Swara Pendidikan (Bojongsari, Depok)— Dalam upaya mengatasi permasalahan sampah organik di lingkungan masyarakat, Kelurahan Pondok Petir, Bojongsari menggelar pelatihan dan implementasi budidaya maggot, pada Kamis (17/4/2025) di lingkungan RT 03 RW 05.
Pelatihan ini diprakarsai langsung oleh Lurah Pondok Petir, Badrudin, dan diikuti oleh warga setempat serta aparatur kelurahan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Camat Bojongsari, Rijal Farhan, Sekretaris Kelurahan (Sekel), para kepala seksi, serta narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok.
Menurut Badrudin, budidaya maggot diharapkan dapat diterapkan di setiap RW yang ada di wilayah Pondok Petir. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah organik rumah tangga yang selama ini menjadi permasalahan utama di lingkungan.
“Kalau setiap RW bisa membudidayakan maggot, maka sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pakan maggot. Dengan begitu, volume sampah rumah tangga akan berkurang secara signifikan,” kata Badrudin di sela-sela kegiatan.
Dia juga menjelaskan bahwa sampah non-organik dapat dipilah untuk dijual ke pengepul atau dimanfaatkan kembali, sementara sisanya yang benar-benar tidak bisa digunakan akan menjadi residu. RT 03 RW 05 dijadikan sebagai lokasi percontohan (pilot project) karena sudah memiliki praktik budidaya maggot yang cukup berhasil.
“Di sini (RT 03/05) sudah ada budidaya maggot yang berjalan, dan ini akan terus dikembangkan. Selain bisa mengelola sampah, maggot juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan,” jelasnya.
Ion, staf kelurahan yang turut hadir, menyampaikan keberhasilan budidaya maggot di wilayah ini juga mendukung program ketahanan pangan. Maggot yang dibudidayakan, dimanfaatkan untuk pakan ikan lele, sehingga menghasilkan nilai ekonomi tambahan bagi warga.
Salah satu pelaku budidaya maggot, Setia Budi, menceritakan bahwa dia telah menjalankan usaha ini sejak tahun 2021 hingga 2023, meskipun sempat terhenti. Saat ini, usahanya kembali berjalan dengan pengembangan lahan yang lebih luas.
“Dulu kami mulai dengan lahan seluas 8 x 2,5 meter persegi dan bisa menghasilkan sekitar 15 kilogram maggot per hari. Sekarang lahan budidayanya sudah berkembang menjadi sekitar 50 meter persegi,” ungkap Setia. (Dib)