Makanan Bergizi Gratis, Harapan Hidup buat Fatir

by Redaksi
0 Komentar 24 Pembaca

Gambar Ilustrasi

Oleh : Nurjaya Saputra

Fatir, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, mengenakan seragam putih-merah yang sudah agak kusut. Kakinya berlari cepat, berusaha mengejar waktu agar tidak terlambat masuk ke kelas. Di tangannya, terlihat tas yang sudah mulai pudar warnanya, tanda sering dipakai. Wajahnya tampak lelah, namun ada semangat yang tak pernah padam di balik mata coklatnya.

Setiap pagi, Fatir selalu bangun lebih awal. Namun, bukan untuk dirinya sendiri. Pagi-pagi sekali, ia sudah menyiapkan adik-adiknya, Laila dan Dewa, yang masih berusia lima dan tiga tahun. Ia memberi mereka susu, memakaikan pakaian, dan memastikan keduanya siap untuk memulai hari meski terkadang mereka menangis ingin dipeluk oleh ibu mereka.

Ibu Fatir, Ratih, bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah rumah mewah di perumahan dekat mereka. Ibu Fatir dipaksa keadaan harus bekerja keras setelah ditinggal suaminya yang meninggal karena Covid’19.

Setiap hari, Ratih harus pergi lebih pagi untuk memastikan pekerjaannya selesai tepat waktu. Ratih tidak punya banyak waktu untuk memasak, apalagi untuk dirinya sendiri. Karena itu, Fatir dan adik-adiknya jarang sekali bisa menikmati sarapan yang layak. Mereka hanya bisa mengandalkan apa yang ada di rumah: roti kering atau kadang hanya segelas air.

Hari itu, seperti hari-hari lainnya, Fatir berjalan kaki menuju sekolah. Di sepanjang jalan, ia mengingat kata-kata ibunya yang selalu mengingatkannya untuk tetap semangat dan belajar dengan baik, meski mereka tidak memiliki banyak hal.

“Kamu harus kuat, Fatir. Untuk dirimu, untuk adik-adikmu, dan untuk masa depanmu,” itulah nasihat Ratih setiap kali mereka berpisah di pagi hari.

Setibanya di sekolah, Fatir langsung menuju barisan siswa yang sedang menunggu giliran untuk mengambil makanan gratis. Sekolahnya, SDN di kota Depok, merupakan salah satu sekolah yang terpilih untuk mendapatkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini menjadi harapan baru bagi anak-anak yang kurang mampu, seperti Fatir.

Ia merasa bersyukur karena setidaknya setiap hari, setelah berjam-jam beraktivitas di sekolah, ada makanan bergizi yang bisa membuatnya lebih kuat. Begitu mendapat giliran, Fatir mengambil tray makanan yang berisi nasi, sayur, ikan, dan buah. Rasa makanan itu buat Fatir tidak hanya lezat, tetapi juga dinikamti penuh dengan rasa syukur. Bagi Fatir, makanan ini bukan hanya untuk mengisi perut, tetapi juga memberi semangat untuk menghadapi tantangan hidup.

Setelah selesai makan, Fatir kembali duduk di bangkunya dengan perasaan lebih baik. Di kelas, ia tetap menjadi siswa yang tekun, meskipun banyak hal yang harus ia hadapi. Ketika jam istirahat tiba, ia tidak pernah bermain seperti teman-temannya. Ia lebih memilih untuk belajar atau membantu guru jika ada pekerjaan yang perlu diselesaikan.

“Fatir, nanti sore bantu Ibu ya di rumah,” kata salah seorang temannya, Nia, yang tahu Fatir seringkali harus membantu ibunya di rumah setelah sekolah.

“Terima kasih, Nia. Tapi aku harus pulang cepat, ada adik yang harus dijaga,” jawab Fatir sambil tersenyum.

Teman-temannya sering merasa iba, namun Fatir selalu mencoba menyembunyikan beban berat di pundaknya. Bagi Fatir, apapun yang terjadi, adik-adiknya adalah tanggung jawabnya.

Sekembalinya di rumah, ia langsung membereskan rumah dan menyiapkan makanan untuk adik-adiknya. Meski ia lelah, ia tahu bahwa itu adalah hal yang harus dilakukan. Sore itu, Ratih pulang lebih cepat dari biasanya. Ketika melihat Fatir yang sibuk mengurus semuanya, ia hanya bisa mengelus kepala anaknya dengan penuh kasih.

“Kamu hebat, Fatir. Ibu bangga padamu,” kata Ratih dengan suara bergetar penuh kesedihan.

Fatir hanya tersenyum. Ia tidak menginginkan pujian atau penghargaan. Yang ia inginkan hanyalah melihat adik-adiknya tumbuh dengan baik dan mendapatkan pendidikan yang layak. Sebagai anak yatim, Fatir tahu bahwa hidup tidak selalu mudah, tetapi ia tidak akan menyerah. Setiap langkahnya adalah perjuangan, dan ia yakin bahwa suatu hari nanti, harapan itu akan menjadi kenyataan.

Dengan bantuan program Makan Bergizi Gratis, Fatir merasa ada secercah harapan yang bisa membantunya dan keluarganya bertahan. Ia tahu bahwa meskipun banyak hal yang masih harus dihadapi, ada banyak orang di luar sana yang peduli dan berusaha membuat dunia sedikit lebih baik.

Fatir juga ingin suatu hari kelak bisa menjadi seseorang yang bisa membawa perubahan bagi orang-orang di sekitarnya.

Fatir menatap langit sore yang cerah dengan penuh harapan. Mungkin, hidupnya tidak mudah, tapi ia yakin bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dan meraih mimpi.(*)

 

Baca juga

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel & foto di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi!!