
Swara Pendidikan.co.id (BOGOR) – Yayasan Tabungan Surga menggelar acara Amazing Difabel Gathering sekaligus nonton bareng (nobar) film dokumenter pendakian puncak gunung Papandayan oleh perwakilan tiga penyandang disabilitas (2 tuna netra, dan satu tuna rungu) dari Sekolah Gratis SLB Cahaya Quran dibawah naungan Yayasan Tabungan Surga. Jumat (06/11/2020).

Acara yang digelar di foresthree Resto, Bogor, dihadiri ratusan anak difabel serta para pendaki gunung dari berbagai komunitas yang ada diwilayah Bogor.
Ketua Yayasan Tabungan Surga, Firman Sukmawirya mengatakan, tujuan digelarnya Amazing Difabel Gathering ini untuk menumbuhkan keakraban sesama difabel dan non difabel.
“Selain itu, kegiatan ini sekaligus sosialisasi kami dalam program pendakian ke gunung papandayan, bersama perwakilan tiga penyandang disabilitas ,” ujarnya.

“Jadi sesungguhnya hari inipun kita sedang melakukan pendakian. Cuma saat ini maknanya adalah pendakian spiritual. Mudah-mudahan melalui media anak-anak difabel ini bisa membantu kita dekat dengan Alloh SWT, selain kami juga ingin menumbuhkan keakraban sesama difabel dan non difabel. Harapannya melalui silahturahmi ini, kami bisa terus menjalin sinergi dengan mitra dan teman-teman komunitas dalam segala hal,” lanjut Firman.
Dia juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada teman-teman, mitra, dan komunitas pendaki gunung yang telah hadir di acara anak-anak difabel.
Selain itu juga ucapan terimakasih kepada Eiger yang telah memberikan dukungan kepada perwakilan anak-anak difabel, sehingga mereka dapat nyaman melakukan pendakian.

Firman menyebut, bagi para pendaki, gunung Papandayan merupakan tempat rekreasi, tetapi bagi para difabel ini merupakan pencapaian dan pengalaman yang luar biasa. Mudah-mudahan dilain waktu, anak-anak difabel ini bisa kembali mendaki bersama.
Ditempat sama, Arie, Ketua Umum Komunitas Pendaki Gunung Kota Bogor ikut memberikan apresiasi atas keberhasilan teman-teman difabel Yayasan tabungan surga yang beberapa waktu lalu berhasil mencapai puncak Papandayan.

“Ini membuktikan bahwa kondisi tubuh bukan penghalang untuk melakukan sesuatu diluar nalar manusia, dan keterbatasan bukanlah pembatas untuk menembus batas,” ujar Arie didampingi Kang Opink, Pengurus Komunitas Pendaki Gunung Korwil Kota Bogor.
Dia juga menyampaikan apresiasinya kepada Yayasan Tabungan Surga yang memiliki program mendaki gunung bagi para difabel.

“Kita memang perlu memberikan edukasi kepada anak-anak, bagaimana rasanya naik gunung. Sebab mendaki gunung memberikan pelajaran tentang disiplin, tanggung jawab, tidah mudah putus asa, serta berani mengambil keputusan dengan tepat. Karena saat melakukan pendakian, seseorang dihadapkan pada banyak tantangan. Semua itu bukan tidak mungkin juga bisa dilakukan oleh teman-teman difabel,” paparnya.

Namun Arie juga mengingatkan, bahwa mendaki gunung merupakan aktivitas yang menantang. Medan yang berat di tengah alam yang sulit ditebak kondisinya. Karena itu butuh fisik yang kuat.
“Karena itu perlu pengarahan dan patuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) sebelum melakukan pendakian. Apalagi jika para pendaki berasal dari kelompok difabel,” ujarnya.
Selain nobar, acara juga diisi dengan menyanyi bersama anak-anak difabel, pembagian door prize serta penyerahan piagam kepada para mitra Yayasan Tabungan Surga. (Agus)

