Kemerdekaan bangsa Indonesia telah mecapai usia 79 tahun. Kemerdekaan yang diraih dari perjuangan para pahlawan untuk seluruh bangsa Indonesia baik laki-laki maupun perempuan. Kemerdekaan bukan hanya soal terbebas dari penjajahan, tetapi juga tentang kebebasan untuk hidup, berpendapat, dan berkarya tanpa diskriminasi. Bagi perempuan Indonesia, kemerdekaan memiliki makna yang mendalam dan beragam.
[blockquote align=”none” author=””]Sudahkah Politik Perempuan benar-benar merasakan hikmat dari kemerdekaan? Lalu bagaimana Islam sebagai agama mayoritas bangsa Indonesia memberi dukungan moril bagi kemerdekaan perempuan?[/blockquote]
Problem Keterwakilam Perempuan Dalam Politik
Dalam sebuah partai politik, dominasi kaum laki-laki sebagai pemimpin memang masih begitu kuat. Padahal kenyataannya, perempuanpun mempunyai potensi yang tidak kalah dengan laki-laki dalam hal memimpin. Kepemimpinan tidak mungkin bisa terlepas dari individu yang berperan sebagai pemimpin itu sendiri. Presentasi keterwakilan Anggota DPR RI Perempuan pada tahun 2019 mencapai 20,87%, peningkatan ini belum juga mencapai kuota minimal keterwakilan 30% Perempuan.
Belum tercapainya presentasi 30% keterwakilan perempuan ini tentu disebabkan adanya sistem budaya politik dan sistem rekrutmen oleh partai yang belum menunjukkan keberpihakan kepada perempuan. Presentasi keterwakilan perempuan masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan presentasi laki-laki. Realita yang ada hingga hari ini menempatkan bahwa perempuan mengalami ketimpangan dalam kepemimpinan partai politik.
Sebagaimana Pasal 8 ayat (2) huruf e UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD menyatakan bahwa ‟Partai Politik dapat menjadi peserta Pemilu setelah memenuhi persyaratan menyertakan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat”.
Kurangnya representasi perempuan dalam bidang politik antara lain disebabkan oleh kondisi budaya patriaki yang tidak diimbangi kemudahan akses dalam bantuk tindakan afirmatif bagi perempuan, seperti pemberian kuota. Dalam negara yang menganut sistem nilai patriarki, seperti Indonesia, kesempatan perempuan untuk menjadi politisi relatif terbatasi karena persepsi masyarakat mengenai pembagian peran antara laki-laki dan perempuan, yang cenderung bias ke arah membatasi peran perempuan pada urusan rumah tangga.
Oleh karena itu keterwakilan perempuan menjadi syarat wajib bagi keikutsertaan parpol dalam pemilu. Setiap parpol wajib memenuhi kuota 30% perempuan di dalam politik. Keterwakilan perempuan secara aktif di dalam legislatif, merupakan salah satu wujud nyata dari tumbuhnya kesadaran kekuatan politik perempuan. Keterlibatan perempuan secara nyata tidak saja didasarkan pada keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, tetapi juga kontribusinya untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan.
Perempuan Hebat
Salah satu refleksi utama tentang makna kemerdekaan bagi perempuan Indonesia adalah hak-hak dasar yang kini semakin terpenuhi. Sebagai warga negara perempuan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan berpartisipasi dalam politik.
Lahirnya tokoh perempuan para kartini seperti ibu Megawati Soekarno Putri sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia menjadi bukti bahwa perempuan tidak kalah kuat dibanding dengan kaum laki-laki. Ibu Rri Mulyani yang menjabat sebagai menteri keuangan atau ibu Retno Marsudi sebagai menteri luar negeri. Mereka adalah sebagian dari banyaknya perempuan hebat yang memiliki peranan penting dalam Negara ini. Yang dapat memberikan angin segar bagi semua perempuan Indonesia saat ini. Menumbuhkan semangat dan motivasi untuk berperan aktif dalam bidang politik.
Nilai-Nilai Kemerdekaan Dalam Islam
Asghar Ali Enginer, seorang intelektual muslim India menyebut islam sebagai agama pembebasan dan deklarasi tauhid adalah pernyataan radikal yang memberikan konsekuensi besar bagi tatanan kemanusiaan dunia. Islam adalah agama universal yang membawa misi menjadi rahmatan lil ‘alamiin. Sebagai rahmat, islam mempunyai tujuan mulia membawa kebaikan dan kemaslahatan seluruh alam, khususnya bagi manusia tanpa memandang suku, ras, agama termasuk gender.
Islam adalah agama tauhid yang menolak semua tuhan-tuhan lain selain Allah. Ajaran keesaan tuhan termaktub dalam deklarasi tauhid laa ilaaha illallah, mermuat ajaran dasar bahwa semua manusia sesungguhnya sama semata di hadapan tuhan, tidak ada yang berhak menguasai apalagi menjajah dan menindas, karena seluruh penghambaan muaranya adalah Allah SWT.
Islam menegaskan bahwa misi manusia di bumi adalah membangun keseimbangan, keadilan dan kemaslahatan, membawa kebaikan dan mencegah kemunkaran (QS.at-Taubah:71). Dalam tugas ini tuhan pencipta seluruh alam tidak membedakan jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan (Q.S.Ali Imran:195).
Inilah dasar-dasar asas kemerdekaan manusia yang dijunjung tinggi dalam islam inilah yang menginspirasi para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia tujuh puluh sembilan tahun lalu untuk lepas dari ketertindasan dan penjajahan bangsa lain.
Nilai-nilai kemerdekaan yang di bawa Islam tidak memiliki batas waktu dan terus menjadi misi sejarah kemanusiaan manusia. jika perempuan sebagai manusia, masih berada dalam kultur dan struktur yang menindas, mendiskriminasi, mengeksploitasi, meng sub ordinasi dan menjadikannya objek kekerasan, maka pekik perjuangan kemerdekaan selayaknya terus diderukan. Bukan hanya oleh mereka yang berjenis kelamin perempuan, tetapi mereka, siapapun yang mencintai keadilan, yang jiwanya terpanggil oleh seruan al-Qur’an :”dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, adalah saling tolong menolong satu kepada yang lainya dalam menerukan kebaikan dan mencegah kejahatan…”(Q.S.Ali Imran:71).
Bagi perempuan, kemerdekaan memiliki makna yang mendalam dan beragam. Kemerdekaan bukan hanya soal terbebas dari penjajahan, tetapi juga tentang kebebasan untuk hidup, berpendapat, dan berkarya tanpa diskriminasi.
Refleksi kemerdekaan dalam politik perempuan bukan hanya tentang apa yang telah dicapai, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat terus maju untuk memastikan bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan memimpin.
Dirgahayu Indonesia…..
Penulis: Yessi Yuga Puspita
Sekertaris Jenderal Muslimat Bulan Bintang