Swara Pendidikan (Cipayung, Depok) — Diseminasi pendidikan yang diselenggarakan baru-baru ini mendapat respons positif dari para peserta. Salah satunya datang dari Sri Suparni, Pengawas Sekolah Dasar se-Kecamatan Cipayung. Ia menilai bahwa pendidikan di era digital tidak cukup hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga harus dibarengi dengan pendidikan karakter dan moral yang religius.
Diseminasi pendidikan yang mengangkat keteladanan tokoh pendidikan nasional KH. Ahmad Dahlan ini disampaikan oleh Wawang Buang sebagai narasumber. Dalam paparannya, Wawang menekankan pentingnya meneladani nilai-nilai perjuangan dan integritas KH. Ahmad Dahlan dalam membentuk sistem pendidikan yang menyatukan ilmu pengetahuan dan nilai keislaman.
“Menarik apa yang dipaparkan narasumber. Beliau menekankan bahwa pendidikan karakter sangat penting dan harus diawali dengan keteladanan. Kita sebagai guru adalah tokoh yang wajib menjadi contoh nyata bagi peserta didik,” ujar Sri Suparni saat ditemui jurnalis Swara Pendidikan, Jumat (18/7/2025).
Menurutnya, materi yang disampaikan narasumber sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini, terutama dalam konteks pembentukan karakter peserta didik. Ia juga menyoroti pentingnya karakter guru sebagai fondasi dalam menanamkan nilai-nilai luhur kepada siswa.
“Pembentukan karakter peserta didik harus dimulai dari pribadi guru yang berkarakter. Ini sejalan dengan kurikulum yang menekankan 8 Profil Pelajar Pancasila dan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai bagian dari upaya menyongsong Generasi Emas 2045,” tambahnya.
Sri Suparni berharap guru-guru Indonesia bisa konsisten dalam membangun pembiasaan positif di lingkungan sekolah. Menurutnya, integrasi antara ilmu pengetahuan, etika, dan adab yang baik harus menjadi dasar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Semoga kegiatan diseminasi ini dapat mendorong pengembangan program-program pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan sekolah serta guru, termasuk dalam hal implementasi kurikulum, pemanfaatan teknologi, dan pengembangan profesionalisme pendidik,” tutupnya. (Amr)