Swara pendidikan (Jakarta) – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meluncurkan program “Sastra Masuk Kurikulum” diperingatan Hari Buku nasional (Harbuknas) 2024.
Hal ini menjadi bukti komitmen Kemendikbudristek dalam upaya meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi murid yang menjadi salah satu tujuan utama dari gerakan Merdeka Belajar.
Nadiem mengatakan, peringatan Harbuknas tahun ini menjadi momentum penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka yang kini telah diterapkan secara nasional.
Menurutnya, kehadiran sastra dalam pembelajaran telah berlangsung pada sebagian kelas namun terbatas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
“Melalui program ini, kami mendorong guru untuk memanfaatkan karya-karya sastra yang sudah dikurasi sebagai bahan ajar berbagai mata pelajaran, tidak hanya Bahasa Indonesia. Namun, guru tetap perlu mendampingi proses pembacaan yang dilakukan murid sehingga dapat menggali nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra,” papar Nadiem, dikutip dari kemdikbud.go.id.
Diinisiasi oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi () sejak tahun 2023 sebagai turunan dari Episode Merdeka Belajar ke-15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar
Inisiator Program Sastra Masuk Kurikulum, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo menuturkan, bahwa penguatan sastra dalam pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka.
“Ini bagian dari upaya untuk membangun kompetensi dan karakter murid. Bukan hanya membaca, tapi juga daya nalar dan empati sehingga berdampak pada terwujudnya generasi berkarakter Profil Pelajar Pancasila, serta meningkatkan kreativitas guru dan imajinasi murid,” pungkasnya. (NJ Saputra)