Swara Pendidikan (Panmas, Depok)- Lembaga Sensor Film (LSF) RI menggandeng SDN Depok Baru 2 mengadakan parenting Budaya Sensor Mandiri bagi orangtua dan para siswa, Kamis (22/11/24). Kegiatan di ikuti 300 peserta terdiri dari perwakilan orang tua dan siswa-siswi dari kelas 1-6.
Ketua Komisi III LSF RI, Kuat Prihatin, S.Sos, MM mengatakan, sensor adalah alat kontrol terhadap produk sinema atau film demi melindungi masyarakat dari produk film yang tidak berguna bagi masyarakat, khusus para peserta didik.
“Sebelum ditayangkan ke publik, suatu produk film terlebih dahulu harus disensor di LSF RI, karena tidak semua film itu bermauatan hal yang posisitf,” kata Kuat.
Dia berharap, melalui gerakan nasional budaya sensor mandiri masyarakat memiliki pengetahuan film-film mana yang cocok untuk keluarga, terutama anak-anak.
Sementara itu, Ketua Subkomisi Desa Sensor Mandiri dan Komunitas LSF RI, Hairus Salim S.Ag menjelaskan bahwa sensor bisa dilakukan secara mandiri oleh setiap keluarga saat menonton film di rumah.
“Di rumah setiap keluarga hendaknya melakukan pendampingan kepada anggota keluarga lain ketika menonton film atau sinema di rumah,” ujarnya.
Mewakili Kadisdik Kota Depok, kordinator pengembang teknologi pembelajaran, Bahrun mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya hal itu penting untuk pembentukan karakter peserta didik.
“Kami berharap para orangtua dan para siswa mengikuti acara ini karena penting untuk pembentukan karakter anak didik,” kata Bahrun.
Sementara itu, Kepala SDN Depok Baru 2, Kusrini Maryati M.Pd mengatakan, sekolahnya sudah merencanakan membuat kegiatan itu, tetapi belum tahun ini.
“Kami bersyukur dan berterima kasih diakhir tahun ini LSF RI mengajak SDN Drpok Baru 2 mengadakan kegiatan ini,” ucap Kusrini.
Kegiatan parenting itu diakhiri pemberian plakat dari LSF kepada Disdik dan Kepala SDN Depok Baru 2. (Jaya)