
Swara Pendidikan (Cimanggis, Depok)- Ahmad Bahar penulis buku berjudul ‘Gibran The Next Presiden’ mengungkapkan kekecewaannya kepada pihak yang ingin menghambat louching bukunya pada 14 Juni 2024 di Solo.
“Saya baru loh lounching buku memakai pihak event organaizer (EO)yang besar dan profesional, biasanya saya menyiapkan lounching buku hanya internal tim saja,” kata Ahmad bahar kepada Swarapendidikan.co.id di Keko Café, Komplek Bukit Cengkeh 2, Tugu Cimanggis Depok, Rabu (19 /6/24).
Namun tiba-tiba dipertemuan ke empat dengan EO besar itu, sambungnya, secara mendadak event organaizer (EO) tersebut di H-3 mengundurkan diri.
“EO itu beralasan peluncuran buku tersebut sangat bermuatan politik,” ujarnya.
Menurut Bahar, hal itu sangat merugikan dirinya sebagai penulis dan Tim yang sudah menyiapkan berbagai hal, terutama berkenaan tamu undangan, karena beberapa pengusaha dari Pekanbaru, Makasar, Kalimantan yang sudah siap hadir.
“Mau gak mau lonching itu saya rubah konsepnya lebih sederhana, gak mungkin kalau lounching harus dibatalkan,” kata Bahar.
Hal yang penting kedua, penerbit buku ini juga tiba-tiba mengundurkan diri sehingga penerbitan di ambil alih olehnya. Tak hanya itu, Lanjut dia, nomor Handphone pun jadi korban.
“Di nomor ponsel saya banyak menerima pesan dari orang tak dikenal yang meminta pekerjaan, seakan saya Agen tenaga kerja,” cetusnya.
Diketahui, Ahmad Bahar Sebelum menulis buku Gibran The Next President, Dia tercatat pernah menulis tentang Putra Sulung Presiden Jokowi itu dalam bukunya berjudul Menang Ora Opo-Opo dan Kalah Ya Wis.
Selain itu, Ahmad Bahar juga menulis tentang Jokowi dalam buku berjudul 9 Alasan Memilih Joko, Presiden-Wakil Presiden 2014. Dia pernah juga menulis tentang sosok Khofifah Indar Parawansa dalam buku berjudul Khofifah Indar Parawansa Melawan Pembajakan Demokrasi.
Pada awal 2023, dia menulis tentang Anies Baswedan. Bukunya saat itu diberi judul Wawancara Imajiner dengan Anies Rasyid Baswedan, ‘Presiden 2024. Dan banyak lagi buku-buku lainnya.
“Gibran merupakan seorang tokoh yang layak dibicarakan tapi bagian dari peristiwa budaya, bukan peristiwa politik,” kata Bahar.
Dia menyatakan bukan orang politik, tidak punya kepentingan apapun dalam urusan politik. “Saya ini penulis, yang difikiran saya bagaimana caranya buku itu terjual” ucapnya.
Ahmad menjelaskan bahwa buku tersebut membahas tentang aspek kebudayaan. “Pada prinsipnya dari buku Gibran The Next President sebenarnya kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa buku yang kami tulis buku yang terkait dengan budaya,” pungkasnya. (NJ Saputra)