Swara Pendidikan (Sawangan, Depok) – Pelaksanaan Asesmen Sumatif Akhir Semester (SAS) hari pertama di SDN Bedahan 03, berlangsung lancar dan sesuai jadwal yang telah ditetapkan sekolah, Senin (1/12/2025).
Guru SDN Bedahan 03, Chali menyampaikan bahwa SAS merupakan bagian dari proses evaluasi pembelajaran yang bertujuan menilai capaian kompetensi siswa pada akhir semester.
“SAS ini untuk menilai pencapaian belajar siswa di akhir semester. Selain itu digunakan untuk melihat kemampuan membaca dan menulis melalui pendekatan pembelajaran struktural analitik sintetik,” ungkap Chali di sela pelaksanaan SAS.
Ia menjelaskan SAS adalah kegiatan evaluasi yang rutin dilaksanakan dalam kerangka kurikulum nasional sebagai instrumen untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
“SAS berfungsi menilai capaian belajar siswa, mengevaluasi efektivitas pembelajaran, serta menjadi acuan untuk mengetahui kemajuan belajar. SAS juga membantu guru dan orang tua mengidentifikasi siswa yang perlu mendapat perhatian khusus,” jelasnya.
Dalam SAS kali ini, terdapat sembilan mata pelajaran yang diujikan, antara lain Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Bahasa Indonesia, Matematika, IPAS untuk kelas 3–6, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Penilaian untuk mata pelajaran PJOK dilakukan melalui praktik tanpa tes tertulis.
“Materi PJOK diarahkan pada pembiasaan gerakan olahraga melalui tujuh gerakan kebiasaan anak Indonesia hebat yang dipraktikkan langsung,” sambungnya.
Total 358 siswa SDN Bedahan 03 mengikuti SAS tahun ini. Bentuk soal yang digunakan menyesuaikan tingkat kelas, mulai dari pilihan ganda, isian, hingga uraian. “Sebagai contoh, untuk mata pelajaran PAI fase C (kelas 5 dan 6) terdapat 20 soal pilihan ganda, 10 isian, dan 5 uraian. Untuk fase B (kelas 3 dan 4) berisi 20 soal pilihan ganda dan 10 isian. Sedangkan untuk kelas 1 dan 2 bentuk soal disesuaikan dengan kreativitas guru masing-masing,” papar Chali.
Chali berharap SAS dapat menjadi dasar untuk penyusunan strategi pembelajaran pada semester berikutnya. “Semoga hasil SAS ini menjadi langkah awal dalam mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran di semester dua sehingga penerapan kurikulum nasional bisa berjalan lebih optimal,” harapnya. (Dib)




