Swara Pendidikan (Cinere, Depok) – Sejak tahun 2020 hingga April 2025, SD Negeri Pangkalan Jati 2 tercatat sudah berulang kali mengalami banjir. Hanya dalam dua bulan terakhir, sekolah ini telah dilanda banjir sebanyak empat kali, tepatnya pada tanggal 4, 7, 20 Maret, dan 11 April.
Kepala UPTD SD Negeri Pangkalan Jati 2, Firdaus S.Pd, menjelaskan bahwa banjir disebabkan oleh kondisi geografis sekolah yang berada di cekungan Kali Krukut. Ketika hujan deras turun, aliran air tidak mengalir dengan baik sehingga menggenangi area sekolah.
“Banjir diakibatkan karena kondisi dan letak geografis sekolah yang berada di cekungan Kali Krukut serta ketika hujan lebat air tidak mengalir dengan baik,” ujarnya saat ditemui jurnalis Swara Pendidikan di kantornya, Jumat (16/5/2025).
Firdaus menuturkan bahwa sejumlah ruang terdampak banjir, antara lain dua ruang kelas, ruang terapi/inklusi, ruang kepala sekolah, ruang TU/operator, kamar mandi putra dan putri, serta ruang guru. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar terganggu dan beberapa fasilitas mengalami kerusakan.
“Kita berharap sekolah bisa direlokasi dan prosesnya bisa cepat, karena surat pengajuan sudah kami ajukan ke Dinas Pendidikan bidang sarpras,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa berbagai pihak telah meninjau langsung kondisi sekolah pascabanjir, di antaranya perwakilan dari Dinas Pendidikan, Cing Ikah (Ibu Wali Kota Depok), Camat, serta Lurah setempat. Warga sekolah juga telah bermusyawarah dan sepakat untuk mendukung relokasi demi keselamatan dan kenyamanan seluruh warga sekolah.
“Kami sudah musyawarah ke warga sekolah untuk bisa direlokasi karena posisi sekolah sudah tidak layak. Setiap hujan tiba bisa dipastikan banjir. Ini membahayakan 350 siswa, guru, dan wali murid, serta merusak perabotan sekolah dan mengganggu proses belajar mengajar,” jelas Firdaus.
Keluhan juga disampaikan oleh Sumartini, wali murid dari siswa kelas 3B. Ia menyebut banjir bukan hal baru di sekolah tersebut dan berharap ada tindakan cepat dari pemerintah.
“Saya dan orang tua yang lain menginginkan ada proses yang cepat untuk solusi banjir ini dari Pemerintah Kota Depok. Semua sudah melihat langsung kondisi saat banjir. Kasihan anak-anak jadi sering libur, kami orang tua juga kelelahan membersihkan lumpur,” ucapnya.
Sumartini menambahkan bahwa saat pertama kali melihat banjir setinggi pinggang orang dewasa di area sekolah, ia sangat terkejut. Padahal, rumahnya tidak pernah terkena banjir.
“Harapan kami sama, semoga sekolah bisa dipindahkan. Setiap kali hujan, kami orang tua selalu cemas, terutama bagi anak-anak yang masuk siang,” tutupnya. (Amr)
