Swara Pendidikan (Cilodong, Depok) — Sebanyak 22 siswa sekolah dasar dari 11 kecamatan di Kota Depok turut ambil bagian dalam lomba Cerita Bocah Depok yang digelar dalam rangka memeriahkan perayaan Lebaran Depok di Jalan Boulevard GDC, Kecamatan Cilodong, Selasa (13/5/2025). Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan berbagai lomba tradisional lainnya seperti Wadon Idol dan Ngaduk Dodol, yang semakin menambah semarak suasana.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Depok, Dr. H. Supian Suri, M.M., yang hadir bersama istri tercinta, Siti Barkah Hasanah atau yang akrab disapa Cing Ikah. Dalam sambutannya, Wali Kota menekankan pentingnya melestarikan tradisi dan budaya lokal sebagai bagian dari identitas masyarakat.
“Kegiatan ini adalah bagian dari tradisi orang tua kita yang harus dijaga dan dilestarikan. Apalagi dikombinasikan dengan penampilan edukatif seperti Cerita Bocah Depok yang melibatkan pelajar, tentu patut diapresiasi,” ujar Supian Suri.
Ia menambahkan, negara-negara maju seperti Jepang, Korea, dan beberapa negara Eropa selalu menjaga tradisinya meski berada di tengah kemajuan teknologi. Oleh karena itu, pelestarian budaya lokal juga menjadi tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat.
“Masyarakat Depok sudah bangkit dan bersatu. Pemerintah setempat harus terlibat aktif agar kegiatan semacam ini bisa terus berkembang dan menjadi daya tarik wisata budaya di masa depan,” imbuhnya.
Sementara itu, Heny Herawati, PIC pelaksana lomba Cerita Bocah Depok, menyampaikan bahwa keterlibatan siswa dalam lomba ini merupakan bagian dari upaya edukasi budaya dan literasi yang bermuatan lokal.
“Ini adalah cara memperkenalkan dan melestarikan budaya Kota Depok, terutama melalui bahasa dan cerita. Harapannya, bahasa Depok bisa menjadi bahasa pergaulan sehari-hari dengan kaidah yang sopan dan baik,” tutur Heny.
Ia juga berharap Cerita Bocah Depok ke depan bisa dijadikan sebagai Muatan Lokal (Mulok) di sekolah-sekolah, sebagai sarana pendidikan karakter dan pelestarian budaya yang kontekstual.
“Kami mengajak para guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk turut terlibat, bahkan memiliki kamus bahasa Depok sebagai panduan. Walaupun ini baru pertama kalinya dilombakan di ajang Lebaran Depok, kami optimis ini adalah awal perjuangan untuk memadukan budaya literasi dengan tradisi lokal,” pungkasnya.
Acara ini menjadi momentum penting dalam memperkenalkan kembali budaya Depok kepada generasi muda sekaligus menanamkan kebanggaan akan identitas lokal dalam bingkai pendidikan karakter. (Amr)