“Keluarga Ujung Tombak Pencetak Generasi Peradaban”
Penulis: Jubaidah, S.S (SMK Assalamah Depok)
Mengamati berbagai macam fenomena dalam lingkungan masyarakat khususnya kaum remaja umur sekolah dalam dekade terakhir sungguh membuat kita miris. Bagaimana tidak potret buram nan kelam pemuda dan remaja saat ini begitu sangat memprihatinkan dan makin tak terkendali.
Berbagai persoalan seakan terus menerus menyerang dan pemudalah sasaran empuk untuk merusak suatu bangsa. Kasus demi kasus menyasar kaum muda. Narkoba, tawuran, seks bebas, prostitusi, kekerasan seksual, aborsi dan perilaku kriminal lainnya menempatkan pemudalah sebagai pelaku terbanyak.
Tidak sedikit diantara kita yang mampu mendeteksi permasalahan demi permasalahan diatas namun sayangnya tidak tau dan tidak mengerti apa sebenarnya sumber masalahnya dan apa solusi tuntas dari permasalah tersebut. Bahkan sebagian dari kita pun hanya mampu menyodorkan solusi parsial sehingga msalah-masalah tersebut tetap saja tumbuh subur menyerang kaum muda.
Sebagian pihak mengintimidasi dunia sekolahlah yang harus bertaggung jawab penuh dan sebagian lagi menuding bahwa peranan keluargalah yang harus menanganinya. Namun dari tahun ke tahun tetap saja perilaku kriminalistas yang dilakukan remaja semakin meningkat.
Lihatlah bagaimana trend dikalangan pemuda melakukan kekerasan seksual bersama-sama, pesta miras, narkoba bahkan tawuran antar pelajar yang pelaku utamanya adalah remaja usia sekolah. Ini sungguh memprihatinkan, bagaimana pemuda harusnya menjadi ujung tombak perubahan suatu bangsa dan Negara malah sibuk menyiapkan tombak dan parang untuk saling menyerang, merusak dan menyibukkan diri dengan hal-hal yang menghancurkan masa depan mereka.
Lalu siapa yang disalahkan atas degradasi moral remaja saat ini? Sekolahkah atau keluargakah yang harus dipenjarakan dalam hujatan persepsi masyarakan yang mengiris hati?
Permasalah yang membelit kaum remaja saat ini membutuhka solusi tuntas. Bagaimana tidak, masa depan bangsa sedang dipertaruhkan dan siap digadaikan dalam kubangan lumpur moral yang siap merenggut kehormatan suatu bangsa tercinta “INDONESIA”. Tentu disini kita tidak bisa mengandalkan solusi parsial melainkan kita perlu solusi hakiki dari setiap permasalhan ini.
Pendidikan adalah salah satu jawaban bagi pembentukan dan perbaikan generasi. Namun tentu dalam hal ini pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, melainkan membutuhkan pilar-pilar yang lain yang menyokongnya dan saling meguatkan satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini pendidikan dalam KELUARGA, MASYARAKAT, dan pedidikan dalam institusi pedidikan akan saling mendukung. Jika salah satu dari ketiganya rapuh maka akan berakibat semuanya roboh.
Gaya hidup masyarakat yang didominasi dan dipengaruhi oleh paham-paham liberal telah menempatkan materi sebagai standar kebahagiaan keluarga. Akibatnya keluarga menjadi miskin visi pendidikan dan pada akhirnya tujuan hidup mereka didominasi oleh upaya untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dan bagaimana untuk menghabiskannya demi kesenanga sesaat.
Suami istri yang sama-sama disibukkan oleh dunia kerja dan karier membuat keharmonisan keluarga menjadi pincang. Peran serta kewajiban suami istri sebagaimana yang telah diatur oleh hukum-hukum syara’ akhirya terabaikan. Dan akibatnya anak-anak menjadi kehilangan pegangan, panutan, dan pada akhirnya sedikit-demi sedikit lost control.
Selain itu Perkembang IPTEK dalam era globalisasi saat ini selain membawa manusia pada masa modern juga ikut serta mendorong manusia untuk terjerembab dalam kemerosotan moral yang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, pengaruh sosial media tidak sedikit mempengaruhi anak-anak dikalangan remaja khususya menjadi tidak beradab.
Pengaruh serta gaya hidup ala barat yang ditiru dari sosmed tidak sedikit membuatnya berada dalam keadaan stressing culture. Imitasi yang kebablasan inilah yang pada akhirnya membawa remaja-remaja labil terjebak dalam kebingungan interaksi sosial. Hingga tak jarang salah langkah adalah indikasi serius yang merusak moral anak bangsa.
Lalu dalam hal ini peran aktif pendidikan terutama didikan dibawah kontrol keluarga sangat dibutuhkan bagi pola perkembangan serta pembentukan cara pandang anak-anak. Bagaimana tidak, dalam mendidik serta megarahkan anak-anak kedalam hal-hal yang positif adalah bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan materi anak secara utuh atau tidak melainkan tentang bagaimana memenuhi kebutuhan Fisik dan psikis anak tersebut.
Peran keluarga dalam membentuk kepribadian beradab anak-anak sangatlah penting. Dimana dalam lingkungan tersebut mereka dididik tetang berbagai macam hal moral dan ketaatan kepada sang pencipta. Selain itu keluarga sebagai ujung tombak pencetak generasi peradaban juga memerlukan pegangan serta mengetahuan yang mumpuni agar anak yang dididik mendapatkan didikan yang tidak hanya baik tapi juga benar agar dikemudian hari anak menjadi tidak salah langka dalam menentuka sikap dan perbuatan serta tidak terjerembab dalam perilaku-perilaku yang menyimpang. **