
Swara Pendidikan (Beji, Depok) – Orang tua wali siswa menggelar tumpengan sebagai ungkapan syukur karena akhirnya di wilayah Beji berdiri SMP Negeri 34. Meski untuk sementara masih menumpang di SDN Kemirimuka 1.
Adalah Samsul Amin, warga Kemiri Muka, Kecamatan Beji mengaku sangat gembira dengan berdirinya sarana pendidikan berupa SMP Negeri di lingkungan mereka.
“Sangat terbantu sekali dengan adanya SMP Negeri 34 di sini. Selain dekat dengan lingkungan kami, keberadaan SMP ini jelas bisa mengakomodir anak-anak yang mau masuk SMP,” ungkap Samsul Amin, yang juga orang tua dari siswi kelas 7.2.
Selama ini, lanjutnya. Anak-anak yang akan melanjutkan sekolah di tingkat SMP, khususnya di wilayah Pondokcina, sangat kesulitan akibat tidak adanya SMP Negeri hingga para orang tua lebih memilih masukkan anak-anaknya ke SMP swasta. Sedang taraf ekonomi warga disini rata-rata, tidak semuanya mampu.

“Alhamdulillah keinginan warga terkabul. Dengan adanya SMPN 34 ini warga Pondokcina tidak jauh-jauh lagi mencari SMP saat PPDB, karena sebelumnya di Beji baru ada dua SMP negeri yakni SMPN 5 dan SMPN 26. Itupun warga disini harus menyeberang Jalan Margonda” tuturnya.
Sebagai bentuk rasa syukur, bersama sejumlah warga Pondokcina menggelar acara syukuran dengan potong tumpeng.
“Syukuran ini merupakan ungkapan syukur atas berdirinya SMPN 34 diwilayah kami. Dan kami juga atas nama warga Pondokcina mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Depok dan Dinas Pendidikan yang telah peduli dengan warga Pondokcina, khususnya anak anak usia sekolah,” ungkap Samsul Amin.
Taefur: MPLS SMPN 34 Lancar
Sementara itu, Taefur, guru SMPN 34 Beji mengaku selama pelaksanaan MPLS di SMPN 34 berjalan lancar dan kondusif.
“Untuk materi yang diberikan juga mengkuti ketentuan dari Disdik. Seperti IKM, karakter pelajar Pancasila, dan beberapa materi kepemimpinan. Alhamdulillah semua berjalan dengan kondusif, dan selama proses pembelajaran juga berjalan lancar,” ujar Taefur, guru SMPN 34 Beji.
Diakhir masa pengenalan lingkungan sekolah, Taefur mengajak siswa baru untuk melakukan penanaman pohon. Bibitnya disebar ke wilayah siswa masing-masing. Karena visi SMPN 34 adalah Ramah Lingkungan.
“Saya mengajak anak anak didik kita menjadi yang terbaik, generasi yang peduli dan ramah lingkungan, maka saya pandu dengan beberapa materi kemudian kita aksi. Dan hari terakhir itu, kepala sekolah. Bapak Tatag (Plt Kepsek SMPN 34) menanam pohon memberikan contoh. kemudian sebelum pulang, anak-anak saya beri bibit satu satu. Ada bibit pohon buah, bibit tanaman dan lain lain. Masing masing, dibangun kesadaran tentang lingkungan. Itulah akhir dari kegiatan MPLS kita,” papar Taefur.
Taefur merasa bersyukur, program yang digulirkan sekolah mendapat respon positif dari orang tua wali siswa.
“Alhamdulillah, seluruh orang tua murid, sangat mendukung program-program kami, bahkan kami kaget, orang tua siswa tanpa kami minta mengadakan tasyakuran atas adanya SMP Negeri 34 ini. Untuk itu kami atas nama kepala sekolah dan rekan rekan guru mengucapkan terimakasih kepada orang tua murid yang telah menerima kami dengan sangat baik,” ujarnya.
Taefur berharap, orang tua terus mendukung program program yang telah diprogram sekolah. Sesuai dengan visi misi sekolah.
“Kalo orang tua dan sekolah sinergi, kegiatan belajar jadi nyaman dan lancar. Dan Alhamdulillah selama ini antara guru dan ortusi komunikatif dan saling mendukung,” katanya.
Dan harapan kepada siswanya, Taefur meminta agar seluruh siswa didik bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.
H. Munir: lahan untuk SMP 34 sudah tersedia

Ditemui terpisah, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Pondokcina, H. Munir yang merupakan salah satu inisiator berdirinya SMP Negeri diwilayah Pondokcina mengatakan, lahan untuk SMP 34 sudah tersedia.
Menurutnya keberadaan sekolah negeri khususnya SMP diwilayah Pondokcina sangat penting bagi warga untuk bisa melanjutkan pendidikan lanjutan. Sebab kebanyakan warga diwilayah Pondokcina, ekonominya pas-pas-an.
“Mudah-mudahan tahun depan sudah mulai pembangunan gedung SMPN 34, karena lahannya sudah ada dan lokasinya juga representatif, jauh dari keramaian sehingga nantinya siswa bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan aman dan nyaman. Untuk sementara ini biar dulu siswanya menumpang di SDN Macan (sebutan SDN Kemirimuka 1, red),” pungkasnya. (gus)