Swara Pendidikan, Sawangan (Depok) – Di tengah tantangan dunia kerja yang semakin dinamis, SMK An Nur Sawangan tidak hanya berfokus pada penyiapan lulusan siap kerja, tetapi juga mencetak generasi muda yang siap membuka lapangan pekerjaan melalui program kewirausahaan kreatif yang diterapkan di sekolah.
Kepala SMK An Nur, Ahmad Latip mengungkapkan, program kewirausahaan menjadi salah satu strategi sekolah untuk membekali siswa dengan mental wirausaha dan keterampilan praktis. Program ini menyasar siswa kelas XI yang dibagi ke dalam kelompok berisi empat orang, menjalankan proyek usaha secara bergilir setiap hari.
“Kewirausahaan kini diyakini sebagai solusi jitu untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Maka dari itu, kami memfasilitasi siswa untuk belajar langsung membangun usaha sejak dini,” ungkap Ahmad Latip saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (1/9/2025).
Menurutnya, program ini bukan hanya sekadar pelajaran teori di kelas, tetapi lebih kepada pengalaman langsung yang menuntut siswa untuk berpikir kreatif, berani mengambil risiko, serta belajar mengelola usaha dengan cara yang profesional.
“Program kewirausahaan ini dijalankan dalam dua skema utama: online dan offline.,” ucapnya
Untuk model online, siswa diarahkan untuk membuat konten promosi produk dan melakukan siaran langsung (live streaming) melalui media sosial dan platform e-commerce seperti Shopee. Di sini, siswa belajar tentang pemasaran digital, branding, serta teknik menjual produk secara daring yang saat ini menjadi tren di dunia bisnis modern.
Sementara untuk model offline, pihak sekolah memberikan bantuan modal usaha kepada setiap kelompok siswa. Modal tersebut diolah untuk memproduksi barang atau jasa yang dijual langsung ke konsumen. Hasil keuntungannya sepenuhnya menjadi milik siswa, yang diharapkan bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab dan motivasi untuk terus berkembang.
“Kami ingin anak-anak punya pengalaman real dalam mengelola usaha, mulai dari produksi, pemasaran, hingga pengelolaan keuntungan. Ini bukan simulasi semata, tapi pengalaman nyata,” ujarnya.
Setiap aktivitas siswa dalam program kewirausahaan ini tidak lepas dari pemantauan guru pembimbing. Selain sebagai bentuk pendampingan, monitoring ini juga menjadi bagian dari sistem penilaian dalam mata pelajaran Kewirausahaan.
Guru akan menilai aspek-aspek seperti ide usaha, kemampuan komunikasi dalam menjual produk, manajemen keuangan, kerja sama tim, serta inovasi yang diterapkan oleh siswa. Ini menjadi nilai tambah bagi siswa, karena pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan aplikatif.
Ahmad Latip menegaskan bahwa tujuan akhir dari program ini bukan hanya agar siswa bisa membuka usaha setelah lulus, tetapi juga menciptakan pribadi yang tangguh, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
“Kami ingin lulusan SMK An Nur tidak hanya jadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja. Jiwa entrepreneur itu harus ditanamkan sejak dini,” tandasnya. (Amr)