Swara Pendidikan (Cilodong, Depok) – SDIT Cipta Insani Cilodong kembali menyelenggarakan pembinaan rutin bagi seluruh guru, dengan fokus utama pada pelatihan bertema “Sekolah Aman, Menyenangkan Tanpa Bullying” pada Rabu (8 Oktober 2025), di ruang kelas 2 Marwah. Pelatihan ini dilaksanakan sebagai langkah preventif untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan.
Pembina Harian SDIT Cipta Insani, Wawan Hermaan, S.Hum, S.Pd menjelaskan tujuan pelatihan anti Bullying ini untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi tindakan perundungan (bullying) yang kerap terjadi baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat luas.
“Pelatihan ini kami rancang agar para guru memahami secara mendalam apa itu bullying, bagaimana mengenali bentuk-bentuknya, serta bagaimana cara menanganinya. Guru adalah garda terdepan dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak,” jelas Wawan kepada Awak Media selesai acara, Rabu sore (8/10/2025).
Secara rinci, kata Wawan, pelatihan ini mengangkat enam tujuan utama yang diharapkan dapat diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari di sekolah:
- Meningkatkan pemahaman: Memberikan pengetahuan kepada guru mengenai definisi bullying, bentuk-bentuknya (verbal, fisik, sosial, dan siber), serta dampaknya terhadap korban maupun pelaku.
- Menumbuhkan kesadaran dan empati: Membangun sikap saling menghargai, empati, dan peduli terhadap sesama untuk mencegah terjadinya perilaku merendahkan dan menyakiti.

- Mencegah terjadinya perundungan: Mengajarkan strategi kepada guru untuk mengenali tanda-tanda awal bullying serta langkah tepat dalam menghentikannya.
- Membangun lingkungan yang aman dan positif: Menciptakan budaya sekolah yang ramah anak, bebas dari kekerasan, dan mendukung perkembangan karakter siswa.
- Mendorong kolaborasi: Melibatkan semua pihak, mulai dari guru, siswa, orang tua, hingga masyarakat sekitar, dalam gerakan bersama melawan bullying.
- Membentuk karakter dan tanggung jawab sosial: Melatih peserta agar berani menolak, melawan, dan melaporkan tindakan bullying dengan cara bijak dan beretika.
Dia berharap pelatihan ini tidak berhenti sebagai teori, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam praktik pembelajaran dan interaksi sehari-hari.
“Kami ingin sekolah menjadi tempat yang nyaman, bukan hanya untuk belajar, tetapi juga untuk tumbuh dan berkembang secara sosial dan emosional,” ujar Wawan.
Melalui pelatihan ini, SDIT Cipta Insani menegaskan komitmennya dalam mendidik generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara emosional dan berkarakter kuat dalam membangun masyarakat yang lebih baik. (Nurjaya SP).




