
Swara Pendidikan (Cibinong, Bogor) – Ditengah kecendrungan orang tua untuk memasukan anak pada Sekolah Negeri, terutama untuk jenjang Sekolah Dasar Negeri (SDN).
Ada Madrasah Ibtidaiyah Syamsul ulum yang beralamat dijalan raya Sukahati muara beres, RTO4/4 Kel. Sukahati, kec. Cibinong.
Madrasah berdiri tahun 1953. Awal mula namanya Madrasah Diniyah, baru pada tahun 1986 menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Keberadaanya tersebut cukup menantang ditengah SDN-SDN favorit, bagaimana tidak?

tidak jauh dari situ, sebelah selatan ada SDN Muara Beres berjarak kurang lebih 500 meter. Kemudian lebih jauh, masih arah selatan ada SDN Karadenan. Kesebelah Utara ada SDN Pajeleran.
Namun, walaupun demikian ternyata Madrasah Ibtidaiyah (MI) Syamsul Ulum masih tetap jadi pilihan sebagian orangtua untuk mendaftarkan putra putrinya.
“Alhamdulillah hasil PPDB 2023 yang masuk ada 75 peserta didik baru. Dan jumlahnya tidak jauh berbeda dari tahun kemarin,” kata Kepala MI, Hadi Madropi, S.Pdi. saat awak Swara Pendidikan menyambanginya. Kamis, (20/7/23) lalu.
Hadi mengatakan, dari penambahan peserta didik baru, jumlah keseluruhan dari kelas 1 sampai kelas VI ada 457 siswa.
“Tidak ada cara khusus untuk menarik minat calon peserta didik agar Sekolah disini. Semua berjalan alamiah saja,” ungkapnya
Lebih jauh, Hadi mengungkapkan, cara mempertahankan keberadaan Sekolahnya, tidak lain dengan terus meningkatkan kualitas, dari mulai sarana dan prasarana, Kegiatan Belajar Mengajarnya (KBM), dan Ekstrakurikulernya.
“Karena Madrasah adalah pendidikan berbasis Agama. Bagaimana caranya nilai-nilai agama itu bisa dipelajari dan dipraktekan oleh anak-anak,” ungkapnya

Anak-anak bisa baca Qur’an, lanjut Hadi, bisa bahasa arab, belajar ilmu Fiqih. Untuk seninya, belajar marawis dan Hadroh.
Hadi mengaku, Sekolahnya memiliki 21 tenaga pengajar. 4 sudah PNS, dan tenaga honorer 17 guru.
“Kami melakukan seluruh pembiayaan sekolah ini hanya dari uang bos, terutama untuk para guru honorer,” imbuhnya
Hadipun berharap ada bantuan dari pihak-pihak terkait untuk perbaikan sarana dan prasarana.
“Butuh untuk memperbaiki gedung sekolah, menambah ruang belajar dan juga menambah kesejahteraan para guru honorer,” harapnya. (Nj)




