Swara Pendidikan (Depok) – Dugaan adanya pungutan liar (pungli) dalam proses pengadaan seragam (khas) sekolah di Kota Depok kembali mencuat. Sejumlah kepala sekolah diwilayah Sawangan dan Cinere mengaku dimintai iuran seragam sebesar Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per sekolah.
Dari penelusuran tim Swara Pendidikan di lapangan, salah seorang kepala sekolah di wilayah Sawangan Depok membenarkan adanya permintaan tersebut.
“Kami diminta Rp150 ribu untuk pengamanan seragam,” ungkap seorang kepsek yang namanya minta tidak disebutkan.
Kepala sekolah mengakui bahwa pengadaan seragam khas sekolah memang tetap ada, namun pihak sekolah tidak secara langsung mengelolanya. “Yang mengurus sekarang orang tua, bukan sekolah,” ungkapnya.
Meski begitu, dalam kesepakatan yang dibuat, muncul nama Imam Kurtubi yang disebut-sebut siap “mengawal” jalannya pengumpulan dana tersebut.
“Dalam rapat sudah disepakati. Imam Kurtubi siap memberikan pengawalan. Memang ada iuran Rp150.000 per sekolah, dan sudah dibayar,” kata kepala sekolah.
Ia juga menambahkan bahwa uang itu untuk pengamanan biar tidak ada gangguan dari pihak-pihak lain. “Katanya tidak ada masalah, dan Imam siap mengawal, agar pengadaan seragam tetap aman, dan tidak ada gangguan, dan semuanya (21 sekolah,red) sudah sepakat,” ungkapnya. (tim redaksi)
Redaksi Swara Pendidikan akan terus menelusuri perkembangan ini dan siap menerima klarifikasi dari pihak-pihak terkait.
Ketua LSM lembaga pemantau pembangunan
HATI2 KALAU GUBERNUR KDM TURUN GUNUNG, ORANG BERNAMA IMAM KURTUBI BISA NGGAK BISA TIDUR, BISA DILAPORKAN KE POLISI.