Swara Pendidikan (Tapos, Depok)– Kepala SDN Sukatani 7, Screen Listina, S.Pd.SD, M.Pd., yang baru enam bulan menjabat, memiliki tantangan tersendiri saat ditugaskan di salah satu SDN favorit di Kecamatan Tapos. Dengan gedung sekolah megah tiga lantai, 768 siswa, 26 guru, dan 4 tenaga kependidikan, dirinya bertekad untuk mengelola, mengendalikan, serta memajukan sekolah yang dipimpinnya.
Untuk diketahui, Screen Listina mulai menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 2020, pertama kali memimpin SDN Cilangkap 8, selama 4 bulan sebagai pelaksana tugas (Plt), kemudian dipindahkan ke SDN Sukatani 5., dari Desember 2021 sampai dengan Juli 2024, mengabdi di sana. Kemudian pada Juli 2024, ia ditempatkan di SDN Sukatani 7. Pengalaman dan tekad kuatnya untuk memajukan pendidikan menjadi modal utama dalam kepemimpinannya.
“Saya memimpin sekolah dengan niat untuk amal kebaikan, amanah, dan berkomitmen untuk menerapkan keteladanan baik bagi guru maupun siswa,” ungkap Ina saat ditemui Swara Pendidikan di ruang kerjanya pada Rabu, 15 Januari 2025.
Keteladanan dalam Kepemimpinan
Menurutnya, keteladanan adalah prinsip utama dalam kepemimpinan, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagai pemimpin, selain memiliki niat yang lurus, ia juga harus memberikan contoh yang baik.
Ina mencontohkan pentingnya keteladanan dalam kepemimpinannya. Dalam kegiatan piket pagi menyambut siswa, ia memberikan contoh selalu datang lebih awal sehingga guru yang bertugas piket mengikuti datang lebih awal.
“Sebagus apapun program, sebanyak apapun program itu, tanpa adanya keteladanan, tidak akan berhasil. Apapun yang saya lakukan, ingin semuanya menjadi contoh yang baik bagi guru dan siswa,” ujarnya.
Program untuk Meningkatkan Kualitas Guru dan Siswa
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, setiap bulan, SDN Sukatani 7 mengadakan kegiatan refleksi bagi para guru. Program ini bertujuan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar dan membahas persoalan-persoalan yang dihadapi oleh guru.
Selain itu, Ina juga menerapkan program khusus pada hari Jumat, yang melibatkan semua guru, baik yang beragama Islam maupun Kristen.
“Saat guru laki-laki melaksanakan ibadah shalat Jumat, guru perempuan yang beragama Islam dan Kristen membuka forum terpisah. Kegiatan ini bertujuan untuk saling mengingatkan dan berbagi ilmu dengan tema yang berbeda setiap minggunya. Setelah itu, seluruh guru berdiskusi tentang komunitas belajarnya (Kombel) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” imbuhnya.
Program Zero Waste dan Sekolah Sehat
Sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, SDN Sukatani 7 memiliki dua program unggulan: Zero Waste dan Sekolah Sehat.
Program Zero Waste bertujuan untuk mengurangi sampah dan mendidik siswa untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan. Sebelum adanya program ini, sampah yang dihasilkan sekolah mencapai sepuluh kantong sampah (trash bag) per hari. Setelah dijalankan, jumlah sampah yang terkumpul berkurang menjadi hanya dua trash bag per hari.
“Keberhasilan program Zero Waste tidak terlepas dari prinsip keteladanan. Sebelum program ini diterapkan kepada siswa, terlebih dahulu saya mencontohkan kepada para guru. Saya memberikan tumbler dan wadah makan kepada mereka. Tidak ada lagi guru yang membawa makanan dalam bungkus plastik atau air minum kemasan. Setelah guru mencontohkan, baru siswa diwajibkan mengikuti,” tutur Ina.
Sementara itu, program Sekolah Sehat fokus pada peningkatan kualitas kesehatan siswa dan guru melalui kegiatan olahraga, pola makan sehat, dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Berkat program ini, SDN Sukatani 7 berhasil meraih juara pertama dalam lomba Sekolah Sehat tingkat Kota Depok dan bahkan meraih prestasi tingkat Provinsi Jawa Barat.
“Program sekolah sehat ini dari program kepala sekolah yang lama, saya hanya meneruskannya untuk ikut lomba sekolah sehat tingkat provinsi Jawa Barat,” tambahnya.
Program Sholat Fardu Berjamaah
Di SDN Sukatani 7, penerapan 5 hari wajib belajar membuat siswa pulang sekolah pada jam 13.45, yang berarti waktu Dzohor masih berlangsung saat mereka berada di sekolah. Untuk itu, Ina mewajibkan siswa untuk sholat Dzohor berjamaah sesuai tingkatan kelas. Siswa kelas kecil melaksanakan sholat di mushola, sementara siswa kelas besar melaksanakan di lantai 2 dan lantai 3.
“Kami mewajibkan anak-anak untuk sholat Dzohor berjamaah sesuai dengan tingkatan kelasnya. Ini adalah bagian dari pembinaan karakter dan penerapan nilai-nilai agama di sekolah. Untuk siswa beragama kristen juga mendapat bimbingan khusus dari guru,” jelasnya.
Kepemimpinan yang penuh keteladanan dan berbagai program inovatif, Screen Listina terus berupaya memajukan SDN Sukatani 7, menjadikannya sekolah yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, tetapi juga dalam kualitas karakter siswa dan kebersihan lingkungan. (NJ Saputra)