Swara Pendidikan (Jepara) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI menegaskan komitmennya dalam mengimplementasikan program Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) sebagai bagian dari transformasi pendidikan nasional.
Ketua Subtim Penilaian Direktorat Sekolah Dasar Kemendikdasmen RI, Yohan Rubiyantoro, mengatakan bahwa kementerian telah menyiapkan serangkaian strategi untuk mendorong implementasi kebijakan tersebut. Upaya itu dilakukan melalui sosialisasi via webinar, kunjungan ke daerah, serta pelatihan guru di seluruh Indonesia.
Hal itu disampaikan Yohan usai menjadi narasumber dalam workshop bertajuk “Transformasi Pendidikan Melalui Pembelajaran Mendalam” yang digelar di ruang meeting Hotel d’Season Jepara, Sabtu (18/10/2025).
Menurutnya, pelatihan guru menjadi langkah paling konkret agar pendekatan Pembelajaran Mendalam dapat diimplementasikan dengan efektif di satuan pendidikan.
“Kami menyiapkan pola pelatihan berjenjang dan terstruktur. Ini bukan sekadar sosialisasi, tapi langkah nyata agar para guru memahami dan menerapkan pendekatan ini di kelas,” ujar Yohan kepada Swara Pendidikan biro Jepara.Sabtu (18/10/2025).
Meski sebagian besar guru merespons positif, Yohan mengakui masih ada sebagian kecil yang merasa keberatan dengan kebijakan baru tersebut.
“Ada beberapa guru yang menanggapinya dengan keengganan, merasa ini hal baru lagi yang harus dipelajari. Tapi itu hal yang lumrah. Justru kami melihatnya sebagai tantangan positif untuk memperkuat pendampingan,” ucapnya.
Yohan menambahkan, Kemendikdasmen bersama Komisi X DPR RI terus melakukan advokasi dan pendekatan agar Pembelajaran Mendalam dapat dipahami sebagai metode yang menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan reflektif bagi peserta didik.
Terkait dengan wilayah terpencil atau daerah yang memerlukan penanganan khusus (dulu dikenal sebagai daerah 3T), Yohan memastikan pemerintah juga memberikan perhatian khusus. Pola pelatihan dilakukan secara berjenjang, mulai dari pelatih nasional, regional (provinsi), hingga tingkat daerah.
“Kuncinya adalah sinergi dengan Dinas Pendidikan di daerah. Melalui mereka, pembinaan dan sosialisasi bisa dilakukan lebih efektif dan berkelanjutan,” jelasnya.
Ia menegaskan, Pembelajaran Mendalam tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian integral dari kebijakan besar transformasi pendidikan nasional yang mencakup revitalisasi sekolah, digitalisasi pembelajaran, serta pengenalan kecerdasan artifisial (AI).
“Revitalisasi sekolah, digitalisasi pembelajaran, dan pembelajaran mendalam harus berjalan beriringan. Semua program itu saling melengkapi untuk mencapai pendidikan yang adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman,” pungkas Yohan.
Dengan pendekatan yang komprehensif tersebut, Kemendikdasmen berharap inovasi pendidikan dapat berjalan maksimal — mulai dari peningkatan kompetensi guru, perbaikan infrastruktur, hingga penguatan karakter dan keterampilan abad ke-21 bagi peserta didik.