ADVERTISEMENT
  • BERITA UTAMA
    • NASIONAL
    • Klik Pendidikan
    • Info Guru
  • PUBLIKASI SEKOLAH
    • SMA
    • SMK
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • MI/DINIYAH
    • PAUD/TK
  • PROFIL SEKOLAH
    • SMK
    • SMA
    • MA
    • SMP
    • MTS
    • SD
    • TK/PAUD
    • MI/DINIYAH
  • GURU MENULIS
    • Artikel
  • TIPS N TRIK
  • RUANG SASTRA
    • Cerpen
    • Puisi
  • ULASAN BUKU
    • BAHAN AJAR
    • BUKU UMUM
  • KISAH / CERITA INSPIRATIF
  • PRESTASI SISWA/SEKOLAH
Swara Pendidikan
  • Login
Saturday, May 24, 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Swara Pendidikan
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

Perspektif Riri Satria tentang Peran AI dalam Sastra dan Pentingnya Kreativitas Manusia

by Redaksi
30 December 2024
in RUANG SASTRA, TIPS N TRIK
0
Perspektif Riri Satria tentang Peran AI dalam Sastra dan Pentingnya Kreativitas Manusia

Riri Satria (Kemeja putih) bersama sahabat di acara podcast Radar Banyuwangi.

          
Riri Satria (Kemeja putih) bersama sahabat di acara podcast Radar Banyuwangi.

Swara Pendidikan (Banyuwangi, Jatim)- Peran teknologi Artificial Intelligence (AI) kini mulai merambah ke dalam dunia sastra, bahkan mampu menciptakan karya sastra seperti puisi, meskipun proses penciptaannya jauh berbeda dari karya manusia.  Hal itu disampaikan Riri Satria saat menjadi bintang tamu podcast Radar Banyuwangi, sebelum mengisi acara JSAT 2024 beberapa waktu lalu.

“Manusia mencipta puisi melalui proses kontemplasi, kebatinan, dan ada soul atau nyawa di dalamnya. Sementara, puisi yang dibuat AI lebih merupakan hasil dari kalkulasi matematika,” ungkapnya.

Meski begitu, Riri melihat kehadiran AI dalam dunia sastra sebagai sebuah perspektif baru yang menarik, sekaligus tantangan bagi para sastrawan. “Terjadinya pergeseran penciptaan demam estetika ke arah metà estetika, di mana proses penciptaan karya sastra dilakukan mesin namun dikendalikan sastrawan melalui teknik prompting,” jelas Riri.

Menurutnya, ini fenomena yang sangat fenomenal. “Teknologi, termasuk AI, berkembang sebagai bagian dari sunatullah, tetapi manusia memiliki potensi yang jauh lebih besar karena dianugerahi enam level kecerdasan oleh Tuhan,” tuturnya.

BACA JUGA

Menjadi Perempuan: Membaca Saga, Serigala, dan Sebilah Mandau karya Shantined

Peringati Hari Puisi dan Hardiknas 2025: Gong Merah Putih dan Swara Pendidikan Hidupkan Literasi Lewat Sastra dan Musik

Puisi Karya Siti Asiyah

7 Rahasia Belajar Efektif dari Para Juara Kelas yang Wajib Kamu Tahu!

Dia menambahkan, jika manusia tidak mampu memaksimalkan potensinya, mereka bisa kalah bersaing dengan mesin, dan yang tersingkir adalah individu yang tidak mau berkembang.

“Manusia yang berinteraksi dengan AI ada tiga kategori, yaitu pengguna murni, pengguna cerdas (smart user), dan pengembang AI. kita pentingnya menjadi pengguna cerdas, yang mampu memanfaatkan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti kreativitas dan kemampuan berpikir kritis, “ imbuhnya.

Selain itu, Riri juga menyoroti tantangan bagi kurator sastra dalam membedakan karya yang dihasilkan manusia dengan karya yang diciptakan oleh AI.

“Kurator yang baik harus bisa menilai dan mengidentifikasi apakah sebuah puisi adalah karya manusia atau hasil dari AI. Jika tidak, yang dipertaruhkan adalah kredibilitas kurasi itu sendiri,” ujarnya.

Riri menutup perbincangan dengan penegasan bahwa teknologi, termasuk AI, diciptakan untuk membantu manusia. Namun, dia mengingatkan bahwa manusia harus tetap menjadi agen perubahan, bukan sekadar mengikuti perubahan.

“Kita harus terus belajar, terus menciptakan perubahan, karena manusia adalah makhluk perubahan. Jangan sampai kita kalah oleh AI hanya karena kita malas belajar dan tidak konsisten,” pesannya.

Diakhir, Riri Satria ini menyampaikan, meskipun teknologi terus berkembang, esensi kreativitas manusia tetaplah sesuatu yang unik dan tidak tergantikan. “Tantangan ke depan adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi untuk memperkaya karya dan tetap mempertahankan kemanusiaan dalam setiap prosesnya,” tutupnya.

Pewarta : Rissa Churria

Editor     : NJ Saputra)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Jumlah Pembaca: 74

BeritaTerkait

Menjadi Perempuan: Membaca Saga, Serigala, dan Sebilah Mandau karya Shantined
BUKU UMUM

Menjadi Perempuan: Membaca Saga, Serigala, dan Sebilah Mandau karya Shantined

by Redaksi
10 May 2025
0
0

Rissa Churria adalah pendidik, penyair, esais, pelukis, aktivis kemanusiaan.

Read more
Peringati Hari Puisi dan Hardiknas 2025: Gong Merah Putih dan Swara Pendidikan Hidupkan Literasi Lewat Sastra dan Musik

Peringati Hari Puisi dan Hardiknas 2025: Gong Merah Putih dan Swara Pendidikan Hidupkan Literasi Lewat Sastra dan Musik

3 May 2025
0
Puisi Karya Siti Asiyah

Puisi Karya Siti Asiyah

25 April 2025
0

7 Rahasia Belajar Efektif dari Para Juara Kelas yang Wajib Kamu Tahu!

22 April 2025
0

Peran Digitalisasi Media Pembelajaran terhadap Kualitas Pembelajaran

17 March 2025
0

Balasan untuk Anak Durhaka: Kisah Nyata yang Menggetarkan

13 March 2025
0
Next Post
Hadiri Parenting SDN Sukamaju 3, begini Pesan Politisi Muda PKB

Hadiri Parenting SDN Sukamaju 3, begini Pesan Politisi Muda PKB

ADVERTISEMENT
Swara Pendidikan

2025 © swarapendidikan.co.id

TENTANG KAMI

  • Disclaimer
  • KARIR
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami
  • Wawancara

Follow Us

No Result
View All Result
  • Disclaimer
  • KARIR
  • KODE ETIK JURNALIS SWARA PENDIDIKAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK
    • KODE ETIK JURNALISTIK
  • KONTAK IKLAN
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • Swara Pembaca
  • swarapendidikan.co.id
  • Tentang Kami
  • Wawancara

2025 © swarapendidikan.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In