Wednesday, March 12, 2025

Disdik Terbitkan Larangan Rayakan Valentine Bagi pelajar, Ini Kata Pengamat Sosial

Tolak Valentine days (foto SP/dok)

SWARA PENDIDIKAN (DEPOK) – Pengamat sosial yang juga dosen Fakultas Ilmu Hukum di Jakarta, Rd. Yudi Anton Rikmadani menilai, Hari Valentine yang jatuh setiap tanggal 14 Februari sudah disalahartikan keberadaannya. Banyak dikalangan remaja khususnya pelajar saat ini memanfaatkan perayaan Valentine sebagai ajang pergaulan bebas yang menjurus pada prilaku negatif.

“Masih ada oknum tertentu yang menyalahartikan Hari Kasih Sayang (Valentine Day) dengan mengarah kesisi negatif dan mengambil kesempatan momen tersebut dengan berbuat yang tidak semestinya,” ungkap Yudi, melalui keterangan tertulis yang diterima SP (12/2/23).

Apalagi menurutnya, merujuk asal muasal Valentine, sangat jauh dari norma-norma budaya bangsa Indonesia yang tidak sesuai dengan Pancasila dan norma agama.

Dia juga mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan Kota Depok, dengan adanya kebijakan larangan seluruh siswa didik untuk tidak merayakan hari Valentine di dalam maupun di luar sekolah.

“Saya mengapresiasi langkah Pemkot Depok, dalam hal ini Dinas Pendidikan melarang perayaan Valentine yang menjurus kepada pergaulan bebas dan menjurus pada prilaku negatif. Orangtua, kepala sekolah, juga guru harus memberi pengertian kepada para siswa kalau Valentine saat ini sudah disalahgunakan saat merayakannya,” tandasnya.

“Terlebih saat ini Kemendikbudristek sendiri tengah menguatkan siswa melalui program Profil Pelajar Pancasila dalam kurikulum merdeka belajar, dan juga upaya penghapusan 3 dosa besar pendidikan yang menjadi PR bersama. Perundungan (bulying), Pelecehan seksual, dan Intoleransi,” imbuhnya.

“Jadi saya sependapat, jika Dinas Pendidikan sebagai regulator diseluruh satuan pendidikan sudah benar menerbitkan aturan yang melarang siswa mengikuti budaya yang tidak tidak sesuai dengan Pancasila dan norma agama,” pungkas Yudi.  (gus)

RELATED ARTICLES

Most Popular