
Swara Pendidikan.co.id (Batubara, Sumatera Utara) – Yayasan Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an membuka Rumah Tahfidz cabang baru khusus untuk santri ikhwan (putra) di Jalan Pendidikan, Belakang Kantor Balai Desa Mesjid Lama, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.
“Alhamdulillah, ini cabang yang pertama kita buat. Resmi dibuka pada Jumat (25/6/2021). Insya Allah, ke depannya kami juga akan buka cabang dibeberapa daerah lainnya di Kabupaten Batubara. Khusus bagi santri putra yang ingin lebih intensif dalam mencapai target hafalan,” terang Pembina Yayasan Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an, Fahri Ramzi, Minggu (27/6/2021).
Dia menambahkan, tujuan didirikan Yayasan Rumah Tahfidz Qur’an untuk menjauhkan generasi muda dari kecanduan gadget, dan mengurangi angka kriminalitas akibat pengaruh game online.
“Target kami adalah membuat satu wadah dengan kapasitas yang lebih besar untuk mencetak generasi cinta Qur’an dan mewujudkan Kampung Qur’ani,” kata Fahri Ramzi.
Dia menjelaskan, Yayasan Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an didirikan oleh Wardatus Saniah, S.Pd.I., lulusan Universitas Islam Negeri Medan (UIN Medan) dan menyelesaikan hafalan di Rumah Tahfidz Darul Uswah – Medan.
Saat didirikan pada 22 Oktober 2018, sekolah tahfidz ini memiliki 15 santri, dan saat ini telah memiliki 533 santri. Pusat Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an berlokasi di Desa Indrayaman, Kecamatan Talawi, Batubara.
Pendidikan di Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an sederajat dengan SD/SMP/SMA, 3 tahun lamanya program belajar diterapkan pada setiap santri di rumah tahfidz tersebut, hingga berhasil menghafal 30 Juz Al-Qur’an.
Selain tahfidz, sekolah tersebut juga mengajarkan perbaikan bacaan (makhorijul huruf), hadist pendek, dan doa-doa. Selain itu juga ada program belajar tahsin, tilawah, qiraah, dan lainnya.
Sistem belajarnya pulang hari, sekali pertemuan 2 jam setiap harinya. Sekolah tersebut buka pukul 9.00 – 23.00 WIB.
Syarat untuk menjadi santri di Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an berusia 6 – 20 tahun untuk laki-laki, dan 6 – 30 Tahun untuk perempuan. Harus mempunyai keinginan yang kuat, komitmen orang tua untuk pendampingan hafalan dan murojaah anak di rumah, serta mematuhi aturan yang ditetapkan Yayasan tersebut.
Para guru (ustadz / ustadzah) di Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an memiliki berbagai macam latar belakang pendidikan, ada yang lulusan dari Rumah Tahfidz Darul Uswah – Medan, Baitul Qur’an – Medan, dan juga dari Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an.
Bagi para guru yang memiliki hafalan cukup banyak ditempatkan mengajar di kelas iqra dan Al-Qur’an. Tenaga pendidik/guru di Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an antara lain, Wardatus Saniah, Fahri Ramzi, Hafiz Tanjung, Putri Wahyuni, Umi Atika Putri, Alfiyani Alti, Nurhasanah, Fatmawati, Attia Maulida, Wahyuni, dan Aulia Hafifa.
“Alhamdulillah, kita sudah mewisudakan 42 santri dengan kategori Wisuda Tahfidz 30 Juz untuk anak-anak sederajat Sekolah Dasar (SD), agar memacu semangat mereka untuk lebih giat menghafal Alqur’an. Dengan waktu yang sangat minim, 2 jam belajar setiap harinya mereka bisa menyelesaikan hafalan 30 Juz dalam kurun waktu 2 – 3 bulan, untuk anak-anak yang masih sangat kecil. Untuk tingkat remaja, sudah ada yang hafal 18 Juz,” kata Fahri Ramzi.
Dikatakan Fahri Ramzi, saat ini pihaknya sangat kesulitan untuk dapat menyejahterakan guru. Pasalnya biaya belajar yang dipungut dari setiap santri hanya dua ribu rupiah setiap harinya.
“Akibatnya banyak calon santri yang ingin mendaftar terpaksa harus kami tunda dahulu, karena sedikitnya jumlah guru yang bisa kami sediakan. Selain itu sarana dan fasilitas yang masih minim dan banyak yang belum bisa kami penuhi, seperti meja belajar, kipas angin, rak buku, rak sepatu, papan tulis, karpet, mushaf Al Qur’an, dan lainnya,” ungkap Fahri.
Dia berharp ada bantuan dari pemerintah untuk tenaga guru setiap bulannya, sehingga infaq dan biaya pendidikan dapat dialokasikan untuk pengembangan sekolah.
“Kami mengharapkan kepedulian yang lebih dari Pemerintah, agar segera terwujud Kampung Qur’ani, khususnya di Kabupaten Batubara, dengan mencetak para penghafal Qur’an di setiap desanya. Kepada masyarakat luas kami mengimbau, agar memasukkan anak-anaknya belajar di Rumah Tahfidz maupun Rumah Qur’an, untuk belajar mengaji dan menghafal Qur’an, demi membentuk akhlakul karimah mereka agar lebih baik lagi,” tuturnya.
“Kami ingin Rumah Tahfidz Ahlul Qur’an kelak bisa menjadi pondok pesantren, aamiin,” ucapnya.
Kontributor: Muhammad Fadhli
Editor : Taufik Hidayat