Mungkin, sebagian dari kita menganggap mendongeng se-belum tidur terkesan kuno. Padahal, momen kebersamaan inilah yang paling ditunggu dan dikenang anak dari orang tuanya. Apalagi, mendongeng sebelum tidur tidak hanya bermanfaat bagi bayi dan orang tuanya. Anak-anak hingga remaja juga bisa mendapatkan keuntungan lebih dari mendengar dongeng.
Salah satunya adalah dengan mendongeng, membantu perkembangan bicara dan bahasa anak. Karena itu, mendongeng sebenarnya bisa dilakukan sejak awal-awal kehamilan. Memang terdengar aneh, tetapi kegiatan ini sangat berpengaruh terhadap perkem- bangan otak bayi dengan menyerap suara ibu.
Hal ini juga membantu memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak. “Membacakan cerita mendorong perkembangan bicara dan bahasa anak. Selain itu, membantu anak-anak belajar kete- rampilan keaksaraan dengan cara yang menyenangkan,” kata Dr. Sung Min dari Institute of Mental Health di Singapura. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa atau keterampilan ber- bahasa anak, dongeng dapat disertai dengan bahasa Inggris atau bahasa lainnya.
Manfaat lainnya, mendongeng juga dapat menenangkan anak saat menangis. Pernyataan ini mungkin masih membingung- kan, tetapi membaca cerita merupakan cara yang efektif untuk menghilangkan stres anak dan orang tua. Dan, bila stres terlalu sering, sistem imun tubuh anak akan menurun dan menjadi rentan terhadap penyakit. ”Ketika anak-anak merasa nyaman dan santai, membaca cerita dengan suara yang keras kepada mereka dapat menurunkan tingkat stres mereka,” tulis Patti Jones (dalam www.child.com.htm). Dramatisasi adegan dapat dilakukan untuk mempercepat menenangkan anak, seperti membaca dengan suara yang berbeda sesuai tokoh dalam cerita atau menggunakan sebuah gerakan agar membuatnya lebih menarik.
Mendongeng juga dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak. Ketika membacakan cerita kepada seorang anak yang baru belajar bicara, membaca buku atau cerita yang sama secara rutin dapat mengajarkan kemampuan bahasa anak dan itu bagus untuk meningkatkan memori otaknya. Anak-anak juga dapat mengembangkan imajinasi dan kemampuan daya pahamnya.
Jones berpendapat bahwa sebuah buku yang dibaca berulang-ulang dapat membantu anak mengembangkan keterampilan logikanya. “Anak-anak pertama kali diceritakan isi buku, mungkin mereka tidak menangkap segalanya. Akan tetapi, saat mereka mendengarnya lagi dan lagi, mereka mulai memperhatikan pola dan urutan cerita,” kata Virginia Walter Ph.D., seorang profesor bidang studi pendidikan dan studi informasi di University of California.
BERSAMBUNG
Penulis: Eman Sutriadi