Swara Pendidikan (Balaikota, Depok) — Suasana intelektual terasa kental di lantai 10 Gedung Baleka II, Kompleks Balai Kota Depok, Puluhan pelajar, mahasiswa, ASN, dan pengurus Karang Taruna berkumpul dalam sebuah talkshow bertajuk “Membangun Akal Sehat Melalui Budaya Membaca.” Rabu (5/11/2025).
Acara ini menghadirkan tiga tokoh nasional — filsuf publik Rocky Gerung, Wali Kota Depok Supian Suri, dan jurnalis senior Hersubeno Arif — yang berdialog hangat tentang pentingnya literasi sebagai pondasi berpikir kritis dan membangun masyarakat yang sehat.
Dalam sambutannya, Wali Kota Depok Supian Suri mengapresiasi kehadiran para narasumber dan menekankan pentingnya membudayakan kebiasaan membaca serta menjadikan dialog sebagai bagian dari kehidupan kolektif masyarakat.
“Biar tajam harus diasah,” ujarnya, mengibaratkan akal sehat sebagai pisau yang harus terus dipertajam melalui literasi dan diskusi publik.
Sementara itu, Rocky Gerung dalam sesi utamanya mengajak peserta untuk memaknai membaca bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan proses menemukan kesadaran diri dan memperluas wawasan.
“Membaca adalah jalan menemukan kesadaran diri dan memperluas wawasan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahaya menjadi pasif di tengah banjir informasi jika budaya membaca tidak dibangun sejak dini.
Talkshow ini menjadi simbol kolaborasi antara intelektual, birokrat, dan masyarakat kota. Turut hadir pula seniman lokal Ipang “Ore-Ore”, yang menambah nuansa reflektif melalui penampilan musik bertema literasi — menegaskan bahwa membaca dan berpikir kritis bisa dikemas secara kreatif.
Dalam penutup acara, Supian Suri berharap momentum ini tidak berhenti hanya di forum ini
“Kita sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk melayani masyarakat. Maka generasi muda harus terus mengasah akal sehat, peka terhadap lingkungan sosial, dan melayani tanpa mengeluh,” tuturnya.
Dengan langkah ini, Kota Depok menegaskan diri bukan sekadar kota satelit Jakarta, melainkan ruang tumbuhnya budaya intelektual, kreatif, dan berdaya pikir — karena membaca sejatinya bukan hanya soal buku di rak, melainkan tentang membuka perspektif dan memperluas kesadaran bersama. (gus)




