
Swara Pendidikan (Pondokjaya, Depok)
Sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan Proyek Penguatan Profile Pelajar Pancasila (P.5), SDIT Mawaddah, Kampung Utanjaya, Kelurahan Pondokjaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok menggelar Festival Pasar Budaya di halaman sekolah. Selasa (20/6/23).
Festival Pasar Budaya dibuka secara resmi Kepala SDIT Mawaddah, Djuhana S.Pd. Ditandai dengan membunyikan angklung bersama para wali kelas, orangtua, koordinator kelas, dan para ketua kelas dengan kolaborasi antara guru, peserta didik dan peran serta orangtua.
Djuhana mengatakan, Festival Pasar Budaya ini adalah bentuk apresiasi peserta didik terhadap keragaman budaya dalam rangka menyambut tantangan zaman yang dikemas dalam bentuk Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
“Anak-anak belajar mengenal dan mencintai budayanya sendiri, kreatif, dan juga percaya diri. Semua terlihat tampak bergembira bersama,” kata Djuhana kepada Swara Pendidikan.
Menurut dia, penampilan seni budaya seperti seni tari dan seni musik yang dapat membangun rasa cinta tanah air dan mengenalkan suku budaya Indonesia dipertunjukkan dengan meriah.
Apalagi seluruh pengisi acara mulai dari pembawa acara hingga pembacaan do’a penutup, berasal dari anak- anak kelas 4 sendiri.
Dengan kolaborasi antara guru, peserta didik dan peran serta orangtua adalah salah satu dimensi yang sengaja dibangun untuk membentuk karakter peserta didik, yaitu gotong royong.
Sementara itu guru koordinator kelas 4 SDIT Mawaddah, Lily Suliyatiningrum mengatakan, SDIT Mawaddah berada di wilayah perbatasan Bogor dan Jakarta Depok sebagai daerah penyangga ibukota, keragaman suku budayanya tentu banyak sekali.
“Tapi kami hanya menampilkan empat suku saja. Selain jumlah rombel hanya ada 4, suku yang dipilih tersebut merupakan suku asli dan terdekat dengan wilayah kami,” jelas Lily.
Ada Tari Saman, Tari Profil Pelajar Pancasila, Silat Baduy, Tari Ondel ondel Tari Cublak-cublak Suweng. Tari Permaman Oray-orayan, dan banyak lagi, lanjutnya.
Setelah pertunjukan seni selesai, acara beralih kepada kegiatan jual beli. Ada 4 stand jualan dari masing-masing kelas, yaitu stand Suku Jawa. Suku Sunda, Suku Betawi, dan Suku Badui
Setiap stand menjajakan makanan dan minuman tradisional dengan harga terjangkau dengan mengusung prinsip zero waste.
Pembeli yang datang diharapkan membawa wadah sendiri yang sudah diinformasikan di hari sebelumnya
“Iya ada pula kegiatan market day dengan menyediakan jajanan tradisional dan souvenir khas daerah,” tutur Lily. (jaya)