman hasil seleksi CPNS yang ku ikuti memunculkan namaku sebagai salah satu dari ribuan orang orang mendaftar. Dengan sumringah, aku menunjukkannya kepada suamiku dan kami berdua memanjatkan puja-puji syukur terhadap sang illah. Setelah sekian tahun merasakan keringat honor yang kuakui sebagai keringat paling menempaku hingga hari ini, aku memercayai bahwa setiap perjuangan, tidak pernah mengkhianati hasilnya.

 

Bagiku, tahun tersebut adalah transisi masa dimana keluargaku diberikan buah tangan dari tuhan atas perjuangan yang kami tempuh selama belasan tahun selepas menikah dan membangun keluarga kecil di kota belimbing. Pintu-pintu yang sebelumnya menyembunyikan sinar optimisme, membuka dirinya agar aku segera masuk untuk memulai proses-proses baru dari sebuah perjalanan karir dan hidup.

 

Dan beruntungnya aku karena aku diperbolehkan untuk tetap meniti karir sebagai seorang guru oleh suamiku. Sehingga aku mampu menyalurkan seluruh daya kreativitas yang telah kutempa selama 4 tahun saat berkuliah. Dari menjadi mahasiswa biasa, menjelma menjadi aktivis 98, menjadi guru bahasa para TKI, menjadi guru setiap jenjang sekolah dan kini berakhir menjadi guru agama di SDN 01 DEPOK. Cukup bagiku kini untuk menyalurkan seluruh ilmu pengetahuan ini kepada insan penerus yang akan membawa kita kepada masa keemasan bangsa lagi dan melanjutkan hidup dengan keluarga kecilku yang sangat kucintai.

———

Selesainya ku membaca catatan tahun 2014, tiba-tiba sebuah catatan terjatuh dari rak penyimpanan yang sama sekali belum disentuh. Membuat perhatianku langsung terfokus pada lembar yang dipenuhi dengan rapal-rapal doa pada seluruh sisi kertas catatan tersebut. Doa-doa itu mengelilingi setiap paragraf kisah yang kualami pada tahun 2019. Catatan itu bertuliskan “Aku, Keluargaku dan Titik balik dari segalanya”. Tahun tersebut adalah tahun penuh dengan kisah-kisah dramatis yang kini telah menjadi bagian dari diriku seumur hidupku.

Tuberkulosis tulang, begitu dokter menuliskan sakit yang kualami dalam surat sakit yang ia keluarkan. Ruang beraroma obat, masker, makanan yang diporsir dan keheningan yang membatasi aktivitas manusia, adalah suasana yang kualami selama beberapa waktu lamanya. Betapa memilukan kondisiku saat itu, tetapi aku memiliki anak yang bersedia untuk berada di sisiku. Mengurus diriku selama berbulan-bulan yang saat itu mirip buah hati terakhir yang belum genap setahun umurnya dan juga ia urusi.  Aku tidak mampu bergerak, lumpuh sementara.

 

Tetapi Allah tidak pernah membiarkan hambanya yang terus berharap untuk tergantung dan melayang-layang pada tali pengikat yang menjadi harapannya sendiri. Jalan panjang menuju kesembuhanku menghasilkan rasa lebih besar untuk berserah diri terhadap-Nya. Tangan Allah yang diwakilkan oleh manusia-manusia baik, menolongku hingga kini kita bisa tahu bersama bahwa sebuah “pen” bersarang di punggungku. Tetapi, apalah artinya bila hal ini tidak dapat disyukuri? Keberadaannya kini telah menjadi salah satu dari bagian tubuhku, dan kekuatanku bangkit seperti seseorang yang bangun dari istirahatnya akibat letihnya berjalan sejauh 28 kilometer.

Sesuai dengan yang tertulis di tahun 2019, ini adalah sebuah titik balik dari segala-galanya. Aku mendapati diriku berada dalam ruang penuh dengan refleksi diri:

 

“Mungkin aku terlalu angkuh”

“Mungkin aku terlalu sibuk sehingga melupakan tujuan sebenarnya hidup, beribadah”

“Mungkin ini adalah ujian untuk menghadapi hari lebih sulit di depan”

 

Dan segala refleksi diri yang membanjiri setiap bayang-bayang imaji akan hidup yang unik ini. Titik balik ini, membuat diriku terasa seperti baja yang digunakan sebagai bahan dasar baju zirah perang salib yang telah berlangsung selama ratusan tahun kala itu.

