Swara Pendidikan.co.id (Sukmajaya, Depok) – PGRI Kecamatan Sukmajaya, Depok menggelar workshop penyusunan perangkat pembelajaran mengacu kepada kurikulum 2013, darurat dan paradigma baru di era new normal.
Kegiatan yang digelar secara daring dan luring selama 4 hari Senin-Kamis (10-13/01/22) di SDN Mekarjaya 13, dihadiri dan dibuka oleh Kasi Kurikulum SD Dinas Pendidikan, Syahril Simamora. Kamis (10/01/22). Diikuti sebanyak 570 peserta ASN dan honorer se Sukmajaya. Terdiri dari 31 Kepala Sekolah, sisanya guru kelas dan guru mata pelajaran.
Ketua K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) SD Kecamatan Sukmajaya, Arif Suryadi mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian HUT PGRI. Dan baru bisa dilaksanakan sekarang karena kondisinya kemarin masih belum kondusif dikarenakan masih diliputi pandemi.
“Makanya kita undur dan baru kita laksanakan dibulan Januari ini,” ungkapnya. Senin (10/01/22)
Arif Suryadi yang juga Tim Penilai Angka Kredit (TPAK) menjelaskan, kegiatan workshop ini dilaksanakan guna memfasilitasi teman-teman para guru PNS untuk kenaikan pangkat. Termasuk guru honorer. Karena guru honorer APBD ini wajib memiliki sertifikat pengembangan diri, minimal 3 buah sertifikat dalam satu tahun.
Ini menunjukan bahwa mereka memang bersungguh sungguh meningkat kompetensi. Termasuk pengembangan guru-guru yang PNS. Apalagi yang PNS wajib dari dana sertifikasi mereka. Makanya harus dikeluarkan dananya untuk pengembangan diri. Bukan digunakan untuk hal-hal lain. “Tujuan pemerintah memberikan sertifikasi kan itu,” tandasnya.
“Alhamdulillah, PGRI Kecamatan Sukmajaya sudah punya agenda untuk guru-guru. Minimal dua kali dalam satu tahun. Makanya ini kita fasilitasi. Kalau tidak difasilitasi kan kasihan. jadi ini kita selenggarakan selama 4 hari. Kenapa harus 4 hari, karena satu harinya harus 8 jam di kali 4 hari, jadi totalnya 32 jam. Ini yang disebut pelatihan/workshop. Kalau dilaksanakan kurang dari 4 hari, bukan workshop namanya. Seminar itu namanya,” papar Arif menegaskan.
“Karena saya kebetulan di TPAK, jadi saya suka memantau teman-teman kalau mengadakan kegiatan workshop, harus sesuai jam muatan program yang di sampaikan. Minimal 4 hari dalam kegiatan tersebut. Pelaksanaannya boleh dilakasanakan secara daring, boleh luring. Yang penting pelaksanaannya lebih dari 3 hari,” katanya.
Arif mengatakan, untuk kegiatan workshop ini, pihaknya mengundang 4 narasumber. Setiap hari satu narasumber.
“Hari pertama, bu Yanti dari Depag, hari kedua, bu Kristianti, calon pengawas, hari ketiga, bu Hj. Ida, pengawas, dan hari terakhir pak Supriyatna, terkait penilaian. Itu para pematerinya,” terang Arif.
Arif juga menyebut bahwa perangkat pembelajaran itu tidak hanya kepada bahan ajar, tetapi semua RPP penilaian, supaya teman-teman dimasa pandemi ini tidak terlena, walaupun masa pandemic, kegiatannya banyak daring, tetapi skenario pembelajaran itu harus digelar.
Mungkin konsepnya agak berbeda. sekalian juga diperkenalkan dengan kurikulum yang baru, kurikulum prototype. Karena nanti kedepannya bukan hanya sekolah penggerak saja yang menggunakan kurikulum paradigm baru, tetapi semua sekolah diharapkan mengikuti perubahan kurikulum tersebut.
Ada perubahan yang mendasar, seperti pembelajaran IPA, IPS digabung dalam satu muatan pembelajaran menjadi IPAS. Bahasa Inggris yang tadinya gak ada, sekarang dijadikan muatan pelajaran muatan pilihan. Diajarkan lagi disekolah.
Arif menambahkan, untuk peserta yang mengikuti workshop penyusunan perangkat pembelajaran mengacu kepada kurikulum2013, darurat dan paradigma baru di era new normal ini sebanyak 570 orang.
“Yang dihadirkan hari ini sebanyak 70 peserta. 31 Kepala Sekolah, dan sisanya guru-guru. Jadi yang lain daring, yang luring hanya perwakilan, karena kapasitasnya tidak memadai dan juga harus tetap menjaga prokes,” ujarnya.
“Semua peserta dari Sukmajaya, baik guru PNS maupun honorer. Yang daring mengikutinya di sekolah masing-masing. Jadi semuanya mengikuti kegiatan hari ini,” pungkasnya. (agus)