Ketua BPK RI Hadiri Penganugerahan Doktor HC Untuk Puan Maharani

by Redaksi
0 Komentar 547 Pembaca
Ketua BPK RI Dr. Agung Firman Sampurna bersama mantan Presiden RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Dr. (H.C) Hj. Megawati Soekarnoputri, Mantan Wakil Presiden RI, Drs. H. Jusuf Kalla, dan Ketua MPR RI, H. Bambang Soesatyo, SE, MBA.

Ketua BPK RI Dr. Agung Firman Sampurna bersama mantan Presiden RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Dr. (H.C) Hj. Megawati Soekarnoputri, Mantan Wakil Presiden RI, Drs. H. Jusuf Kalla, dan Ketua MPR RI, H. Bambang Soesatyo, SE, MBA.

Swara Pendidikan.co.id (SEMARANG) –  Ketua BPK RI Dr. Agung Firman Sampurna ikut hadir dalam penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa dalam Bidang Kebudayaan dan Kebijaksanaan Pembangunan Manusia kepada Puan Maharani, S.Sos. yang merupakan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR) RI di Gedung Prof. Sudarto, SH Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jateng, Jumat (14/02/2020).

Acara diawali dengan pembacaan Surat Keputusan Rektor tentang  penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa oleh Rektor Undip Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH yang dilanjutkan dengan pidato Puan Maharani berjudul “Kebudayaan Sebagai Landasan Utama Membangun Manusia Indonesia Berpancasila Menuju Era Masyarakat 5.0”

Hadir pula mantan Presiden RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Dr. (H.C) Hj. Megawati Soekarnoputri, Mantan Wakil Presiden RI, Drs. H. Jusuf Kalla, dan Ketua MPR RI, H. Bambang Soesatyo, SE, MBA. Acara perhelatan ini selesai hingga pukul 16.20, dengan diakhir ucapan selamat dari para undangan.

Ketua BPK RI Dr. Agung Firman Sampurna bersama mantan Presiden RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Dr. (H.C) Hj. Megawati Soekarnoputri, Mantan Wakil Presiden RI, Drs. H. Jusuf Kalla, dan Ketua MPR RI, H. Bambang Soesatyo, SE, MBA.

Hadir mantan Presiden RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Dr. (H.C) Hj. Megawati Soekarnoputri, Mantan Wakil Presiden RI, Drs. H. Jusuf Kalla, dan Ketua MPR RI, H. Bambang Soesatyo, SE, MBA.

Ketua BPK RI Dr. Agung Permana Sampurna mengatakan bahwa satu sisi manusia adalah produk kebudayaan, namun di sisi lain manusia juga pencipta kebudayaan. Artinya, kata Agung, manusia perlu memelihara tradisi dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya.

Agung menambahkan, pada saat yang sama manusia juga perlu melakukan cultural engineering (rekayasa budaya) dengan memperbaiki dan atau memutakhirkan nilai-nilai yang ada dalam budaya untuk secara berkesinambungan meningkatkan kualitas hidup.

Dalam konteks cultural engineering itu, menurutnya, saat ini dipandang perlu untuk membudayakan akuntabilitas sebagai bagian dari nilai-nilai kebudayaan kita. Suatu budaya yang menempatkan seseorang untuk memiliki komitmen sekaligus kemampuan melakukan segala sesuatunya dengan cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan. Accountability for All atau akuntabilitas untuk semua. (gus/KBH)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel & foto di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi!!

Baca juga