PENDIDIKAN POLITIK DAN GURU

by Redaksi
0 Komentar 77 Pembaca

 

Pemilihan umum (pemilu) telah resmi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum yang akan digelar pada Februari 2024 mendatang. Pada penyelenggaraan pemilu 2024 tersebut akan dilaksanakan pemilihan presiden, DPD, DPR, dan DPRD.

 

Perbincangan terkait pemilu itu telah menjadi trending topik baik di grup-jejaring sosial seperti WA, Twitter dan Media online ataupun dikehidupan nyata saat ketika kita duduk-duduk di kedai kopi, ngobrol dengan komunitas sambil menikmati hobi bersama teman dan juga di lingkungan lembaga pemerintah dan swasta.

 

Diperbincangan terkait pemilu 2024 tersebut tidak jarang timbul pro dan kontra terkait pilihan calon legislatif, partai peserta pemilu, calon presiden, dll., apa yang terjadi di tengah perbincangan atau di grup jejaring sosial tersebut terkadang menimbulkan konflik diantara anggotanya. Perbincangan tersebut terkadang membahas hal-hal elementer sampai dengan pembicaraan tingkat tinggi baik aspek Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pendidikan, yang terkadang tanpa berdasar nalar dan logika serta bukti otentik yang mendukung.

 

Tahun depan yaitu 2024 akan menjadi tahun politik dimana kesempatan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk memilih pemimpin baru yang akan memimpin negara Indonesia lima tahun ke depan. Untuk menyambut pesta demokrasi yang dicapai melalui pemilu, partisipasi seluruh lapisan masyarakat merupakan indikator penting untuk menciptakan pemilu yang berkualitas dan berintegritas.

 

Pada pemilu tahun ini sudah saatnya masyarakat bersikap kritis dan melek politik, dengan dibekali wawasan pengetahuan politik yang cerdas dan mendidik. Disinilah peran pendidikan politik dalam masyarakat menjadi sangat penting dan mendesak.

Guru sebagai aktor intelektual dimasyarakat perlu terlibat secara aktif guna mendorong generasi muda untuk memainkan peran-peran tertentu yang diharapkan dari mereka dimasa mendatang. Peran guru dipolitik ini sesuai dengan semboyan yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Dimana guru merupakan sosok contoh atau panutan, pembangun semangat, niat, maupun kemauan serta pemberi semangat atau dorongan.

 

Seorang guru sebagai pemimpin dalam komunitas Masyarakat di kelas yang merupakan kelompok Masyarakat terkecil di sekolah harus mampu memberikan contoh yang baik bagi masyarakatnya.

 

Mereka harus mampu mempraktikkan nilai-nilai yang mereka ajarkan, seperti disiplin, kerja keras, kejujuran, dan toleransi. Seorang guru berperan penting dalam membentuk manusia yang berkarakter, kreatif, dan mampu berkontribusi bagi kemajuan masyarakat dan bangsanya dan terakhir, sosok guru juga diharapkan bisa memberikan semangat dan dorongan pada masyarakatnya, sehingga mereka memiliki keberanian dalam mencapai cita-cita yang diinginkan.

 

Pendidikan politik sangat penting bagi masyarakat agar dapat memahami pentingnya peran aktif mereka dalam mensukseskan pesta demokrasi yang berkualitas dan berintegritas.

 

Pendidikan politik harus berkelanjutan untuk membangun sistem nilai politik yang baik sehingga warga negara menjadi berdaya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, pendidikan politik dapat dipahami sebagai proses pembelajaran dan pemahaman akan hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

 

Pendidikan politik yang dibangun di masyarakat merupakan upaya untuk mendidik moralitas, budi pekerti, sikap, dan perilaku dalam masyarakat agar mereka memperoleh pengetahuan politik. Tantangan dan ancaman yang bersumber dari model politik yang berbasis pada kepentingan individu dan kolektif, seperti politik identitas, isu SARA, dan lain-lainnya yang biasanya muncul sebelum kegiatan pemilu dilaksanakan, akan dapat dilawan dan diatasi jika masyarakat terdidik secara politik.

 

Peran guru dalam pedidikan politik diharapkan dapat membuat masyarakat paham bahwa kehadiran politik dapat menjadi pilihan untuk menjembatani dan mewujudkan harapan masyarakat di berbagai bidang. Pendidikan politik diharapkan dapat melahirkan paradigma positif dan menghapus kesan negative. Politik nantinya tidak hanya dipandang sebagai sarana elit politik untuk meraih kekuasaan dengan menghalalkan berbagai cara.

 

Guru sebagai unsur cendikiawan terdidik yang mendidik harus bisa mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak alergi dengan dunia politik, apalagi apatis. Sudah seharusnya mereka, masyarakat didorong untuk menjadi tuan di negara demokrasi yang kita sepakati ini. Masyarakatlah yang seharusnya menakhkodai dan mengarahkan arah anginnya sehingga perahu kebijakan pemerintah benar-benar sesuai dengan keinginan dan kepentingan masyarakat sepenuhnya.

 

Harapan dan doa selalu dipanjatkan semoga kita semua selaku pendidik mampu menjadi pelopor pendidikan politik ini. Bagi para guru yang merupakan bagian dari kaum intelektual bangsa ini, adalah sebuah kewajiban moril untuk berpartisipasi dalam mencerdaskan masyarakat khususnya peserta didik menjadi masyarakat demokrasi yang cerdas…. Salaam sehat dan bahagia selalu….Aamiiin.


Penulis: Lusi Triana, S.Pd., MM (Pendidik di SMKN 1 Depok Jawa Barat)

 

Baca juga

Tinggalkan Komentar