Swara Pendidikan (Cipayung, Depok) – Di tengah derasnya arus perubahan kurikulum dan tantangan zaman, seorang guru sekolah dasar dari Cipayung, kota Depok membuktikan bahwa inovasi tak harus besar dan rumit. Cukup dengan hati yang tulus, semangat belajar yang tinggi, dan gagasan kreatif, dunia pendidikan bisa dibuat lebih bermakna. Dia adalah Ridha Amanatu Nisa, guru SDN Cipayung 2, yang baru saja dinobatkan sebagai Guru Paling Inovatif se-Kecamatan Cipayung dalam ajang lomba yang digelar pada Senin, 4 Agustus 2025.
Penghargaan ini tak datang secara tiba-tiba. Ridha tampil dengan karya inovatif berjudul “Pengenalan Unsur Seni Rupa Melalui Media Quick Draw” (PUSPA QUICK DRAW) — sebuah pendekatan pembelajaran seni rupa berbasis teknologi yang menggugah minat siswa, bahkan yang awalnya merasa tak percaya diri dalam menggambar.
“Setiap anak itu unik, seperti warna dalam lukisan. Tugas saya adalah membantu mereka percaya bahwa semua bisa berkarya,” kata Ridha, penuh keyakinan, saat ditemui Swara Pendidikan, Selasa (5/8/2025).
Ridha lahir di Bogor, 15 Februari 1992, dan merupakan alumnus SDN Cipayung 2, tempat ia kini mengabdi. Perjalanan pendidikannya meliputi MTS dan MA Qotrun Nada, lalu meraih gelar sarjana Bahasa Inggris dari Universitas Indraprasta PGRI (2016), kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Terbuka pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan lulus tahun 2020. Sudah 10 tahun ia mengajar di SDN Cipayung 2, sebuah sekolah dengan 656 murid dan 21 rombongan belajar.
Sejak SMA, Ridha sudah mencintai dunia pendidikan. “Saya senang mengajar sejak remaja. Saya merasa menjadi guru adalah jalan hidup yang membuat saya bisa bermanfaat untuk orang lain,” ungkapnya.
Teknologi, Seni, dan Rasa Percaya Diri
Melalui Quick, Draw!, sebuah aplikasi berbasis web buatan Google yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), Ridha menemukan cara baru untuk memperkenalkan unsur seni rupa seperti titik, garis, bentuk, dan warna kepada siswa. Dalam permainan ini, siswa menggambar objek dalam 20 detik dan AI mencoba menebak apa yang mereka buat.
“Media ini memberi ruang bagi anak-anak untuk belajar sambil bermain, tanpa takut salah. Mereka jadi lebih percaya diri, kreatif, dan senang belajar,” jelas Ridha.
Kegiatan pembelajaran ini bukan hanya soal menggambar. Di baliknya, tersembunyi misi besar: menanamkan kepercayaan diri, keberanian berekspresi, dan membangun pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan — prinsip utama dalam pendekatan deep learning yang kini mulai diterapkan di sekolahnya.
Tantangan Jadi Bahan Bakar Inovasi
Tentu, menerapkan pembelajaran inovatif tak selalu mulus. Ridha harus menyusun model yang inklusif, memilih metode yang adaptif, serta menyambungkan materi seni dengan kehidupan nyata murid yang sangat beragam.
Namun baginya, semua tantangan itu adalah kesempatan. “Kuncinya adalah kolaborasi, eksplorasi digital, dan fokus pada kebutuhan murid,” ujarnya mantap.
Kini, setelah melihat antusiasme murid yang meningkat, serta umpan balik positif dari rekan guru yang mulai mencoba media serupa, Ridha yakin inovasinya bisa menyebar lebih luas.
Soal Kurikulum yang Selalu Berubah? Ini Tanggapannya
Ridha juga menanggapi perubahan kurikulum dengan kepala dingin. Baginya, perubahan adalah bagian dari dinamika pendidikan.
“Kita harus menyikapinya secara positif. Perubahan bisa membentuk pribadi guru yang terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi,” tuturnya.
Untuk mewujudkan pelaksanaan kurikulum yang ideal, ia menekankan pentingnya sinergi. “Satuan pendidikan dan kependidikan harus saling mendukung, terbuka, dan menyusun program kerja berdasarkan kebutuhan nyata murid,” tambahnya.
Menjadi Guru yang Menginspirasi, Bukan Sekadar Mengajar
Ridha Amanatu Nisa adalah sosok guru yang bukan hanya mengajar, tapi juga menginspirasi. Lewat PUSPA Quick Draw, ia menunjukkan bahwa teknologi bukanlah ancaman, melainkan sahabat dalam mendidik. Ia menyalakan semangat belajar di hati murid-muridnya — dengan cara yang sederhana namun bermakna.
“Semoga praktik baik ini bisa menginspirasi guru-guru lain, dan kita bersama-sama bergerak menuju pendidikan yang berpihak pada murid,” harapnya.(**)
Editor : Nurjaya SP