Swara Pendidikan (Pancoranmas, Depok) – Suasana baru terlihat di SD Negeri Pancoranmas 3. Rak-rak buku yang sebelumnya sepi kini kembali ramai dipenuhi siswa yang antusias membaca. Setelah sempat tertunda, sekolah ini akhirnya kembali mengaktifkan fasilitas perpustakaan sebagai pusat kegiatan belajar sekaligus sumber informasi bagi seluruh warga sekolah.
Kepala Satuan Pendidikan SDN Pancoranmas 3, Hendra Heru Nugroho, S.Pd, menuturkan bahwa pengaktifan kembali perpustakaan merupakan kelanjutan dari program Dongeng Jumat Sebulan Sekali (Donat Seli) yang telah berjalan. “Tujuannya jelas, yaitu untuk menumbuhkan budaya literasi sejak dini di sekolah,” kata Hendra saat ditemui Swara Pendidikan di ruang kerjanya, Jumat (29/8/25).
Untuk memastikan berjalan tertib, pihak sekolah telah menyusun jadwal kunjungan bagi setiap kelas. Setiap rombongan belajar (rombel) mendapat giliran dua kali kunjungan setiap bulannya.
“Per kelas sudah dibuatkan jadwal khusus, dengan pendampingan petugas agar siswa tetap tertib. Kami juga menyiapkan format monitoring yang harus diisi penjaga perpustakaan untuk melaporkan perkembangan minat baca siswa,” ungkapnya.
Menurut Hendra, hal ini penting agar fungsi perpustakaan tidak bergeser menjadi sekadar tempat bermain. “Kunjungan perpustakaan harus diarahkan untuk membaca, bukan untuk kegiatan lain. Karena itu, pengawasan tetap diperlukan,” tandasnya.

Meski baru diaktifkan sebulan lalu, antusiasme siswa sudah terlihat jelas. Buku bergambar dengan ilustrasi berwarna menjadi favorit bagi siswa kelas satu. “Anak-anak paling senang dengan buku cerita bergambar. Itu artinya, ketertarikan mereka pada buku mulai tumbuh, dan ini sebuah kemajuan yang patut disyukuri,” ucap Hendra.
Di sekolah yang memiliki 12 rombel (kelas pagi dan siang) ini, penerapan jadwal kunjungan terbukti efektif. “Sebelumnya hanya ada beberapa siswa yang datang ke perpustakaan. Tapi setelah dijadwalkan, suasana perpustakaan menjadi lebih hidup, dan antusiasme siswa luar biasa. Guru-guru kelas pun ikut mendukung penuh,” terangnya.
Hendra berharap perpustakaan tidak hanya menjadi tempat membaca, melainkan juga melahirkan karya-karya baru dari siswa. “Kami ingin siswa bukan hanya mengenal literasi, tapi juga bisa menghasilkan karya. Harapannya sejalan dengan program Kota Depok, yaitu Desa Busa (Satu Buku Satu Sekolah). Ke depan, saya ingin satu siswa mampu melahirkan setidaknya satu cerpen yang bisa dibukukan,” katanya penuh harap.
Untuk memacu semangat siswa, sekolah juga berencana mengadakan program penghargaan dan menghadirkan duta baca di tingkat sekolah. Namun, keterbatasan koleksi buku masih menjadi tantangan utama. Saat ini jumlah buku yang tersedia belum sebanding dengan kebutuhan siswa.
“Ada program wakaf buku dari Diskarpus, di mana setiap ASN mewakafkan buku terbaiknya ke perpustakaan kota. Semoga program itu bisa menjangkau sekolah-sekolah, termasuk SDN Pancoranmas 3, sehingga manfaatnya bisa langsung dirasakan siswa,” tutup Hendra. (Amr)




