Swara Pendidikan.co.id (Cilodong, Depok) – Penutupan pesantren kilat Ramadhan 1437 H/2016 M siswa SMK PGRI 1 Depok yang digelar selama dua hari (Jumat – Sabtu) ditutup dengan pemberian tausiah oleh Kepala SMK PGRI 1 Depok, Yudi Herawan. Sabtu (18/6/2016).
Dalam tausiahnya, Kepala SMK PGRI 1 Depok, mengajak siswa-siswi SMK PGRI 1 Depok untuk menanamkan budaya malu.
“Jika seorang hamba dicabut rasa malunya, baik malu karena tabiat atau yang diupayakan, maka dia sudah tidak lagi memiliki pencegah yang dapat menyelamatkannya dari perbuatan jelek dan maksiat, sehingga jadilah dia setan yang terkutuk yang berjalan di muka bumi dalam wujud manusia,” kutip Yudi dalam sebuah hadist Nabi SAW.
“Seorang Muslim tidak boleh “malu” untuk mempertahankan hak sesamanya. Dan seorang Muslim juga tidak boleh “malu” untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada orang lain,” sambungnya.
Dikatakan Yudi Herawan dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda, “Malu” dan “iman” itu dua bagian yang tak dapat dipisahkan. Apabila yang satu hilang maka yang lain pun turut hilang. Dalam hadits lain yang diriwayatkan Bukhari Muslim, disebutkan, kata Yudi, “Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.”
Kalimat ini papar Yudi, mengandung pengertian, jika perbuatan tersebut tidak mendatangkan rasa malu, maka lakukanlah. Kedua, berupa ancaman dan peringatan keras. Silahkan kamu melakukan apa yang kamu suka, karena azab sedang menanti orang yang tidak memiliki rasa malu. Terakahir, kata Yudi, Lakukan saja perbuatan buruk yang kamu tidak malu untuk melakukannya.
Diakhir penutup, Kepala SMK PGRI 1 Depok mengajak peserta sanlat Ramadhan kelas X dan XI untuk saling memelihara rasa “malu”, “agar kelak ke”iman”an kita dapat meningkat sehingga kita selalu mendapat rahmat-Nya,” pesan Yudi.
Kegiatan Sanlat Ramadhan diakhiri berbuka puasa bersama dengan para guru SMK PGRI 1 Depok. (gus)
