Sosok Pakar Digital, Riri Satria akan Jadi Pembicara di Jambore Sastra Asia Tenggara 2024

by Redaksi
0 Komentar 75 Pembaca

Riri Satria, Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia.

Swara Pendidikan (Jakarta)- Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia, Riri Satria akan menjadi pembicara dalam acara Jambore Sastra Asia Tenggara 2024 yang diselenggarakan Dewan Kesenian Blambangan Banyuwangi pada Kamis-Sabtu, 24-26 Oktober 2024 di Banyuwangi, Jawa Timur.

Sosok Riri Satria adalah Sastrawan kelahiran Padang, 14 Mei 1970, saat ini sebagai Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM). Puisinya sudah diterbitkan dalam empat buku puisi tunggal, yaitu Jendela (2016), Winter in Paris (2017), Siluet, Senja, dan Jingga (2019), Metaverse (2022), kumpulan puisi duet bersama Emi Suy berjudul Algoritma Kesunyian (2023), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya.

Riri Satria, selain dikenal sebagai sastrawan, Dia  juga seorang Pakar teknologi digital, berprofesi sebagai Komisaris Utama PT. Integrasi Logistik Cipta Solusi yang dikenal dengan nama Pelindo Solusi Digital, dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Banyak esai yang sudah ditulisnya dan dibukukan, Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis (2003), trilogy Proposisi Teman Ngopi (2021) yang terdiri tiga buku Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital, Pendidikan dan Pengembangan Diri, dan Sastra dan Masa Depan Puisi (2021), serta Jelajah (2022).

RIri Satria mengatakan dirinya diminta panitia Jambore Sastra Asia Tenggara 2024 untuk menyampaikan materi Bagaimana dunia sastra menghadapi tantangan perkembangan zaman, saat ini yang dikenal dengan masyarakat cerdas atau smart society 5.0.

“Peradaban manusia di dunia ini terus berubah sejak zaman dahulu dan dunia sastra selalu memberikan respon terhadap perubahan itu dengan tujuan menjaga nilai-nilai manusiawi,” kata Riri Satria kepada Awak Swara Pendidikan melalui keterangan tertulisnya, Ahad (8/9/24).

Riri Satria memberikan contoh ketika terjadi revolusi industry pertama kali di Inggris pada kurun waktu 1760-1850, membawa perubahan peradaban manusia saat ini.

“Salah satu respon dunia sastra adalah novel karya penulis Inggris Charles Dickens berjudul Oliver Twist yang diterbitkan pada tahun 1838 yang menggambarkan bagaimana masyarakat terbelah menjadi kaum kapitalis atau borjuis serta kamu pekerja atau buruh, serta muncul banyak penyakit sosial di masyarakat lapisan bawah saat itu,” terangnya.

Riri Satria yang juga anggota Dewan Penasihat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Dia sependapat dengan Rosemarie Dombrowski seorang Dosen Sastra di Arizona State University, di mana dia pada tahun 2020 mengatakan bahwa poetry is a sociohistorical record of both facts and emotion, atau   puisi adalah catatan sejarah yang berisikan fakta sekaligus suasana emosional yang terjadi pada masa itu.

“Jadi berbeda dengan sejarah pada umumnya, yang hanya merekam fakta sosial, maka puisi atau karya sastra pada umumnya juga dapat merekam fakta emosional, dan itulah yang kita tangkap dalam novel Oliver Twist,” ujarnya.

Lebih lanjut Riri menjelaskan kondisi saat ini, dunia sudah memasuki era revolusi industry kelima yang dikenal dengan istilah industrial revolution 5.0 serta terbentuknya masyarakat cerdas atau smart society 5.0.

“Banyak sekali isu global yang dihadapi umat manusia saat ini dan kedepannya, seperti pembangunan berkelanjutan atau sustainable development untuk kesejahteraan manusia, perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence serta robotika, human genome project dan rekayasa genetika, kelangkaan sumber daya alam, serta isu-isu benturan dan konflik sosial dan ekonomi,” sambung Riri.

Menurutnya, sastra tidak boleh steril dari semua isu itu. Sastra harus mampu menjadi pengawal nilai-nilai kemanusiaan kita dalam menghadapi semua tantangan tersebut.**

Editor  : NJ Saputra

 

 

 

Baca juga

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel & foto di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi!!