Swara Pendidikan (Jakarta)- Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres Nasional ke-6 Asosiasi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (ARSPTN) yang digelar pada Sabtu, 4 Oktober 2025, di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Mengusung tema “Sinergitas Internasional untuk Peningkatan Daya Saing dalam Mewujudkan Pelayanan Unggulan dan Fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi Negeri”, kongres ini menjadi forum strategis untuk memperkuat kolaborasi antar rumah sakit perguruan tinggi negeri (RS PTN) dalam upaya menuju rumah sakit pendidikan berkelas dunia.
Kongres secara resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) niRI, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D. Dalam sambutannya, dia menyampaikan harapannya agar Kongres Nasional ke-6 ARSPTN ini menjadi tonggak penting dalam akselerasi transformasi RS PTN menuju rumah sakit pendidikan kelas dunia, selaras dengan harapan besar Presiden Republik Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain global di bidang kesehatan dan pendidikan tinggi.
“Semoga dalam 3–5 tahun mendatang, ada rumah sakit Indonesia yang menjadi champion dan bisa mewakili Indonesia di panggung dunia,” kata Prof. Brian.
Dia juga mendorong RS PTN Indonesia untuk meneladani rumah sakit internasional ternama seperti Johns Hopkins Hospital (Amerika Serikat) dan National University Hospital (Singapura) sebagai tolok ukur pengembangan rumah sakit pendidikan di Indonesia.
“Pesan saya, apa yang menjadi harapan Bapak Presiden Republik Indonesia agar menjadi acuan dalam pembahasan kongres ini,” imbuh Prof. Brian.

Sementara itu, Ketua ARSPTN, Prof. Dr. dr. Nasronudin, Sp.PD menyatakan bahwa kongres ini merupakan momentum penting untuk memperkuat sinergi, kolaborasi, dan kontribusi RS PTN terhadap pembangunan sektor kesehatan nasional dan pendidikan tinggi.
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah membangun kolaborasi dan memperkuat kontribusi RS PTN terhadap program-program pemerintah serta menjawab kebutuhan masyarakat di seluruh Indonesia,” jelas Prof. Nasronudin saat jumpa pers.
Prof. Nasronudin mengungkapkan sejumlah capaian penting yang telah diraih oleh ARSPTN dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah keberhasilan merumuskan model Pendidikan Kolaboratif (Interprofessional Education) lintas institusi dan disiplin ilmu, yang kini menjadi salah satu program unggulan pendidikan berbasis rumah sakit di Indonesia.
“Atas inisiatif ini, ARSPTN mendapat penghargaan MURI pada Kongres Nasional ke-5 di Bandung tahun lalu,” ungkapnya.
Selain pendidikan, ARSPTN juga menunjukkan kemajuan dalam bidang riset. Melalui jaringan RS PTN dan RS Gigi & Mulut PTN, asosiasi ini telah menghasilkan sejumlah riset unggulan yang berujung pada hilirisasi produk inovatif, di antaranya: Sensor resistensi sel, Teknologi berbasis genomic, Nutrigenomik, dan berbagai inovasi lainnya
“Langkah ini dinilai sebagai bentuk konkret kontribusi RS PTN terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat berbasis inovasi dalam negeri,” tutup Prof. Nasronudin. (Nurjaya SP)