Swara Pendidikan (Depok) — Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menjalin kemitraan strategis dengan PT Etana Biotechnologies Indonesia dalam pelaksanaan penelitian klinis produk terapi untuk penanganan Diabetes Melitus Tipe 2. Penandatanganan perjanjian kerja sama ini menjadi langkah konkret dalam mendukung inovasi di bidang kesehatan, khususnya dalam pengembangan terapi penyakit metabolik dan kronis. Senin (14/7/ 2025)
Produk terapi yang diteliti dikembangkan oleh Etana, perusahaan biofarmasi nasional yang berfokus pada inovasi teknologi mutakhir untuk penyakit kronis. Dalam penelitian ini, RSUI dan Etana akan berkolaborasi secara ilmiah dan etis, dengan pengawasan ketat dari para ahli medis dari kedua pihak.
Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, Sp.PD-KEMD, seorang endokrinolog sekaligus akademisi dari Universitas Indonesia, ditunjuk sebagai peneliti utama. Beliau akan memimpin tim peneliti RSUI untuk memastikan pelaksanaan uji klinis sesuai kaidah ilmiah, protokol penelitian, dan etika medis. Tahap penelitian klinis ini menjadi krusial untuk menilai efektivitas dan keamanan terapi sebelum terapannya lebih luas di masyarakat.
Direktur Utama RSUI, dr. Kusuma Januarto, Sp.OG, Subsp. Obginsos, menyampaikan bahwa kerja sama ini mencerminkan komitmen RSUI sebagai rumah sakit pendidikan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi medis.
“RSUI melalui riset klinis yang berorientasi pada keselamatan dan kemanfaatan pasien akan menjadi bagian dari inovasi terapi diabetes yang memiliki maslahat bagi masyarakat, khususnya pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes yang prevalensinya terus meningkat di Indonesia,” ujarnya. Senin (14/7/ 2025)

Direktur Utama RSUI : Sebelah kiri foto mengenakan batik orange
Chief Finance Officer Etana : Sebelah kanan foto menenakan batik cokelat. (foto.dok.Humas RSUI)
Sebagai rumah sakit pendidikan yang masuk dalam Global Top 250 Hospitals versi Brand Finance, RSUI terus memperkuat posisi dalam kolaborasi riset strategis baik nasional maupun internasional. Keterlibatan dalam penelitian klinis menjadi indikator penting dalam membangun reputasi institusi yang berdampak luas.
Sementara itu, Chief Finance Officer PT Etana Biotechnologies Indonesia, Liauw Tek Kim, menyatakan bahwa kemitraan ini merupakan bagian dari langkah strategis perusahaan dalam menghadirkan solusi bioteknologi bagi masyarakat.
“Kami meyakini bahwa penelitian klinis produk GLP-1 dalam pengobatan diabetes dan obesitas merupakan salah satu terobosan yang dapat memberikan kontribusi besar, tidak hanya dari sisi klinis, tetapi juga dalam mendukung kemandirian industri farmasi nasional,” tuturnya.
Kerja sama ini diharapkan menghasilkan terapi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, sekaligus menjadi wujud sinergi antara dunia industri, akademik, dan pelayanan kesehatan. Kolaborasi antara RSUI dan Etana juga menjadi fondasi penting dalam mendorong penguatan sistem kesehatan nasional yang berbasis riset dan berorientasi pada peningkatan mutu layanan. **