——–

Seketika aku tersadarkan dari petualangan masa laluku ketika perjalanan ini berhenti di sebuah pemberhentian sementara para musafir. Rest area. Ketika itu, aku memerhatikan keluargaku dan mengatakan kepada diriku sendiri

“aku sungguh beruntung”

 

Spion itu memberiku makna penting melihat masa lalu sebagai patokan keselamatan ketika perjalanan. Terkadang, spion juga kusadari dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan langkah mundur sebentar ketika hal itu diperlukan untuk mengambil langkah langkah lebih banyak.

 

Kini aku telah selesai untuk merapihkan tumpukan catatan-catatan masa lalu yang sebelumnya sempat sedikit berantakan. Mengambil langkah bijaksana untuk tetap menyimpan seluruh ingatan tersebut dan hanya memanfaatkan seluruh pelajarannya saja sebagai bahan bakar perjalananku menuju hari depan, adalah sebuah keharusan bagiku dan jika bisa, bagi semua orang di dunia ini. Tanpa menggunakannya sebagai alibi dan hal-hal tedeng aling-aling, karena hal tersebut bukanlah hal yang patut untuk dilakukan.

———-

Aku menyebut tulisan ini sebagai cerpen yang menangis bahagia, dengan judul “Menengok Spion di Tengah Perjalanan” yang terinspirasi dari perjalanan ku bersama keluarga ke kampung halaman. **

 

Penulis: SITI BADRIAH, S.Ag  (Guru PAI SDN Depok 1)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Jumlah Pembaca: 2

BeritaTerkait

Guru SDN Sukamaju 2 Ini Padukan Budaya Lokal dan Teknologi hingga Raih Juara 3 Guru Inspiratif Tingkat Kota Depok
KISAH / CERITA INSPIRATIF

Guru SDN Sukamaju 2 Ini Padukan Budaya Lokal dan Teknologi hingga Raih Juara 3 Guru Inspiratif Tingkat Kota Depok

by SWARA PENDIDIKAN
15 August 2025
0
0

Swara Pendidikan (Tapos, Depok) – Tidak pernah terlintas di benak...

Read more
Menyulam Mimpi, Menyemai Harapan: Catatan Perjalanan Mengikuti Lomba Guru Inspiratif

Menyulam Mimpi, Menyemai Harapan: Catatan Perjalanan Mengikuti Lomba Guru Inspiratif

13 August 2025
0
Ridha Amanatu Nisa, Guru Paling Inovatif Kecamatan Cipayung: Mewarnai Pendidikan Lewat Quick Draw

Ridha Amanatu Nisa, Guru Paling Inovatif Kecamatan Cipayung: Mewarnai Pendidikan Lewat Quick Draw

5 August 2025
0

Mengabdi 37 Tahun, Kepala SDN Cinangka 02 Bersiap Pensiun: Fokus Tingkatkan Kenyamanan Belajar Siswa

31 July 2025
0

Duka di Balik Pengabdian: Guru Ini Pensiun Tanpa Jaminan Setelah 23 Tahun Mengajar

27 July 2025
0

SMPN 1 Kalinyamatan Lestarikan Budaya Bersepeda ke Sekolah Selama 24 Tahun

25 July 2025
0
Next Post
Grup Marawis PGRI Limo Meriahkan Pembukaan Tarhib Ramadhan Disdik Kota Depok

Grup Marawis PGRI Limo Meriahkan Pembukaan Tarhib Ramadhan Disdik Kota Depok

ADVERTISEMENT
Swara Pendidikan

2025 © swarapendidikan.co.id

TENTANG KAMI

  • Disclaimer
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • LOKER
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Disclaimer
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
    • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • LOKER
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami

2025 © swarapendidikan.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In