Swara Pendidikan (Sukmajaya, Depok)- SDN Baktijaya 6 yang terletak di Kecamatan Sukmajaya, Depok, memiliki 12 siswa berkebutuhan khusus atau anak inklusi. Sayangnya, sekolah ini masih kekurangan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pendidikan inklusi.
Kepala SDN Baktijaya 6, Kamsiyatun, saat dikonfirmasi awak media membenarkan adanya 12 siswa inklusi di sekolah yang dipimpinnya. “Iya, benar, di sekolah kami ada 12 anak berkebutuhan khusus atau inklusi dengan berbagai karakter,” kata Kamsiyatun, Senin (20/1/2025).
Kamsiyatun menjelaskan, ke-12 siswa inklusi tersebut memiliki berbagai kebutuhan, antara lain tuna wicara, tuna rungu (dua siswa), hiperaktif (satu siswa), lambat bicara (dua siswa), serta slow learner (tujuh siswa).
“Untuk tujuh siswa slow learner di kelas 4 dan 5, mereka belum bisa berbicara. Begitu pula dengan siswa lambat bicara di kelas satu, bila diajak bicara masih seperti anak usia tiga tahun,” ungkapnya.
Meskipun memiliki siswa inklusi, SDN Baktijaya 6 belum dilengkapi dengan fasilitas inklusi yang memadai, seperti yang dimiliki oleh beberapa sekolah lain di wilayah tersebut. Kamsiyatun berharap agar Dinas Pendidikan Kota Depok memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk mendukung pendidikan inklusi di sekolahnya.
“Kami berharap ada bantuan inklusi dari Dinas Pendidikan, seperti yang diberikan kepada SDN Mekarjaya 07 dan 28,” harapnya.
Lebih lanjut, Kamsiyatun mengatakan, untuk menangani siswa inklusi, SDN Baktijaya 6 menunjuk seorang guru khusus yang bertugas memberikan bimbingan dan edukasi kepada guru-guru lainnya terkait penanganan siswa inklusi.
“Kebetulan guru tersebut baru setahun bertugas di sekolah ini dan baru setahun juga menangani inklusi,” ujarnya.
Visi Menjadi Sekolah Ramah Anak dan Lingkungan
Kamsiyatun memiliki impian untuk menjadikan SDN Baktijaya 6 sebagai sekolah ramah anak dan ramah lingkungan. “Saya ingin, pelan-pelan, sekolah ini menjadi sekolah yang ramah untuk semua anak, termasuk anak-anak inklusi dengan berbagai karakter, seperti tuna wicara dan tuna rungu, yang memerlukan penanganan khusus,” katanya.
Selama setahun menjabat sebagai Kepala Sekolah, Kamsiyatun merasa mendapat banyak bimbingan dari para guru senior yang berpengalaman. “Saya banyak belajar dari guru-guru senior di sekolah ini, mereka menjadi teladan dan pendamping yang sangat mendukung selama saya menjalani tugas sebagai kepala sekolah,” kata Kamsiyatun. Dia merasakan manfaat berkonsultasi dengan para guru senior dalam pengambilan keputusan dan kebijakan sekolah.
Keterbatasan Anggaran dan Sumber Daya
SDN Baktijaya 6, meskipun memiliki lahan yang cukup luas, hanya memiliki sekitar 165 siswa. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah.
“Karena keterbatasan anggaran, kami jarang mengadakan kegiatan yang berbayar. Sebagian besar kegiatan yang kami lakukan didanai oleh orang tua murid, komite sekolah, dan korlas,” tutur Kamsiyatun.
Keterbatasan sumber daya ini juga berdampak pada kegiatan-kegiatan sekolah. Beberapa waktu lalu, sekolah ini mengadakan outing class dengan menyewa angkutan kota (angkot) untuk berkeliling wilayah Sukmajaya. Begitu pula untuk kegiatan latihan Pramuka, yang diadakan di Jalan Merdeka, mengingat terbatasnya fasilitas yang ada di sekolah.
Harapan untuk Masa Depan
Kamsiyatun berharap ke depan, SDN Baktijaya 6 dapat mendapatkan dukungan lebih banyak, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dalam mendukung siswa inklusi. “Saya berkomitmen untuk terus berusaha menjadikan sekolah ini lebih baik, ramah anak, dan ramah lingkungan, agar semua anak, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, dapat berkembang dengan optimal,” tutup Kamsiyatun. (Jaya)